Kematian 'Queen of Rock' Tina Turner terungkap
Jakarta (ANTARA) - Suatu hari setelah Tina Turner meninggal pada usia 83 tahun, penyebab kematiannya dikaitkan dengan penyebab alami, perwakilan Queen of Rock itu mengatakan kepada awak media bahwa kematiannya terjadi setelah lama sakit, seperti dilaporkan Eonline, Jumat (26/5).
Pada 24 Mei, tim dari musisi legendaris itu menceritakan bahwa Turner meninggal dunia di rumahnya di Swiss.
"Dengan musik dan hasratnya yang tak terbatas sepanjang hidup, dia memikat jutaan penggemar di seluruh dunia dan menginspirasi bintang-bintang masa depan," sebuah pernyataan yang diunggah di halaman media sosialnya.
"Hari ini kami mengucapkan selamat tinggal kepada seorang teman tersayang yang meninggalkan kami semua karya terbesarnya, yakni musiknya. Semua belas kasih tulus kami sampaikan kepada keluarganya. Turner, kami akan sangat merindukanmu," tulis tim.
Selama tahun-tahun terakhir hidupnya, pelantun "Proud Mary" itu membuka diri tentang dirinya yang sedang melawan beberapa masalah kesehatan, termasuk tekanan darah tinggi, vertigo, stroke, kanker usus, dan gagal ginjal.
Dalam film dokumenternya tahun 2021, Turner, juga menceritakan bahwa dia mengalami gangguan stres pascatrauma akibat pernikahannya yang kacau dengan mantannya Ike Turner.
"Saya telah mengalami roller-coaster yang liar dalam empat tahun sejak pernikahan saya, bahkan saya mengalami kesulitan menjaga agar bencana medis saya tetap terkendali," tulis Turner yang pernah menikah dengan eksekutif musik Erwin Bach pada 2013 dalam bukunya, “My Love Story”.
Kematian Turner terjadi hanya lima bulan setelah kematian putranya, Ronnie, dan hampir lima tahun setelah putra pertamanya Raymond Craig meninggal.
Penerjemah: Pamela Sakina
Pada 24 Mei, tim dari musisi legendaris itu menceritakan bahwa Turner meninggal dunia di rumahnya di Swiss.
"Dengan musik dan hasratnya yang tak terbatas sepanjang hidup, dia memikat jutaan penggemar di seluruh dunia dan menginspirasi bintang-bintang masa depan," sebuah pernyataan yang diunggah di halaman media sosialnya.
"Hari ini kami mengucapkan selamat tinggal kepada seorang teman tersayang yang meninggalkan kami semua karya terbesarnya, yakni musiknya. Semua belas kasih tulus kami sampaikan kepada keluarganya. Turner, kami akan sangat merindukanmu," tulis tim.
Selama tahun-tahun terakhir hidupnya, pelantun "Proud Mary" itu membuka diri tentang dirinya yang sedang melawan beberapa masalah kesehatan, termasuk tekanan darah tinggi, vertigo, stroke, kanker usus, dan gagal ginjal.
Dalam film dokumenternya tahun 2021, Turner, juga menceritakan bahwa dia mengalami gangguan stres pascatrauma akibat pernikahannya yang kacau dengan mantannya Ike Turner.
"Saya telah mengalami roller-coaster yang liar dalam empat tahun sejak pernikahan saya, bahkan saya mengalami kesulitan menjaga agar bencana medis saya tetap terkendali," tulis Turner yang pernah menikah dengan eksekutif musik Erwin Bach pada 2013 dalam bukunya, “My Love Story”.
Kematian Turner terjadi hanya lima bulan setelah kematian putranya, Ronnie, dan hampir lima tahun setelah putra pertamanya Raymond Craig meninggal.
Penerjemah: Pamela Sakina