Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis fisik dan rehabilitasi medis RS Pusat Jantung Nasional Harapan Kita dr. Kevin Priyanto Sp.KFR menyarankan pasien yang telah menjalani operasi jantung untuk tidak mengangkat beban berat untuk menghindari cedera.
“Setelah operasi kami nggak menyarankan untuk mengangkat beban, kalau angkat beban jangan (setinggi) lewat di atas mata,” ujarnya dalam diskusi kesehatan jantung di Jakarta, Rabu.
Dokter yang juga anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Indonesia (PERDOSRI) ini mengatakan, saat operasi jantung, dokter akan memotong tulang dada yang tersambung dengan tulang selangka (collar bone).
Baca juga: Pasien sakit jantung yang tak bisa jalani bedah invasif minimal
Efek dari operasi pada tulang dada yang tersambung dengan collar bone akan berpengaruh terhadap kegiatan yang memerlukan pergerakan dari tulang tersebut, seperti kegiatan menulis, memeluk, dan mengangkat bahu hingga atas mata. Akibatnya, pasien akan merasakan sakit di bahu jika tidak berhati-hati menjalankan kegiatan seperti itu.
Lebih lanjut, Kevin mengatakan, mengangkat beban di atas 2,5 kg memakai satu tangan, aktivitas menarik barang dari atas dengan satu tangan, berkendara sendiri dan mengambil barang dari belakang juga disarankan untuk dihindari oleh pasien pascaoperasi jantung untuk menghindari cedera lebih lanjut.
“Hal-hal ini yang harus dicegah, termasuk angkat galon juga nggak 'disaranin',” kata Kevin menegaskan.
Dokter lulusan Universitas Indonesia ini mengatakan, RSPJN Harapan Kita tidak hanya melayani rehabilitasi jantung pada pasien dewasa, namun juga berlaku pada pasien anak maupun bayi. Untuk pasien bayi, dokter akan mengejar target tumbuh kembangnya sesuai tahapan di usianya. Hal ini karena pasien jantung anak atau bayi tumbuh kembangnya bisa berbeda dengan anak sehat seusianya.
Dokter akan memantau perkembangan bayi apakah sudah bisa duduk dengan tegap agar dapat memantau tarikan nafas dan gerakan dadanya, serta untuk anak yang sudah bisa berjalan atau berlari, dokter akan lihat saturasi oksigennya.
Baca juga: Pentingnya ukuran ring yang tepat bagi pasien jantung koroner
“Yang penting anak sehat sesuai dengan kemampuan anak tersebut sehingga bisa mencapai perkembangan yang optimal,” ujarnya.
Kevin juga menyarankan, pasien yang akan melakukan operasi jantung sebaiknya melatih otot dada dengan latihan pernapasan. Latihan ini perlu agar dada bisa mengembang, sehingga setelah operasi otot dada masih cukup kuat untuk mendukung aktivitas.
Hindari juga latihan kardio yang berat karena jantung belum cukup kuat pascaoperasi sehingga keluhan nyeri dada, cepat lelah, dan sesak napas bisa diminimalisir.
Kevin mengatakan RSPJN Harapan Kita memiliki intervensi dari semua tenaga kesehatan yang menangani rehabilitasi pasien operasi jantung. Tidak hanya dokter jantung, namun juga ada perawat yang memeriksa luka, dan intervensi dari sisi psikologis.
“Jadi apa yang dibutuhkan dulu tapi yang namanya rehab jantung memang sebuah paket komplit dan nggak cuma olahraga doang, yang kita targetkan adalah perubahan gaya hidup,” kata Kevin.
Berita Terkait
Basarnas Palangka Raya pacu kemampuan relawan operasi SAR
Selasa, 3 Desember 2024 11:46 Wib
Polres Bartim tindak berbagai pelanggaran selama Operasi Zebra Telabang 2024
Selasa, 29 Oktober 2024 4:53 Wib
Peringati Hari Penglihatan Sedunia, 20 warga Kotim dibantu operasi katarak gratis
Minggu, 27 Oktober 2024 19:13 Wib
Mengenal keunggulan metode laser untuk atasi wasir
Jumat, 25 Oktober 2024 15:44 Wib
Wakapolda Kalteng sosialisasikan keselamatan berlalu lintas ke komunitas
Kamis, 24 Oktober 2024 19:03 Wib
Tim gabungan tangkap pimpinan KKB Paniai
Kamis, 17 Oktober 2024 15:01 Wib
Polres Kobar disiplinkan pengendara melalui Operasi Zebra Telabang
Selasa, 15 Oktober 2024 8:32 Wib
Imigrasi Palangka Raya laksanakan operasi jagatara III di Bartim
Senin, 14 Oktober 2024 19:11 Wib