Pengobatan pasangan penderita diabetes-sakit saraf tertolong program JKN
Palangka Raya (ANTARA) - Proses pengobatan pasangan suami istri penderita diabetes dan sakit saraf di Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) tertolong berkat adanya program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
"Berobat menggunakan Program JKN telah membantu diri saya dan suami mendapatkan layanan kesehatan yang terbaik. Bagi saya yang menderita diabetes, bisa berobat rutin menggunakan JKN dan masih diberi kesehatan merupakan anugerah tersendiri yang harus disyukuri," kata peserta JKN Istikanah (54) di Palangka Raya, Selasa.
Dia mengatakan, program yang dilaksanakan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan sampai saat ini telah menjadi penopang ia dan suami yang bernama Tugino (57) berobat demi untuk menjaga kondisi kesehatan.
“Saya yang punya riwayat sakit diabetes harus rutin kontrol ke rumah sakit dan selalu minum obat setiap hari. Dengan mempunyai Program JKN ini saya bisa kontrol dan mengkonsumsi obat tanpa ada biaya sepeserpun yang saya keluarkan," katanya.
Apalagi dia juga harus mendapatkan obat insulin untuk menjaga kadar gula darah, kalau tidak punya JKN mungkin sudah tidak bisa berobat lagi. Ia pun bersyukur ada Program JKN yang dibuat oleh pemerintah.
Istikanah menegaskan, meskipun ia dan suaminya berobat ke fasilitas kesehatan menggunakan fasilitas dari Program JKN, ia tetap diterima dengan baik oleh petugas yang ada di fasilitas kesehatan.
Dia juga merasakan bahwa pelayanan yang diberikan tidak dibeda-bedakan oleh fasilitas kesehatan. Semua petugas yang ada menurutnya sangat ramah dan telah bekerja sesuai dengan prosedur mereka.
Baca juga: RSUD Muara Teweh terima sertifikat FKRTL dari kedeputian Wilayah
Selama pengalaman berobat sebagai Peserta JKN, petugas yang ada semuanya melayani dengan baik. Petugas juga ramah dalam memberikan pelayanan, dokter yang memeriksa juga menjelaskan kondisi kesehatan maupun sakit yang diderita dengan jelas.
"Menurut saya sama sekali tidak ada perbedaan pelayanan yang dilakukan oleh petugas baik kepada pasien JKN maupun kepada pasien lainnya. Pasti petugas yang ada di sini juga sudah bekerja sesuai dengan prosedur mereka untuk memberikan layanan yang terbaik,” katanya.
Selain menjelaskan kondisi penyakit yang ia derita, Istikanah juga menjelaskan kondisi penyakit serta pengalaman suaminya yang juga diharuskan rutin kontrol ke rumah sakit oleh dokter akibat menderita sakit saraf.
Sama seperti Istikanah, Tugino juga berobat ke fasilitas kesehatan dengan menggunakan fasilitas dari Program JKN yang dimilikinya. Tugino juga berobat karena ada riwayat sakit saraf. Setiap bulan pasti berobat dan kontrol dengan dokter spesialis saraf.
"Saya dan suami selalu pergi berobat bersama-sama setiap bulan, keberadaan Program JKN ini terasa sekali sangat membantu untuk kami sekeluarga, apalagi kami berdua selalu kontrol berobat setiap bulannya,” kata Istikanah.
Diketahui bahwa Tugino dan Istikanah terdaftar dalam kepesertaan Program JKN melalui segmen kepesertaan Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU).
Mereka berdua berkomitmen untuk terus melakukan kewajibannya sebagai peserta Program JKN dengan rutin melakukan pembayaran iuran demi menjaga status kepesertaan mereka pada Program JKN tetap aktif dan dapat digunakan kapan saja saat dibutuhkan.
Baca juga: Cakupan kepesertaan nasional BPJS Kesehatan capai 95,7 persen
Baca juga: Program JKN ringankan pengobatan penderita penyakit jantung
Baca juga: BPJS Kesehatan-Kejari Gunung Mas kerja sama peningkatan keaktifan peserta
"Berobat menggunakan Program JKN telah membantu diri saya dan suami mendapatkan layanan kesehatan yang terbaik. Bagi saya yang menderita diabetes, bisa berobat rutin menggunakan JKN dan masih diberi kesehatan merupakan anugerah tersendiri yang harus disyukuri," kata peserta JKN Istikanah (54) di Palangka Raya, Selasa.
Dia mengatakan, program yang dilaksanakan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan sampai saat ini telah menjadi penopang ia dan suami yang bernama Tugino (57) berobat demi untuk menjaga kondisi kesehatan.
“Saya yang punya riwayat sakit diabetes harus rutin kontrol ke rumah sakit dan selalu minum obat setiap hari. Dengan mempunyai Program JKN ini saya bisa kontrol dan mengkonsumsi obat tanpa ada biaya sepeserpun yang saya keluarkan," katanya.
Apalagi dia juga harus mendapatkan obat insulin untuk menjaga kadar gula darah, kalau tidak punya JKN mungkin sudah tidak bisa berobat lagi. Ia pun bersyukur ada Program JKN yang dibuat oleh pemerintah.
Istikanah menegaskan, meskipun ia dan suaminya berobat ke fasilitas kesehatan menggunakan fasilitas dari Program JKN, ia tetap diterima dengan baik oleh petugas yang ada di fasilitas kesehatan.
Dia juga merasakan bahwa pelayanan yang diberikan tidak dibeda-bedakan oleh fasilitas kesehatan. Semua petugas yang ada menurutnya sangat ramah dan telah bekerja sesuai dengan prosedur mereka.
Baca juga: RSUD Muara Teweh terima sertifikat FKRTL dari kedeputian Wilayah
Selama pengalaman berobat sebagai Peserta JKN, petugas yang ada semuanya melayani dengan baik. Petugas juga ramah dalam memberikan pelayanan, dokter yang memeriksa juga menjelaskan kondisi kesehatan maupun sakit yang diderita dengan jelas.
"Menurut saya sama sekali tidak ada perbedaan pelayanan yang dilakukan oleh petugas baik kepada pasien JKN maupun kepada pasien lainnya. Pasti petugas yang ada di sini juga sudah bekerja sesuai dengan prosedur mereka untuk memberikan layanan yang terbaik,” katanya.
Selain menjelaskan kondisi penyakit yang ia derita, Istikanah juga menjelaskan kondisi penyakit serta pengalaman suaminya yang juga diharuskan rutin kontrol ke rumah sakit oleh dokter akibat menderita sakit saraf.
Sama seperti Istikanah, Tugino juga berobat ke fasilitas kesehatan dengan menggunakan fasilitas dari Program JKN yang dimilikinya. Tugino juga berobat karena ada riwayat sakit saraf. Setiap bulan pasti berobat dan kontrol dengan dokter spesialis saraf.
"Saya dan suami selalu pergi berobat bersama-sama setiap bulan, keberadaan Program JKN ini terasa sekali sangat membantu untuk kami sekeluarga, apalagi kami berdua selalu kontrol berobat setiap bulannya,” kata Istikanah.
Diketahui bahwa Tugino dan Istikanah terdaftar dalam kepesertaan Program JKN melalui segmen kepesertaan Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU).
Mereka berdua berkomitmen untuk terus melakukan kewajibannya sebagai peserta Program JKN dengan rutin melakukan pembayaran iuran demi menjaga status kepesertaan mereka pada Program JKN tetap aktif dan dapat digunakan kapan saja saat dibutuhkan.
Baca juga: Cakupan kepesertaan nasional BPJS Kesehatan capai 95,7 persen
Baca juga: Program JKN ringankan pengobatan penderita penyakit jantung
Baca juga: BPJS Kesehatan-Kejari Gunung Mas kerja sama peningkatan keaktifan peserta