Sampit (ANTARA) -
Angka kematian bayi di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah kian menurun dan kondisi ini tak lepas dari peningkatan kualitas pelayanan kesehatan bagi ibu hamil.
“Angka kematian bayi di Kotawaringin Timur (Kotim) menurun seiring dengan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kotim Umar Kaderi di Sampit, Kamis.
Ia menyebutkan, angka kematian ibu pada 2023 sama seperti tahun sebelumnya yakni 11 kasus. Sedangkan, angka kematian bayi menurun dari 108 kasus pada 2022 menjadi 87 kasus pada 2023.
Penyebab kematian ibu tersebut karena pendarahan dan komplikasi penyakit tidak menular. Sementara, untuk kematian bayi disebabkan oleh asfiksia, ARDS atau sindrom kegawatan pernafasan akut, lahir prematur dan diare.
Guna menekan angka kematian ibu dan bayi Pemkab Kotim melalui Dinas Kesehatan terus melakukan berbagai upaya, di antaranya penyediaan rumah tunggu kelahiran, rujukan ibu hamil dan peningkatan kualitas pelayanan ibu hamil di fasilitas kesehatan primer.
Pemkab Kotim juga secara bertahap meningkatkan kapasitas dokter dan bidan, menyediakan fasilitas cek hemoglobin dan USG di puskesmas-puskesmas, serta meningkatkan kegiatan posyandu guna mendukung pelaksanaan pemantauan kesehatan ibu hamil dan bayi, pemenuhan kebutuhan gizi ibu dan bayi, hingga imunisasi anak.
Namun, upaya pemerintah ini perlu didukung oleh kesadaran masyarakat, sehingga masyarakat diimbau untuk memanfaatkan fasyankes yang telah disediakan oleh pemerintah daerah baik itu untuk peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan, maupun pemulihan.