Pangkalan Bun (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas III Iskandar Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah, memperkirakan gelombang air laut dalam beberapa hari ke depan dalam kategori rendah atau aman, jelang arus mudik lebaran tahun 2024.
Pantauan kondisi gelombang air laut dari tanggal 23 sampai 25 Maret 2024 berkisar 0,2-0,75 meter lebih, kata Kepala BMKG Kelas III Iskandar Pangkalan Bun, Nur Setiawan, Selasa.
"Sementara dari tanggal 26 -30 Maret 2024 diperkirakan gelombang air laut angkanya lebih rendah lagi. Jadi cukup aman untuk pelayaran antar pulau," tambahnya.
Sekalipun kategori aman, namun pihak BMKG Pangkalan Bun tetap menghimbau untuk selalu berwaspada, terkhusus ketika terjadi hujan ekstrem di laut pada saat menjelang arus mudik. Sebab, sebentar lagi akan memasuki puncak arus mudik lebaran, dan tidak sedikit para pemudik antar pulau menyeberangi jalur laut melalui armada kapal.
"Misalkan jika muncul awan cumulonimbus (Cb) atau awan hitam, kami tetap mengimbau kapal yang akan dan sedang berlayar juga harus berusaha menghindar," kata Nur Setiawan.
Dia mengatakan, apabila tinggi gelombang laut mencapai 1,5 meter maka hal ini sudah perlu diwaspadai, dan pihaknya akan memberikan imbauan melalui Stasiun Radio Pantai (SROP) untuk selanjutnya disampaikan ke awak kapal. Di mana perjalanan laut sama seperti di darat yang memiliki jalur, hal itu guna menghindari awan hitam melalui alat navigasi sehingga dapat mengetahui posisi aman untuk berlabuh.
"Yang perlu diperhatikan, masing-masing jenis kapal memiliki level tinggi gelombang bahaya yang berbeda, seperti kapal nelayan 1 meter sudah bahaya. Kapal Ro-Ro tinggi aman berkisar 1,5 - 2 meter. Kapal Pelni 2,5 meter masih aman. Kapal kontainer/logistik di atas tiga meter berbahaya hingga semua jenis kapal," jelasnya.
Baca juga: Pemprov Kalteng salurkan 1.000 sak beras kepada mahasiswa di Kobar
Nur Setiawan mengungkapkan, bahwa angin juga berpengaruh dengan peningkatan gelombang laut, karena kecepatan angin yang berkisar dari 12-17 knot menandakan cukup kencang yang mana pada dalam 12 knot setara dengan 25km/jam. Apalagi saat ini masih ada Tropical Cyclone atau badai tropis di Samudra Hindia yang biasanya berdampak tidak langsung pada peningkatan kecepatan angin.
Dia mengatakan badai tropis akan hilang ketika sudah memasuki daratan dan hanya aktif di lautan serta berdampak langsung terhadap kemunculan hujan ekstrem.
"Untuk itu, disarankan agar lebih memperhatikan risiko gelombang tinggi bagi semua jenis kapal," demikian Nur Setiawan.
Baca juga: Pemkab Kobar-Bulog siapkan 5.000 bantuan paket sembako
Baca juga: Kehadiran UP3 Pangkalan Bun diharap berdampak signifikan pada layanan ketenagalistrikan
Baca juga: Warga Kobar nikmati sambung listrik gratis PLN saat Ramadhan