KPU Kotim berjuang agar partisipasi pemilih pilkada tidak rendah
Sampit (ANTARA) - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah berjuang agar partisipasi pemilih saat Pemilu Kepala Daerah (Pilkada) 2024 tidak rendah, seperti kecenderungan yang terjadi selama ini.
"Saat pemilihan kepala daerah biasanya partisipasi masyarakatnya lebih rendah, tapi memang ini menjadi tantangan bagi kami agar partisipasi pemilih tinggi," kata Ketua KPU Kotawaringin Timur, Muhammad Rifqi di Sampit, Rabu.
KPU Kotawaringin Timur terus berupa mewujudkan peningkatan partisipasi pemilih karena ini memang menjadi salah satu indikator pemilu yang sukses. Oleh karena itu hal ini menjadi perhatian serius.
Rifqi mengaku bersyukur karena partisipasi pemilih pada Pemilu Legislatif 2024 cukup tinggi yakni di atas 80 persen. Angka ini lebih tinggi dibanding saat Pemilu Legislatif 2019 lalu yang hanya 74,64 persen.
Menurutnya, peningkatan partisipasi masyarakat tentunya bukan hanya hasil kerja KPU yang gencar melaksanakan sosialisasi pemilu, tetapi merupakan kerja semua pihak, baik pemerintah daerah, partai politik, serta calon legislatif.
Namun diakuinya, dari beberapa kali pilkada yang dia amati, tingkat partisipasi pemilih biasanya lebih rendah dibanding saat Pemilu Legislatif.
Baca juga: Legislator Kotim minta irigasi di kawasan lumbung padi dibenahi
Ada beberapa hal yang turut berpengaruh, salah satunya misalkan ketika dalam Pemilu Legislatif itu banyak pihak yang terlibat untuk mendorong masyarakat datang ke tempat pemungutan suara untuk menggunakan hal pilihnya.
"Kondisi ini tentu berbeda dengan pilkada. Tapi kami berupaya agar partisipasi pemilih tetap tinggi. Jadi kalau saat Pilkada 2020 itu di angka 60 persen lebih, harapan kami pada Pilkada 2024 ini bisa di angka 70 persen, bahkan lebih," harap Rifqi.
Untuk mewujudkan peningkatan partisipasi pemilih dalam pilkada, sosialisasi akan dilakukan lebih masif. Selain itu, pendataan pemilih juga akan dilakukan seoptimal mungkin.
Rifqi mewanti-wanti jajarannya agar jangan sampai data pemilih kurang akurat karena itu juga akan mempengaruhi partisipasi pemilih. Misalnya, data pemilih yang tidak akurat yang tinggi itu akan berbanding dengan dengan partisipasi pemilih saat pemungutan suara nanti.
Data pemilih saat Pemilu Legislatif akan dimutakhirkan kembali untuk menjadi data pemilih pada pelaksanaan pilkada nanti.
"Ini menjadi konsen kami juga di KPU dan juga menjadi arahan dari KPU RI, yakni bagaimana ketika pemutakhiran data pemilih itu dari waktu ke waktu itu harus meningkat. Termasuk dalam pilkada ini menjadi perhatian. Basis awal itu adalah data pemilu terakhir," demikian Rifqi.
Baca juga: Pemkab Kotim komitmen wujudkan Kabupaten Layak Anak
Baca juga: Pemkab Kotim komitmen wujudkan Kabupaten Layak Anak
Baca juga: Pemkab Kotim optimalkan posyandu untuk pendataan dan penanganan stunting
"Saat pemilihan kepala daerah biasanya partisipasi masyarakatnya lebih rendah, tapi memang ini menjadi tantangan bagi kami agar partisipasi pemilih tinggi," kata Ketua KPU Kotawaringin Timur, Muhammad Rifqi di Sampit, Rabu.
KPU Kotawaringin Timur terus berupa mewujudkan peningkatan partisipasi pemilih karena ini memang menjadi salah satu indikator pemilu yang sukses. Oleh karena itu hal ini menjadi perhatian serius.
Rifqi mengaku bersyukur karena partisipasi pemilih pada Pemilu Legislatif 2024 cukup tinggi yakni di atas 80 persen. Angka ini lebih tinggi dibanding saat Pemilu Legislatif 2019 lalu yang hanya 74,64 persen.
Menurutnya, peningkatan partisipasi masyarakat tentunya bukan hanya hasil kerja KPU yang gencar melaksanakan sosialisasi pemilu, tetapi merupakan kerja semua pihak, baik pemerintah daerah, partai politik, serta calon legislatif.
Namun diakuinya, dari beberapa kali pilkada yang dia amati, tingkat partisipasi pemilih biasanya lebih rendah dibanding saat Pemilu Legislatif.
Baca juga: Legislator Kotim minta irigasi di kawasan lumbung padi dibenahi
Ada beberapa hal yang turut berpengaruh, salah satunya misalkan ketika dalam Pemilu Legislatif itu banyak pihak yang terlibat untuk mendorong masyarakat datang ke tempat pemungutan suara untuk menggunakan hal pilihnya.
"Kondisi ini tentu berbeda dengan pilkada. Tapi kami berupaya agar partisipasi pemilih tetap tinggi. Jadi kalau saat Pilkada 2020 itu di angka 60 persen lebih, harapan kami pada Pilkada 2024 ini bisa di angka 70 persen, bahkan lebih," harap Rifqi.
Untuk mewujudkan peningkatan partisipasi pemilih dalam pilkada, sosialisasi akan dilakukan lebih masif. Selain itu, pendataan pemilih juga akan dilakukan seoptimal mungkin.
Rifqi mewanti-wanti jajarannya agar jangan sampai data pemilih kurang akurat karena itu juga akan mempengaruhi partisipasi pemilih. Misalnya, data pemilih yang tidak akurat yang tinggi itu akan berbanding dengan dengan partisipasi pemilih saat pemungutan suara nanti.
Data pemilih saat Pemilu Legislatif akan dimutakhirkan kembali untuk menjadi data pemilih pada pelaksanaan pilkada nanti.
"Ini menjadi konsen kami juga di KPU dan juga menjadi arahan dari KPU RI, yakni bagaimana ketika pemutakhiran data pemilih itu dari waktu ke waktu itu harus meningkat. Termasuk dalam pilkada ini menjadi perhatian. Basis awal itu adalah data pemilu terakhir," demikian Rifqi.
Baca juga: Pemkab Kotim komitmen wujudkan Kabupaten Layak Anak
Baca juga: Pemkab Kotim komitmen wujudkan Kabupaten Layak Anak
Baca juga: Pemkab Kotim optimalkan posyandu untuk pendataan dan penanganan stunting