Pemprov Kalteng: Rembuk stunting jadikan penanganan semakin terintegrasi

id pemprov kalteng, wagub edy pratowo, rembuk stunting, kekerdilan, tengkes, gangguan pertumbuhan, kalimantan tengah

Pemprov Kalteng: Rembuk stunting jadikan penanganan semakin terintegrasi

ILUSTRASI - Petugas posyandu menimbang berat badan bayi. (ANTARA/Sulthony Hasanuddin/rwa)

Palangka Raya (ANTARA) -
Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) melaksanakan rembuk stunting sebagai salah satu upaya agar gerakan penanganan stunting atau tengkes di lapangan semakin terintegrasi dan terarah.
 
"Rembuk stunting merupakan forum untuk membangun komitmen percepatan penurunan stunting secara terintegrasi, dimulai dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten/kota, sampai tingkat provinsi," kata Wakil Gubernur Kalteng Edy Pratowo di Palangka Raya, Rabu.
 
Dalam kegiatan ini, Pemprov Kalteng melakukan konfirmasi, sinkronisasi, dan sinergi hasil analisis situasi maupun rancangan rencana kegiatan dari perangkat daerah penanggung jawab indikator dalam upaya penurunan stunting, terutama di lokasi lokus.
 
Edy meyakini kegiatan ini hendaknya bisa semakin memacu semangat menuntaskan visi dan misi Pemprov Kalteng, terutama dalam membangun sumber daya manusia yang cerdas, sehat dan berdaya saing, demi mewujudkan Kalteng Makin Berkah.
  
"Kita ingin melalui rembuk stunting didapat informasi mendetail mengenai berbagai program dan juga kegiatan percepatan penurunan stunting yang akan dilakukan di masing-masing kabupaten/kota," terangnya.

Baca juga: Festival Budaya Isen Mulang 2024 ajang promosikan ragam keunggulan Kalteng
 
Untuk itu dia pun menekankan komitmen bersama pemerintah daerah ataupun perangkat daerah terkait, agar dapat mengimplementasikan semua program kegiatan, termasuk realisasi anggaran yang akan dimuat dalam RKPD dan renja perangkat daerah masing-masing.
 
"Hal ini perlu untuk dilakukan, mengingat isu stunting saat ini masih menjadi ancaman serius, terutama dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas unggul. Stunting harus ditanggulangi secara terpadu," ujarnya.
 
la juga menekankan agar melakukan penguatan data surveilans e-PPGBM (Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis masyarakat), sebagai data penyanding dan pembanding hasil SKI 2023. Dengan demikian, pada 2024 ini, diharap mampu mendapatkan angka prevalensi stunting yang semakin akurat, sesuai dengan kondisi dan fakta riil di lapangan.
 
Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI), angka prevalensi stunting Kalteng mengalami penurunan sebesar 3,4 persen, dari 26,9 persen pada 2022 menjadi 23,5 persen pada 2023.
 
Pada kesempatan tersebut, Edy Pratowo juga kembali mengingatkan mengenai pelaksanaan kegiatan 10 PASTI Intervensi Serentak pencegahan stunting.
 
"Saya berharap, agar kegiatan ini dapat memberikan kontribusi bagi percepatan penurunan stunting di seluruh wilayah Kalimantan Tengah, sehingga target capaian penurunan stunting sebesar 15,38 persen di tahun 2024 dapat terealisasi, sesuai harapan kita bersama," jelasnya.

Baca juga: Gubernur Kalteng: Pertemuan akbar upaya semakin perkuat semangat pembangunan

Baca juga: KPU luncurkan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kalteng 2024

Baca juga: Kalteng juara umum Jambore Nasional PKK 2024