Bupati Kotim pantau keberlanjutan Program MBG

id Pemkab Kotim, Kalteng, Sampit, Kotim, Kotawaringin Timur, Halikinnor, makan bergizi gratis, mbg, pendidikan

Bupati Kotim pantau keberlanjutan Program MBG

Bupati Kotim Halikinnor memantau pelaksanaan Program MBG di TK Pembina Sampit, Rabu (16/4/2025). ANTARA/Devita Maulina

Sampit (ANTARA) - Bupati Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah Halikinnor memantau langsung pelaksanaan Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) sekaligus menyerap aspirasi dari para murid selaku penerima manfaat dari program tersebut.

“Hari ini saya memantau langsung pelaksanaan Program MBG yang merupakan program dari pemerintah pusat dalam hal ini Presiden Prabowo Subianto. Alhamdulillah, saya lihat pelaksanaannya sudah berjalan dengan baik dan mendapat respons positif,” kata Halikinnor di Sampit, Rabu.

Ada dua sekolah yang ia sambangi dalam kegiatan ini, yakni SMP Muhammadiyah Sampit dan TK Pembina yang berlokasi di Jalan Achmad Yani, Sampit. Dalam kegiatan ini ia turut didampingi Kepala Dinas Pendidikan serta jajaran, Kepala Dinas Kesehatan dan lainnya.

Kegiatan ini bisa dikatakan sebagai evaluasi kecil-kecilan yang ia lakukan setelah selama kurang lebih dua bulan Program MBG itu dilaksanakan di Kotim, tepatnya dimulai pada 24 Februari 2024 lalu.

Halikinnor menyebutkan berdasarkan pantauannya, Program MBG pada dua sekolah tersebut telah berjalan dengan baik. Makanan yang disajikan sudah memenuhi standar gizi dan menunya berganti setiap 10 hari, sehingga para murid tidak cepat bosan.

Respons para murid terhadap program ini pun sangat baik. Para murid mengaku senang karena selain mendapat makanan gratis, mereka bisa menghemat uang saku karena tidak perlu lagi membeli jajanan atau makan siang di sekolah.

Di sisi lain, orang tua juga juga merasakan manfaat dari program ini, khususnya bagi orang tua di tingkat pendidikan TK karena tidak perlu repot menyiapkan bekal untuk anaknya sekolah.

“Jadi orang tua bisa terbantu secara ekonomi karena tidak perlu menyiapkan bekal dan anak-anak pun bisa belajar untuk menabung karena uang sakunya tidak digunakan untuk jajan di sekolah,” ujarnya.

Baca juga: BPBD Kotim: Kemarau 2025 lebih singkat tapi berisiko

Kendati, ada pula keluhan yang disampaikan para pelajar terkait buah yang terdapat dalam menu makanan bergizi gratis. Buah pisang yang paling sering digunakan untuk pelengkap terkadang terlalu matang atau sebaliknya agak mentah.

Kondisi seperti ini terbilang wajar, karena memang biasanya dalam satu tandan pisang belum tentu semua matang bersamaan.

Namun, menanggapi keluhan itu pihaknya berkonsultasi dengan perwakilan Badan Gizi Nasional (BGN), sehingga buah pisang bisa diganti atau diselingi dengan buah lainnya.

“Kami tadi tanya ke ahli gizi, apakah harus menggunakan buah pisang dan katanya tidak juga, sehingga nanti bisa dilakukan penyesuaian,” ujarnya.

Terlepas dari itu, secara garis besar pelaksanaan Program MBG ini merupakan program yang bagus. Ia pun berharap program ini dapat berdampak positif dalam mengatasi permasalahan stunting dan meningkatkan kecerdasan anak bangsa, khususnya di Kotim.

Hal ini sejalan dengan misi Presiden Republik Indonesia yang ingin meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), baik dari segi kesehatan maupun kecerdasan, demi mewujudkan Indonesia Emas 2045.

Disamping itu, program ini juga memberikan manfaat bagi perekonomian daerah dengan melibatkan petani dan peternak lokal sebagai pemasok bahan makanan, seperti sayuran, tempe dan ayam sehingga kesejahteraan masyarakat pun meningkat.

Baca juga: Legislator Kotim dorong pembentukan Perda Pondok Pesantren

“Maka dari itu, Pemkab Kotim sangat berterima kasih kepada pemerintah pusat khususnya Presiden Prabowo Subianto yang telah memprogramkan makanan bergizi gratis ini,” ucapnya.

Sementara itu, mengenai masih sedikit sekolah yang mendapat manfaat Program MBG di Kotim, Halikinnor menerangkan program ini merupakan program pusat sesuai arahan Presiden.

Dalam arahan itu semua sekolah akan mendapatkan bagian masing-masing, namun secara bertahap karena menyesuaikan dengan kemampuan keuangan negara. Pemkab Kotim pada dasarnya mendukung program ini, tetapi tidak berperan sebagai pengambil keputusan.

Ia juga berharap dengan kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan vendor serta dukungan masyarakat maka pemerataan Program MBG di Kotim bisa segera terwujud.

“Kita doakan saja agar vendornya bisa segera bertambah dengan begitu otomatis jumlah sasaran pun akan bertambah, karena jumlah sasaran ini menyesuaikan dengan kapasitas vendor,” pungkasnya.

Seorang murid SMP Muhammadiyah Sampit, Faizal Zaki Pratama menganggap Program MBG sangat membantu bagi kalangan murid, terutama bagi murid yang mengalami kekurangan gizi atau terkendala ekonomi sehingga tidak memiliki uang saku atau membawa bekal ke sekolah.

“Program ini sudah bagus, bisa membantu kawan-kawan yang kekurangan gizi atau tidak bawa bekal. Menunya juga sudah pas, ada karbohidrat, protein, zat besi dan vitamin. Menunya juga gonta-ganti jadi tidak bosan. Harapannya program ini bisa berjalan terus,” demikian Zaki.

Baca juga: Disdik Kotim larang sekolah gelar acara wisuda

Baca juga: DPRD Kotim dorong keterlibatan PBS perbaiki jalan

Baca juga: Suburnya bisnis kafe turut berkontribusi tingkatkan PAD Kotim