Sampit (ANTARA) - Program Inklusi Sosial yang dijalankan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah dirasakan membawa manfaat bagi masyarakat sehingga diharapkan berkelanjutan dan diperluas.
"Kami berharap program ini tidak hanya menyentuh kaum ragam gender, tetapi juga yang lainnya seperti penyandang disabilitas, para janda tua, ODGJ (orang dengan gangguan jiwa) dan lainnya," kata Pelaksana Harian Camat Mentaya Hilir Selatan, Deden Eka Rachman di Sampit, Kamis.
Program Inklusi adalah sebuah pendekatan yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang terbuka dan merangkul keberagaman, tanpa memandang latar belakang, karakteristik, atau kondisi fisik seseorang.
Program ini memastikan semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas dan mendapatkan layanan yang layak.
Tahun 2025 ini Program Inklusi dilaksanakan di 10 provinsi, salah satunya Kalimantan Tengah. Untuk di provinsi ini, program tersebut dilaksanakan di Kabupaten Kotawaringin Timur yakni di Desa Jaya Kelapa dan Kelurahan Basirih Hilir Kecamatan Mentaya Hilir Selatan.
Deden bersama undangan lainnya menghadiri Kick Off Meeting Program Inklusi Sosial PKBI Kalimantan Tengah di Sampit. Meski baru diresmikan, namun sebenarnya program ini sudah dijalankan di Kotawaringin Timur sejak 2022 lalu.
Menurut Deden, komunitas ragam gender sangat gembira dengan adanya Program Inklusi Sosial. Mereka sangat terbantu karena kini bisa lebih mudah mengakses layanan publik seperti dalam hal pembuatan administrasi kependudukan, jaminan kesehatan gratis, hingga kegiatan ekonomi.
Baca juga: Pemkab Kotim pelajari keberhasilan peningkatan pelayanan publik di Pontianak
Selama ini mereka cukup terkendala karena sebagian masyarakat memandang sebelah mata kelompok ragam gender dan seakan dianaktirikan. Padahal, mereka juga berhak mendapatkan hak yang sama seperti warga lainnya.
Melalui Program Inklusi Sosial, kini komunitas ragam gender semakin percaya diri dan mendapat kemudahan dalam mengakses layanan publik. Mereka berharap mendapat kesempatan yang lebih luas untuk berkarya di berbagai bidang.
"Harapan kami, hadirnya program Inklusi Ini bisa memberikan kesetaraan gender bagi mereka dan mereka juga bisa hidup berdampingan secara layak di masyarakat," demikian Deden.
Rasa terima kasih disampaikan salah seorang anggota komunitas ragam gender. Mereka sangat terbantu karena Program Inklusi Sosial membuat mereka merasa dihargai, serta mendapat kemudahan dalam mengakses layanan publik, seperti warga pada umumnya tanpa ada diskriminasi.
"Saya mengusulkan programnya diperluas, termasuk di bidang pendidikan karena banyak rekan-rekan kami yang belum tamat SMA. Misalnya melalui program Paket C. Bahkan kalau bisa, fasilitasi sampai kuliah supaya nantinya kesempatan kerja bagi kami semakin terbuka," ucap anggota komunitas ragam gender yang akrab disapa Leny.
Program Officer Program Inklusi PKBI Kalimantan Tengah, Rushna Oktavianie menjelaskan, Program Inklusi Sosial di Kotawaringin Timur mengalami kemajuan yang pesat, khususnya dari aspek penerimaan dan pelibatan.
"Bahkan sampai pelibatan di penganggaran karena teman-teman juga terlibat dalam musrenbang. Kami berterima kasih atas dukungan dan komitmen pemerintah daerah," kata Rushna.
Baca juga: Fraksi Golkar: Kembalikan kejayaan Kotim dalam berbagai aspek
Program Inklusi Sosial pada 2025 ini memfokuskan pada tiga aspek yaitu pemberdayaan ekonomi, pencegahan dan penanganan kekerasan, serta keinginan ada pencanangan wilayah rintisan inklusif di daerah ini.
"Program inklusi ini program lanjutan dari tahun 2022 dengan tujuan akhir adalah agar tidak ada seorang pun yang tertinggal dalam proses pembangunan dan kehidupan berbangsa dan bernegara," timpalnya.
Program Inklusi Sosial di Kalimantan Tengah pada 2022 hingga 2024 dijalankan dalam dua pilar atau dua penerima manfaat, yakni anak yang berhadapan dengan hukum dan kelompok ragam gender.
Penerima manfaat dari kelompok anak-anak yang berhadapan dengan hukum fokusnya di Lapas Kelas 2A Palangka Raya, sedangkan penerima manfaat kelompok ragam gender fokusnya di Kota Sampit dan Kecamatan mentai Hilir Selatan.
Untuk pendampingan anak-anak berhadapan dengan hukum kini telah bisa berjalan mandiri. Untuk itu pada 2025 ini difokuskan pada pilar kelompok ragam gender.
Hasil evaluasi selama program berjalan tiga tahun terakhir, terlihat ada peningkatan pemberdayaan dan kemampuan kelompok ragam gender hampir dua tingkat naik. Selain itu peningkatan dari aspek akses layanan dasar, ekonomi, kemampuan dari perubahan dari perilaku serta nilai diri dan kepercayaan.
PKBI berterima kasih karena Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur mendukung program dan bekerja sama menyukseskannya. Kerja sama dilakukan dengan Dinas Koperasi UKM, Perindustrian dan Perdagangan dalam hal permodalan, Dinas Kesehatan dalam hal jaminan kesehatan, Dinas Sosial dalam hal pembinaan, serta organisasi perangkat daerah lainnya.
"Alhamdulillah sejauh ini sudah berkolaborasi dengan sangat kuat, tetapi kita dalam hal ini masih ingin memperluas kegiatan dan capaian," demikian Rushna.
Baca juga: Fraksi PKB Kotim: Pemda harus mampu tingkatkan kesejahteraan tenaga pendidik
Baca juga: Fraksi PDIP dorong Pemkab Kotim proaktif terkait hilirisasi sawit
Baca juga: Kapolda tanam padi bersama Forkopimda Kalteng dukung ketahanan pangan