Sampit (ANTARA) - Soleh tercatat sebagai jamaah calon haji (JCH) tertua dari Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah yang diberangkatkan pada usia 94 tahun pada musim haji 1446 hijriah atau 2025 masehi, setelah kurang lebih 13 tahun berada di daftar tunggu.
“Alhamdulillah, tahun ini saya bisa berangkat haji untuk menyempurnakan rukun Islam yang kelima,” kata Soleh di Sampit, Rabu.
Bukan hanya menjadi JCH tertua asal Kotim, Soleh juga diketahui merupakan JCH tetua dari Provinsi Kalimantan Tengah.
Kakek asal Desa Mekar Jaya Kecamatan Parenggean tersebut mengaku mendaftar haji sejak 2012 dan selama kurang lebih 13 tahun ia menanti dengan penuh kesabaran dan tekad yang kuat.
Meskipun tergolong masyarakat dengan kondisi ekonomi menengah ke bawah tak menyurutkan semangat Soleh untuk bisa menyempurnakan rukun Islam dengan menunaikan ibadah haji ke tanah suci, Makkah.
Penghasilannya sebagai tukang kayu ia sisihkan sedikit demi sedikit untuk membayar biaya perjalanan ibadah haji. Dalam perjuangannya itu ia turut dibantu oleh anak-anaknya yang juga sudah bekerja.
Baca juga: Siti Fauziah kembali terpilih sebagai Ketua PWI Kotim
“Nabungnya tidak tentu, tergantung pendapatan, tetapi saya tetap tekun menyisihkan pendapatan untuk ongkos haji,” ujarnya.
Kerja keras dan kesabaran Soleh pun terbayarkan, pada musim haji 2025 ia meraih impiannya untuk menjadi tamu Allah di tanah suci, Makkah. Di usia renta, semangatnya untuk bisa menunaikan ibadah haji tetap menggebu-gebu.
Selama menjalankan ibadah haji, Soleh akan didampingi oleh seorang jamaah lainnya yang ditunjuk oleh ketua regu. Jamaah pendamping itu bernama Suyono yang sama dengan Soleh, yakni JCH asal Kecamatan Parenggean.
Suyono mengaku salut dengan kegigihan dan semangat Soleh untuk bisa menunaikan ibadah haji. Meski kondisi fisiknya yang renta tidak lagi prima, namun antusias dan semangat Soleh untuk menunaikan ibadah haji tak kalah dengan anak muda.
“Saya pribadi sangat terenyuh melihat semangat beliau, di usia 94 tahun ini semangatnya masih menggebu-gebu. Meskipun ada kekurangan pada pendengaran beliau, tetapi tidak menghalangi antusiasnya untuk bisa menunaikan ibadah haji,” ucapnya.
Suyono menambahkan, tidak ada tenaga kesehatan khusus yang mendampingi Soleh selaku jamaah haji lanjut usia (lansia). Hal ini lantaran sebelumnya para jamaah telah menjalani pemeriksaan kesehatan maupun latihan manasik haji dan semua dinyatakan sehat.
Terkait masalah pendengaran yang dialami Soleh, panitia penyelenggara sudah memberikan alat bantu pendengaran. Suyono pun berharap selama di Madinah maupun Makkah tidak ada kendala yang terjadi, sehingga mereka bisa menjalankan ibadah dengan lancar.
“Semoga kami diberikan kesabaran dan tekad yang kuat juga untuk menjaga pak Soleh serta lansia lainnya, hingga nantinya kami kembali ke tanah air,” demikian Suyono.
Soleh yang merupakan kelahiran Kediri, 9 Juli 1930 tersebut tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 6 bersama jamaah haji dari Kalteng dan Kalsel.
Rabu (14/5) pagi ia berangkat dari Bandara Haji Asan Sampit menuju Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin menggunakan pesawat yang telah disewa oleh Pemkab Kotim.
Setibanya di Banjarmasin, ia bersama rombongan jamaah haji lainnya akan dibawa ke asrama haji Banjarbaru untuk menginap selama semalam sembari menerima pembekalan dan pemeriksaan kesehatan.
Kemudian, pada Kamis (15/5) Soleh bersama jamaah lainnya akan diterbangkan dari embarkasi Banjarmasin menuju Madinah. Adapun, para jamaah ini dijadwalkan kembali ke tanah air pada 24 Juni 2025.
Baca juga: Sidak ke Dishub, Bupati Kotim tekankan penanganan PJU dan transportasi
Baca juga: DPRD Kotim apresiasi pemkab tetap sewakan pesawat untuk JCH
Baca juga: UMKM Kotim turut rasakan dampak efisiensi anggaran