Sampit (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resort Sampit, Kalimantan Tengah, melakukan observasi lapangan pasca serangan beruang madu terhadap manusia di salah satu perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Mentaya Hulu.
“Kami melakukan observasi didampingi dengan staf dari perusahaan perkebunan sawit, di sekitar lokasi serangan kami menemukan satu buah sarang beruang, jadi dapat dipastikan satwa tersebut memang bersarang di lokasi itu,” kata Komandan BKSDA Resort Sampit Muriansyah di Sampit, Sabtu.
Pada Jumat (18/7), BKSDA Resort Sampit menerima laporan, beruang madu menyerang dua pekerja kebun sawit yang terjadi pada Rabu (16/7).
Kedua korban berhasil selamat, namun kejadian ini menimbulkan ketakutan bagi para pekerja lainnya sehingga pihak perusahaan pun menghentikan aktivitas panen di lokasi kejadian.
Muriansyah menyebutkan, sementara ini pekerja dilarang memasuki titik lokasi serangan. Lokasi serangan berada sekitar dua kilometer dari areal High Conservation Value (HCV) milik perusahaan, dan hasil observasi ditemukan jejak beruang dan lokasi yang diduga kuat merupakan sarangnya.
“Saat observasi kami memang tidak melihat beruang secara langsung, tetapi kami menemukan jejak kaki beruang dan bekas cakaran di batang pohon,” ujarnya.
Baca juga: Hajatan Cabang FIFGROUP di Sampit berlangsung semarak, gelar aksi sosial hingga fun run
Disamping itu, berdasarkan pengamatan pihaknya banyak areal atau tempat yang berpotensi menjadi pakan alami dan tempat tinggal beruang, karena ditemukan potongan batang pohon yang sudah lapuk, banir dan batang pohon yang menggantung di atas tanah.
Setelah melakukan observasi, Muriansyah juga memberikan arahan pada pihak perusahaan agar memasang plang peringatan di sekitar lokasi serangan. Pihak perusahaan juga diminta memotong batang pohon yang masih menggantung di atas tanah, karena berpotensi dijadikan sarang bagi beruang.
“Kami juga meminta perusahaan untuk tidak menimbun tunggul pohon yang ada banirnya dengan pelepah sawit untuk menghilangkan potensi dijadikan sarang,” imbuhnya.
Selanjutnya, pihak perusahaan diminta mengatur ulang terkait jumlah pekerja atau karyawan saat bekerja di satu titik diatur minimal dua orang, untuk mengantisipasi kejadian serupa, serta meminta pihak perusahaan segera melapor kepada petugas apabila beruang terlihat lagi di areal perusahaan.
“Setelah giat observasi, kami sempat menemui korban serangan beruang. Kondisi korban sudah membaik. Luka di tangan dan kaki sudah mengering,” demikian Muriansyah.
Baca juga: Program berobat gratis PT Bumi Makmur Waskita disambut antusias masyarakat
Baca juga: DPRD Kotim dorong pembangunan fasilitas MCK di darat cegah serangan buaya
Baca juga: BPBD akui karhutla mulai terjadi di Kotim
