Sampit (ANTARA) - Ketua Komisi III DRPD Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah menyayangkan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di daerah ini terhenti, untuk itu dia meminta agar program yang baik tersebut segera kembali dilanjutkan.
"Program ini sangat bagus untuk anak-anak kita. Kenapa di daerah kita terhenti? Padahal di daerah lain seperti di Palangka Raya tetap berjalan, malah ditingkatkan," kata Dadang di Sampit, Rabu.
Program MBG di Kotawaringin Timur dimulai 24 Februari 2025 dengan 2.890 pelajar mulai jenjang TK/PAUD, SD, SMP hingga SMA sederajat sebagai penerima manfaat. Program ini disambut gembira oleh pemerintah daerah, peserta didik, pihak sekolah dan masyarakat, khususnya orang tua peserta didik.
MBG yang merupakan salah satu program prioritas Presiden Prabowo Subianto ini dinilai sangat bermanfaat bagi peserta didik. Ini menjadi investasi jangka panjang bangsa dalam menciptakan generasi lebih berkualitas dengan pemenuhan gizi di masa pertumbuhan anak.
Dadang mengaku menyayangkan program ini terhenti pada Mei lalu. Informasi yang diterima, penghentian ini terkait pembenahan dapur MBG agar sesuai standar yang ditentukan.
Menurutnya, seharusnya proses penyesuaian itu tidak terlalu lama. Dia yakin pihak ketiga akan berusaha dengan cepat untuk memenuhi semua ketentuan agar MBG kembali dilanjutkan.
Baca juga: Bapenda Kotim optimalkan layanan jemput bola untuk dongkrak penerimaan pajak
Terhentinya MBG di Kotawaringin Timur dinilai menjadi kerugian bagi masyarakat. Kini ribuan peserta didik tidak lagi menikmati makanan bergizi yang disiapkan secara gratis oleh pemerintah yang diharapkan membawa manfaat bagi kesehatan mereka.
Hal ini sangat disayangkan karena alokasi anggaran yang disiapkan pemerintah pusat menjadi tertunda realisasinya. Dari sisi manfaat dan waktu, hal ini juga tentu dinilai telah menunda hak anak-anak di daerah ini untuk menikmati makanan bergizi secara gratis.
Belum lagi ditinjau dari dampak ikutannya, seperti penyerapan tenaga kerja lokal dan perputaran ekonomi dari penyediaan logistik untuk MBG setiap harinya, penghentian ini tentu menjadi kerugian bagi masyarakat Kotawaringin Timur.
"MBG di Kotim dihentikan bukan karena ada kejadian luar biasa, misalnya ada keracunan atau lainnya. Alhamdulillah sejauh ini aman dan mudahan tidak sampai terjadi hal tidak diinginkan. Jadi kalau dihentikan karena ada kekurangan persyaratan, tapi masa iya dihentikan sampai berbulan-bulan sampai sekarang?" ujar Dadang.
Untuk itulah Dadang mendorong Program MBG segera kembali dilanjutkan. Dia juga meminta Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur turun tangan berkoordinasi dengan pengelola Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) agar Program MBG di daerah ini segera kembali dilanjutkan.
"Jangan sampai ada masalah birokrasi yang tersumbat, akhirnya masyarakat kita yang kehilangan hak menikmati program MBG ini. Kalau perlu, pemkab jemput bola mendatangi BGN ke Jakarta supaya MBG ini segera dilanjutkan," demikian Dadang.
Baca juga: Bupati Kotim siapkan strategi hadapi efisiensi anggaran jilid II
Baca juga: Bupati Kotim ungkap rencana pembangunan smelter bernilai fantastis
Baca juga: Nikkon Bhastari terpilih sebagai Kepala Sekolah Rakyat di Kotim
