Sampit (ANTARA) - Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, Muhammad Irfansyah menyatakan setelah melalui dua kali tahapan seleksi, Nikkon Bhastari terpilih sebagai Kepala Sekolah Rakyat di wilayah setempat.
Kepala Sekolah Rakyat di kabupaten ini pun sudah ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), kata Irfansyah di Sampit, Selasa.
"Bahkan sudah dilatih oleh Kementerian Sosial (Kemensos). Jadi, Nikkon Bhastari selaku guru di SMAN 1 Mentaya Hilir Utara (MHU), akan menjadi kepala Sekolah," ucapnya.
Dia mengakui sebenarnya pelamar jabatan Kepala Sekolah Rakyat cukup banyak dan dari berbagai penjuru Indonesia. Pelamar tidak bisa memilih lokasi penempatan karena kewenangan pusat. Hanya, biasanya diutamakan putra-putri daerah setempat.
Terpenting, salah satu syarat pelamar adalah guru yang sudah berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan tidak boleh kepala sekolah untuk menghindari kekosongan jabatan jika pegawai yang bersangkutan dipindah ke Sekolah Rakyat.
Sementara untuk Kotim ada tiga kandidat yang mengikuti seleksi, terdiri atas guru SD, SMP dan SMA. Dari ketiga kandidat itu Nikkon Bhastari selaku guru di SMAN 1 MHU meraih nilai tertinggi dan berkesempatan untuk menjadi Kepala Sekolah Rakyat di Kotim.
Meski Surat Keputusan (SK) penetapan belum ada, tetapi Nikkon Bhastari telah menjalani retret atau pelatihan yang diadakan oleh Kemensos, sehingga jika tidak ada kendala dapat dipastikan yang bersangkutan akan menjabat sebagai Kepala Sekolah Rakyat di Kotim.
"Adapun untuk Sekolah Rakyat ini nanti hanya ada satu kepala sekolah, baik itu untuk jenjang SD maupun SMA yang akan segera dibuka. Karena disana sistem manajemen dan informasinya untuk sistem pembelajarannya menggunakan kurikulum plus, makanya masuknya tidak bersamaan tahun ajaran baru," lanjut Irfansyah.
Ia menambahkan, selain kepala sekolah juga ada perekrutan guru untuk Sekolah Rakyat, namun itu sepenuhnya kewenangan pusat sehingga pihaknya tidak dapat memberikan keterangan lebih lanjut.
Kendati begitu, berdasarkan pengakuan beberapa tenaga pendidik yang mencoba melamar, tidak semua bisa mendaftar sebagai guru Sekolah Rakyat. Kesempatan itu hanya diberikan bagi tenaga pendidik yang belum berstatus PNS dan nantinya akan diangkat sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
"Beberapa guru yang mencoba login untuk mendaftar tidak bisa dan keterangannya, Anda Sudah PNS. Jadi, guru yang dicari memang yang honor dan nanti akan diangkat sebagai PPPK. Selanjutnya kita tinggal menunggu informasi dari Kemensos untuk jadwal operasionalnya," pungkasnya.
Disisi lain, Nikkon Bhastari mengaku bersyukur bisa terpilih sebagai Kepala Sekolah Rakyat di Kotim. Hal ini memberikan kesempatan baginya untuk mengembangkan profesi di dunia pendidikan setelah hampir 15 tahun mengabdi di SMAN 1 MHU.
“Alhamdulillah, saya bisa menjadi Kepala Sekolah Rakyat di Kotim, tempat kelahiran saya. Disamping bisa mengembangkan profesi saya, saya juga ingin ikut memajukan wilayah Kotim khususnya dalam bidang pendidikan," ujarnya.
Menurut dirinya, menjadi Kepala Sekolah Rakyat memberikan peluang baginya untuk turut andil dalam memajukan wilayah Kotim yang tergolong luas tetapi dari segi pendidikan masih agak kurang. Apalagi masih banyak masyarakat Kotim yang tergolong miskin ekstrem, seperti kelompok masyarakat desil 1 dan desil 2. Kondisi ini pun berdampak pada banyaknya anak putus sekolah karena kendala biaya. Ia pun mengaku terenyuh dengan kondisi tersebut.
Oleh karena itu, ia senang bisa terpilih sebagai Kepala Sekolah Rakyat. Sebab, tujuan program ini sejalan dengan keinginannya, yakni untuk memutus rantai kemiskinan dan memperluas akses pendidikan berkualitas bagi anak-anak dari keluarga miskin ekstrem dan miskin.
"Dengan Sekolah Rakyat ini semoga bisa membantu walau baru sebagian. Untuk tahap awal 100 murid yang ditempatkan di Islamic Center. Nanti, kalau sudah dibangun gedung baru di lokasi yang telah disiapkan semoga bisa menampung hingga 1.000 murid dari seluruh jenjang pendidikan," tuturnya.
Baca juga: Sejumlah sekolah di Kotim terapkan BDR untuk antisipasi demo
Ia pun menceritakan sekilas terkait seleksi yang telah ia lalui. Pasalnya, dalam perekrutan Kepala Sekolah Rakyat ini sudah ada daftar nominasi yang mengacu pada Data Pokok Pendidikan (Dapodik).
Lalu, tenaga pendidik yang masuk dalam nominasi itu berkesempatan mendaftar untuk mengikuti seleksi. Ada dua tahapan seleksi yang harus dilewati. Pertama seleksi dari Kemendikdasmen berupa tes wawancara bahasa inggris dan portofolio.
Setelah lolos seleksi tahap pertama, dilanjutkan seleksi tahap kedua oleh Kemensos berupa tes wawancara dan psikotes yang melibatkan Universitas Padjadjaran, serta tes TOEFL.
"Dari dua tahapan seleksi itu ada tiga orang yang tembus, termasuk saya dan dari hasil itu saya berada di nomor urut pertama," imbuhnya.
Ia juga mendapat informasi terkait 16 guru yang terpilih untuk bertugas di Sekolah Rakyat di Kotim. Para guru ini berasal dari berbagai penjuru Indonesia. Selain itu, masih ada seleksi untuk perekrutan wali asrama, wali asuh, satpam, cleaning service, tenaga dokter, perawat dan tukang masak yang masih berlangsung.
Baca juga: Disdik Kotim ikut meriahkan Sampit Trade Expo dengan tema 7 KAIH
Berikutnya, pasca seleksi ia mengikuti pelatihan di Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial (Puslitbangkesos) di Jakarta Selatan pada 18 Agustus dan pembekalan dari Presiden RI Prabowo Subianto di Jakarta International Expo pada 20 Agustus.
Dengan berbagai persiapan yang telah dilalui, langkah selanjutnya tinggal menunggu arahan dari pusat terkait operasional Sekolah Rakyat di Kotim.
Nikkon Bhastari membeberkan, sebenarnya kementerian berencana memulai Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dan cek kesehatan gratis pada 15 September 2025, namun karena mobiler di Kotim belum lengkap sehingga jadwal itu diundur.
"Kalau tanggal 15 sepertinya belum memungkinkan, karena saya cek lokasi mobiler belum lengkap, belum lagi menurunkan murid dari berbagai kecamatan. Jadi kemungkinan diundur ke tanggal 22 atau 30 September nanti," demikian Nikkon Bhastari.
Baca juga: SMPN 1 Sampit gelar pawai untuk menyalurkan rasa cinta tanah air
Baca juga: Disdik Kotim dorong percepatan sinkronisasi dapodik PAUD
Baca juga: Disdik Kotim tingkatkan kompetensi insan pendidikan jawab kemajuan digitalisasi
