Bupati Kotim ungkap rencana pembangunan smelter bernilai fantastis

id Bupati Kotawaringin Timur, Kotim, Kalimantan Tengah, Halikinnor, Kotawaringin Timur, Kalteng

Bupati Kotim ungkap rencana pembangunan smelter bernilai fantastis

Bupati Kotim Halikinnor didampingi Wakil Bupati Irawati. ANTARA/Devita Maulina.

Sampit (ANTARA) - Bupati Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah Halikinnor mengungkapkan rencana pembangunan smelter oleh pihak ketiga atau investor di wilayah setempat dengan total nilai investasi yang cukup fantastis, yakni mencapai Rp160 triliun.

Saat ini sudah ada salah satu perusahaan yang melapor berkaitan dengan rencana pembangunan smelter bauksit di sekitar Kecamatan Pulau Hanaut, kata Halikinnor di Sampit, Selasa.

"Tepatnya dari Pulau Cemeti sampai dengan Desa Babaung dengan luas kurang lebih 16.000 hektare," beber dia.

Meski tak dapat menyebutkan namanya, Bupati Kotim itu meyakini perusahaan yang berencana untuk membangun smelter tersebut, tergolong dapat dipercaya dengan pengalaman operasi selama sembilan tahun di Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah.

Apalagi, sebelum Kotim, perusahaan itu sudah menjajaki beberapa daerah lainnya di antaranya Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Lalu, dari beberapa kabupaten potensial di Kalimantan Tengah pilihan pun jatuh pada Kabupaten Kotawaringin Timur.

Untuk itulah Pemkab Kotim pun menyambut baik rencana investasi ini karena diyakini dapat membawa banyak manfaat untuk daerah maupun masyarakat setempat. Terutama dari segi penyerapan tenaga kerja lokal.

"Kalau melihat dari video yang ditunjukkan ke saya terkait usaha mereka di Morowali dengan investasi baru Rp30 triliun mereka sudah bisa menampung hingga 15.000 tenaga kerja. Harapan kita dengan adanya pabrik mereka di sini maka tenaga kerja lokal pun terserap," ujar Halikinnor.

Sehubungan dengan penyerapan tenaga kerja lokal ini, sejak awal ia telah meminta agar pihak investor mengutamakan warga lokal, kecuali untuk pekerjaan yang bersifat teknis dan membutuhkan keahlian khusus.

Bukan hanya itu, ia juga meminta komitmen dari pihak investor dalam melaksanakan Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan untuk membangun daerah, khususnya Kecamatan Pulau Hanaut yang terbilang masih tertinggal.

"Saya juga meminta apapun itu jika ada jenis kegiatan atau usaha yang dibutuhkan di situ maka utamakan pengusaha atau masyarakat pribumi, supaya masyarakat kita bisa benar-benar merasakan kehadiran investasi di wilayah ini," lanjutnya.

Baca juga: Nikkon Bhastari terpilih sebagai Kepala Sekolah Rakyat di Kotim

Halikinnor menambahkan, dari hasil komunikasi sementara dengan pihak ketiga, investasi yang disuntikan untuk smelter dilakukan secara bertahap. Rencananya tahap pertama Rp50 triliun dan seterusnya sampai kurang lebih total Rp160 triliun.

Smelter adalah fasilitas atau pabrik yang memproses dan memurnikan hasil tambang, terutama bijih logam, seperti nikel, tembaga, bauksit dan timah, menjadi logam yang lebih murni dan bernilai tinggi. Disamping smelter bauksit, rencananya pihak investor tersebut juga akan membangun smelter silika, zirkon dan batu bara.

"Kita doakan mudah-mudahan berjalan lancar. Dengan adanya pabrik itu, hasil bumi dari daerah lain akan dibawa ke sini dan otomatis roda ekonomi kita pun berjalan itu harapan kita," demikian Halikinnor.

Baca juga: Pemkab Kotim perbarui Perda Perlindungan Koperasi dan Usaha Mikro

Baca juga: Bupati Kotim: Kehadiran pabrik pengolahan sawit bawa banyak manfaat

Baca juga: Pemkab Kotim usulkan raperda atasi konflik dan pemulihan sosial


Pewarta :
Uploader : Admin 3
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.