Sampit (ANTARA) - Wakil Bupati Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah Irawati mengunjungi sejumlah warga terlantar yang sementara ditampung di rumah singgah Dinas Sosial (Dinsos) setempat, sekaligus mengecek kesiapan tempat tersebut dari segi makanan hingga sarana prasarana.

“Saya berkunjung ke rumah singgah setelah mendapat laporan ada beberapa anak terlantar yang ditampung di tempat ini. Intinya saya ingin memberikan support dan motivasi agar mereka kuat dan tegar menghadapi cobaan,” kata Irawati di Sampit, Selasa.

Ia melanjutkan, sementara ini ada enam orang yang ditampung di rumah singgah yang berlokasi di Jalan Siswondo Parman, Kota Sampit. Empat di antaranya sudah dewasa, sedangkan sisanya merupakan anak dibawah umur.

Keenam orang tersebut memiliki latar belakang permasalahan yang berbeda. Kendati, Pemkab Kotim melalui Dinsos setempat akan berusaha seoptimal mungkin untuk membantu agar mereka bisa kembali ke daerah asal dan berkumpul kembali bersama keluarga.

Sementara itu, terkait kesiapan rumah singgah Irawati mengakui masih banyak yang perlu dibenahi. Mulai dari ketersediaan makanan hingga perlengkapan tidur yang masih kurang, sebab belum ada anggaran khusus yang dialokasikan untuk pemeliharaan rumah singgah.

“Hasil kunjungan saya ini akan saya laporkan ke bupati supaya paling tidak ada anggaran untuk rumah singgah. Jangan sampai kita menyediakan tempat tapi hal-hal lain tidak diperhatikan,” pungkasnya.

Baca juga: Disdik Kotim dukung optimalisasi program SPAB

Penanggung Jawab Rumah Singgah Dinsos Kotim Agus Wardana menyampaikan sejak diresmikan pada 10 Januari 2024 lalu rumah singgah Kotim telah menangani sekitar 30 warga terlantar dengan kasus yang berbeda-beda.

Tatkala, keenam orang yang tengah ditampung di rumah singgah saat ini rata-rata warga dari luar daerah yang menjadi korban penipuan berkedok lowongan kerja, namun ketika tiba di Kotim mereka tidak mendapatkan pekerjaan seperti yang diinginkan, ditambah bekal yang telah habis tanpa tau arah tujuan.

“Ada yang tertipu lowongan pekerjaan di media sosial, ada juga anak-anak yang terlantar dan tidur di masjid lalu oleh pihak kelurahan melapor ke kami untuk dijemput dan ditampung di rumah singgah,” ujarnya.

Untuk penanganan warga terlantar biasanya pihaknya memberikan dua pilihan, yakni dicarikan pekerjaan yang layak di Kotim atau dikembalikan ke daerah asal. Kebanyakan warga terlantar memilih untuk dipulangkan.

Dalam proses pemulangan warga terlantar ini pihak Dinsos Kotim berkoordinasi dengan Dinsos dari daerah asal warga terlantar agar ikut andil dan mengawal proses tersebut sampai warga yang bersangkutan kembali ke tempat tinggalnya.

Begitu pula untuk keenam warga terlantar yang saat ini ditampung di rumah singgah Dinsos Kotim yang memilih untuk dipulangkan. Namun, proses pemulangan ini memakan waktu lebih lama dikarenakan keluarga dari yang bersangkutan sulit dihubungi, meski begitu Dinsos Kotim terus mengupayakan dan menunggu informasi lebih lanjut dari pemerintah daerah asal.

Baca juga: Pegiat berharap permainan habayang bisa difasilitasi di sekolah

Baca juga: Bupati Kotim targetkan pabrik es operasional tahun ini

Baca juga: Pemkab Kotim siap sukseskan Gerakan Sinergi Reforma Agraria

Pewarta : Devita Maulina
Uploader : Admin 2
Copyright © ANTARA 2024