Sampit (ANTARA) - Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, Muhammad Irfansyah mengakui bahwa pihaknya sedang melakukan sinkronisasi data tenaga pendidik dan kependidikan di wilayah setempat, sebagai upaya pemerataan kualitas pendidikan.
"Sinkronisasi data pendidik dan kependidikan ini penting, supaya kami bisa mengetahui berapa jumlah guru di Kotim sebenarnya, berapa yang kurang dan guru apa yang kurang tersebut,” kata Irfansyah di Sampit, Rabu.
Tepatnya, kegiatan sinkronisasi data tenaga pendidik dan kependidikan dilaksanakan oleh Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Disdik Kotim, berlokasi di salah satu hotel di Jalan Jenderal Sudirman Sampit. Di mana kurang lebih 90 peserta mengikuti kegiatan tersebut terdiri atas kepala sekolah dan guru dari empat kecamatan, antara lain Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Baamang, Seranau dan Kota Besi.
Irfansyah menuturkan, adanya disparitas atau perbedaan data sering kali menyebabkan kesalahan pemangku kepentingan dalam mengambil sebuah kebijakan. Hal ini juga yang sering terjadi dalam dunia pendidikan.
Data Pokok Pendidikan (Dapodik) sebagai sumber utama data terkadang tidak sama dengan realita yang ada di lapangan. Sedangkan, kini hampir semua data sudah by system, yakni antara sistem yang satu dan sistem lainnya sudah terintegrasi. Sehingga, kesalahan dalam dapodik bisa berimbas pada kebijakan yang diambil pemangku kepentingan.
"Hari ini kami kumpulkan perwakilan sekolah untuk duduk bersama dan menyamakan persepsi serta pemahaman tentang data yang ada," ujarnya.
Ia menambahkan, salah satu fungsi sinkronisasi data ini adalah untuk perekrutan tenaga pendidik. Pasalnya, Agustus ini pemerintah akan kembali membuka penerimaan Calon Aparatur Sipil Negara (CASN).
Maka dari itu, Disdik Kotim perlu data jumlah guru, misalnya berapa yang kurang dan lokasi serta bidang apa yang kurang, sebagai acuan dalam mengajukan penambahan tenaga pendidik melalui perekrutan CASN.
"Mudah-mudahan Agustus ini memang ada penerimaan CASN, sehingga kekurangan tenaga pendidik kita bisa terpenuhi atau paling tidak sebagian dulu, makanya kami perlu data ini," demikian Irfansyah.
Baca juga: Bupati pastikan kesiapan bakal kantor BNNK Kotim
Sementara itu, Kepala Bidang GTK Disdik Kotim Edie Sucipto menyampaikan latar belakang digelarnya kegiatan ini utamanya untuk menyelesaikan masalah disparitas data.
Ada beberapa kasus yang pihaknya temukan. Di antaranya berdasarkan aturan setiap rombongan belajar (rombel) seharusnya memiliki satu guru, dalam kasus ini ditemukan adanya enam rombel yang terdata di Dapodik, namun realita di lapangan hanya ada lima guru.
"Artinya ada kekurangan guru dari kebutuhan yang seharusnya. Di kondisi yang berbeda ada juga yang malah kelebihan. Makanya itu, kami lakukan sinkronisasi, kalau kurang akan kami usulkan, sebaliknya kalau lebih akan kami tata ulang," jelasnya.
Ia menambahkan, dalam kegiatan sinkronisasi data ini pihaknya juga dibantu oleh Badan Kepegawaian dan Sumber Daya Manusia (BKPSDM), sehingga nantinya setiap kecamatan dilakukan sinkronisasi.
Baca juga: Disdik Kotim imbau orang tua larang anak ke sekolah mengendarai sepeda listrik
Baca juga: Satgas Kotim berhasil padamkan karhutla mengancam sutet
Baca juga: DPRD Kotim rekomendasikan status quo lahan kemitraan perusahaan dan koperasi
"Sinkronisasi data pendidik dan kependidikan ini penting, supaya kami bisa mengetahui berapa jumlah guru di Kotim sebenarnya, berapa yang kurang dan guru apa yang kurang tersebut,” kata Irfansyah di Sampit, Rabu.
Tepatnya, kegiatan sinkronisasi data tenaga pendidik dan kependidikan dilaksanakan oleh Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Disdik Kotim, berlokasi di salah satu hotel di Jalan Jenderal Sudirman Sampit. Di mana kurang lebih 90 peserta mengikuti kegiatan tersebut terdiri atas kepala sekolah dan guru dari empat kecamatan, antara lain Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Baamang, Seranau dan Kota Besi.
Irfansyah menuturkan, adanya disparitas atau perbedaan data sering kali menyebabkan kesalahan pemangku kepentingan dalam mengambil sebuah kebijakan. Hal ini juga yang sering terjadi dalam dunia pendidikan.
Data Pokok Pendidikan (Dapodik) sebagai sumber utama data terkadang tidak sama dengan realita yang ada di lapangan. Sedangkan, kini hampir semua data sudah by system, yakni antara sistem yang satu dan sistem lainnya sudah terintegrasi. Sehingga, kesalahan dalam dapodik bisa berimbas pada kebijakan yang diambil pemangku kepentingan.
"Hari ini kami kumpulkan perwakilan sekolah untuk duduk bersama dan menyamakan persepsi serta pemahaman tentang data yang ada," ujarnya.
Ia menambahkan, salah satu fungsi sinkronisasi data ini adalah untuk perekrutan tenaga pendidik. Pasalnya, Agustus ini pemerintah akan kembali membuka penerimaan Calon Aparatur Sipil Negara (CASN).
Maka dari itu, Disdik Kotim perlu data jumlah guru, misalnya berapa yang kurang dan lokasi serta bidang apa yang kurang, sebagai acuan dalam mengajukan penambahan tenaga pendidik melalui perekrutan CASN.
"Mudah-mudahan Agustus ini memang ada penerimaan CASN, sehingga kekurangan tenaga pendidik kita bisa terpenuhi atau paling tidak sebagian dulu, makanya kami perlu data ini," demikian Irfansyah.
Baca juga: Bupati pastikan kesiapan bakal kantor BNNK Kotim
Sementara itu, Kepala Bidang GTK Disdik Kotim Edie Sucipto menyampaikan latar belakang digelarnya kegiatan ini utamanya untuk menyelesaikan masalah disparitas data.
Ada beberapa kasus yang pihaknya temukan. Di antaranya berdasarkan aturan setiap rombongan belajar (rombel) seharusnya memiliki satu guru, dalam kasus ini ditemukan adanya enam rombel yang terdata di Dapodik, namun realita di lapangan hanya ada lima guru.
"Artinya ada kekurangan guru dari kebutuhan yang seharusnya. Di kondisi yang berbeda ada juga yang malah kelebihan. Makanya itu, kami lakukan sinkronisasi, kalau kurang akan kami usulkan, sebaliknya kalau lebih akan kami tata ulang," jelasnya.
Ia menambahkan, dalam kegiatan sinkronisasi data ini pihaknya juga dibantu oleh Badan Kepegawaian dan Sumber Daya Manusia (BKPSDM), sehingga nantinya setiap kecamatan dilakukan sinkronisasi.
Baca juga: Disdik Kotim imbau orang tua larang anak ke sekolah mengendarai sepeda listrik
Baca juga: Satgas Kotim berhasil padamkan karhutla mengancam sutet
Baca juga: DPRD Kotim rekomendasikan status quo lahan kemitraan perusahaan dan koperasi