Palangka Raya, 10/7 (Antara) - Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah akan memperketat seleksi calon penerimaan mahasiswa baru tahun akademik 2013/2014, baik hasil seleksi tertulis, wawancara maupun tes indikasi narkoba.
Ketua STMIK, Drs Sartana M Si di Palangka Raya, Rabu mengatakan, seleksi secara ketat itu dimaksudkan untuk kebaikan semua pihak, termasuk masyarakat yang sekarang sedang berharap dengan era globalisasi serba mudah dan serba instan.
"Kami menginginkan calon mahasiswa baru yang terjaring bersih dari penipuan data dan percaloan (pihak ketiga) serta bebas narkoba, sehingga mahasiswa STMIK nanti lebih berkualitas ke depannya, baik dari penerimaan gelombang pertama dan kedua" katanya.
Prosedur penerimaan mahasiswa di Perguruan Tinggi Informatika dan Komputer yang pertama di Provinsi Kalimantan Tengah khususnya di Kota Cantik Palangka Raya tersebut calon mahasiswa harus mengikuti aturan yang berlaku yang diberikan oleh pihak STMIK, dan jika keberatan bisa tidak memilih perguruan tinggi ini.
Terkait dengan calo, Ketua STMIK Sartana meminta masyarakat tidak mudah mempercayai seseorang (pihak ketiga) yang menjamin meloloskan calon mahasiswa dengan meminta imbalan sejumlah uang.
"Lulus-tidaknya seorang itu tergantung kemampuan dan persiapan calon mahasiswa/mahasiswi. Kalau peserta tidak berhasil, itu berarti kemampuan dan kesiapannya belum maksimal," katanya.
Perguruan tinggi swasta ini berupaya menjaga kredibilitas, kualitas, kapabilitas agar nama besar STMIK selalu terjaga dan bersih dari praktik percaloan maupun barang haram seperti narkoba, tambah Sartana.
Sartana juga menyampaikan rasa terima kasih kepada masyarakat yang mempercayakan perguruan tinggi swasta ini sebagai tempat menuntut ilmu bagi putra putri mereka, khususnya di bidang teknologi informasi dan ilmu komputer di Kalimantan.
"Harapan masyarakat agar STMIK Palangka Raya lebih baik di masa mendatang akan kami upaya melalui peningkatan kualitas lulusan yang dimulai dari penerimaan mahasiswa baru," ujarnya.
Ini merupakan salah satu cara meningkatkan kualitas lulusan yang nantinya masyarakat akan melihat hasilnya. Kalau inputnya bagus, dan proses pendidikan baik, diyakini outputnya juga akan berkualitas, demikian Sartana.
(T.KR-RON/B/N005/N005)