Sampit (Antara Kalteng) - LSM Lentera Kartini mengajak masyarakat untuk tidak menjauhi Orang dengan HIV/AIDS di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah dan memberi dukungan moril agar mereka tetap bersemangat.
"Mari kita berbagi pengalaman supaya mereka juga bisa terus semangat menjalani hidup, karena mereka pun memiliki hak sama seperti orang yang lainnya," kata Ketua LSM Lentera Kartini, Hj Forisni Aprilista di Sampit, Selasa.
Aktivis perempuan yang tergabung dalam lembaga swadaya masyarakat mengunjungi komunitas ODHA. Kegiatan ini merupakan rangkaian peringatan ulang tahun ketiga LSM Lentera Kartini.
Pertemuan LSM yang bergerak di bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak tersebut disambut antusias oleh beberapa ODHA yang hadir.
Forisni didampingi beberapa anggotanya Winarah, Nurul
Samsu, Syain, Utari Riambawati memberikan beberapa motivasi kepada ODHA yang hadir agar terus bersemangat menjalani kehidupan dan tidak mudah putus asa.
Forisni juga mengingatkan agar para ODHA atau penderita HIV/AIDS dapat mengisi hari-harinya dengan kegiatan yang bermanfaat. Juga untuk memotivasi mereka agar selalu mempunyai semangat dan tidak depresi lagi dalam menjalani hidup.
LSM Lentera Kartini memberikan sejumlah bingkisan, dengan harapan mereka merasa diperhatikan oleh orang lain. Masyarakat harus tahu bahwa stigma negatif itu tidak benar, sehingga diharapkan masyarakat tidak lagi menjauhi ODHA.
Salah satu pendamping ODHA dari Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia Kotim, Nana mengapresiasi perhatian dari Lentera Kartini yang peduli terhadap kondisi para ODHA yang ada di Kotim. ODHA juga layak mendapatkan perhatian juga bimbingan dari semua kalangan.
"Justru perhatian dan kepedulian dari semua kalangan membangkitkan semangat mereka untuk tetap semangat hidup dan tidak terus-terusan sedih dengan kondisi yang mereka alami saat ini," katanya.
Data Dinas Kesehatan Kotim, dari 54 kasus AIDS yang ditangani RSUD dr Murjani Sampit pada 2005 hingga September 2014 lalu, tercatat 34 persen penderitanya adalah ibu rumah tangga yang tertular oleh suami mereka yang heteroseksual.
Selain itu, tercatat 7 persen penderita merupakan anak yang tertular dari orangtua. Selanjutnya, 7 persen penderitanya merupakan homoseksual dan 7 persen penderita lainnya merupakan pengguna narkotika yang menggunakan jarum suntik secara bergantian.
Penderita lainnya yaitu kelompok heteroseksual berisiko tinggi dengan persentase sebanyak 7 persen, serta 43 persen lainnya merupakan penderita dari kalangan heteroseksual lain-lain.
(T.KR-NJI/B/S019/S019)