Waduh! TNTP Catat Empat Kasus Kematian Lumba-Lumba Di Seruyan
Terlihat dari bekas luka, lumba-lumba itu mati karena terkena jaring ikan,"
Kuala Pembuang (Antara Kalteng) - Taman Nasional Tanjung Puting Wilayah II Kuala Pembuang, Kabupaten Seruyan telah mencatat empat kasus kematian ikan lumba-lumba di wilayah perairan laut kabupaten tersebut.
"Selama beberapa tahun terakhir kita menemukan empat ikan lumba-lumba yang mati," kata Kepala Seksi Pengolahan TNTP Wilayah II Kuala Pembuang, Budi Suriansyah di Kuala Pembuang, Jumat.
Lumba-lumba yang ditemukan terdampar di wilayah Pantai Desa Sungai Perlu Kecamatan Seruyan Hilir Timur adalah dua ekor lumba-lumba lumba-lumba punggung bungkuk, satu ekor pesut mahakam, dan satu ekor pesut tanpa sirip punggung.
"Terlihat dari bekas luka, lumba-lumba itu mati karena terkena jaring ikan," katanya.
Menurutnya, matinya lumba-lumba menunjukkan bahwa aktivitas atau kegiatan menangkap ikan dan sejenisnya di perairan Seruyan sudah sangat tinggi.
Lumba-lumba adalah mamalia laut yang cerdas, dan dalam kondisi normal sebenarnya lumba-lumba bisa menghindar dari jaring ikan, namun kalau jaring ikan itu banyak maka akhirnya lumba-lumba juga tidak bisa menghindar.
Oleh karena itu, dengan kondisi tersebut jumlah kematian lumba-lumba di perairan Seruyan kemungkinan besar lebih banyak dari yang pernah ditemukan oleh TNTP.
"Saya pernah melihat posisi kapal penangkap ikan seperti membentengi perairan Seruyan, padahal lumba-lumba juga perlu tempat untuk berenang ke tengah laut atau sebaliknya, dan kematian lumba-lumba akibat jaring menunjukkan aktivitas menangkap ikan di Seruyan sangat tinggi," katanya.
Ia menjelaskan, lumba-lumba di Seruyan terdapat di wilayah perairan laut sebelah barat Kuala Pembuang, yakni di sekitar laut Desa Sungai Perlu, Kecamatan Seruyan Hilir Timur.
Berdasarkan data hasil pengamatan petugas TNTP yang berada di Resort Sungai Perlu, sedikitnya terdapat tiga jenis lumba-lumba di perairan laut Seruyan yang berdekatan dengan perairan laut Tanjung Keluang Kabupaten Kotawaringin Barat, yakni lumba-lumba punggung bungkuk, pesut mahakam, dan pesut tanpa sirip punggung.
"Pesut tanpa sirip punggung itu yang katanya hanya ada di daerah Sabah, Malaysia, ternyata juga kita temukan di perairan Seruyan, oleh karena itu, agar lumba-lumba itu tidak punah maka kita minta nelayan juga ikut melindungi lumba-lumba," katanya.
"Selama beberapa tahun terakhir kita menemukan empat ikan lumba-lumba yang mati," kata Kepala Seksi Pengolahan TNTP Wilayah II Kuala Pembuang, Budi Suriansyah di Kuala Pembuang, Jumat.
Lumba-lumba yang ditemukan terdampar di wilayah Pantai Desa Sungai Perlu Kecamatan Seruyan Hilir Timur adalah dua ekor lumba-lumba lumba-lumba punggung bungkuk, satu ekor pesut mahakam, dan satu ekor pesut tanpa sirip punggung.
"Terlihat dari bekas luka, lumba-lumba itu mati karena terkena jaring ikan," katanya.
Menurutnya, matinya lumba-lumba menunjukkan bahwa aktivitas atau kegiatan menangkap ikan dan sejenisnya di perairan Seruyan sudah sangat tinggi.
Lumba-lumba adalah mamalia laut yang cerdas, dan dalam kondisi normal sebenarnya lumba-lumba bisa menghindar dari jaring ikan, namun kalau jaring ikan itu banyak maka akhirnya lumba-lumba juga tidak bisa menghindar.
Oleh karena itu, dengan kondisi tersebut jumlah kematian lumba-lumba di perairan Seruyan kemungkinan besar lebih banyak dari yang pernah ditemukan oleh TNTP.
"Saya pernah melihat posisi kapal penangkap ikan seperti membentengi perairan Seruyan, padahal lumba-lumba juga perlu tempat untuk berenang ke tengah laut atau sebaliknya, dan kematian lumba-lumba akibat jaring menunjukkan aktivitas menangkap ikan di Seruyan sangat tinggi," katanya.
Ia menjelaskan, lumba-lumba di Seruyan terdapat di wilayah perairan laut sebelah barat Kuala Pembuang, yakni di sekitar laut Desa Sungai Perlu, Kecamatan Seruyan Hilir Timur.
Berdasarkan data hasil pengamatan petugas TNTP yang berada di Resort Sungai Perlu, sedikitnya terdapat tiga jenis lumba-lumba di perairan laut Seruyan yang berdekatan dengan perairan laut Tanjung Keluang Kabupaten Kotawaringin Barat, yakni lumba-lumba punggung bungkuk, pesut mahakam, dan pesut tanpa sirip punggung.
"Pesut tanpa sirip punggung itu yang katanya hanya ada di daerah Sabah, Malaysia, ternyata juga kita temukan di perairan Seruyan, oleh karena itu, agar lumba-lumba itu tidak punah maka kita minta nelayan juga ikut melindungi lumba-lumba," katanya.