Artikel - Pertarungan Kader Golkar-PDIP Berebut Kursi 'Kota Cantik' Palangka Raya

id golkar PDIP, berebut kota cantik, palangka raya, kpu palangka raya

Artikel - Pertarungan Kader Golkar-PDIP Berebut Kursi 'Kota Cantik' Palangka Raya

Ilustrasi - (Istimewa)

Palangka Raya (Antaranews Kalteng) - Delapan pasangan bakal calon Kepala Daerah Kota Palangka Raya, Kalimanten Tengah telah mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum setempat. Dari jumlah yang mendaftar tersebut, lima pasang di antaranya dari jalur perseorangan dan tiga lainnya diusung Partai Politik.

Walau delapan pasangan calon tersebut sedang mengikuti tahapan Pemeriksaan Kesehatan, namun baru empat pasang yang dapat dipastikan memenuhi persyaratan KPU setempat, dan empat lainnya masih harus menjalani verifikasi susulan.

"Empat pasangan yang masih harus menjalani verifikasi susulan, yakni Rizky Mahendra-Daryana, Dagut-Fitriadi, Yuliustry-Fathul Munir dan Nampung-Budi Santoso. Keempatnya maju dari jalur perseorangan," kata Ketua KPU Kota Palangka Raya, Eko Riadi.

Empat pasangan calon yang telah memenuhi persyaratan KPU Kota Palangka Raya, yakni Rusliansyah-Rogas Usup dari jalur perseorangan, Fairid Naparin-Umi Mastikah diusung Partai Golkar, Partai Demokrat, PAN dan PPP, kemudian Tuty Dau-Rahmadi MN diusung Partai Nasdem, Partai Gerindra, dan PKB, serta Aries Marcorius Narang-Akhmad Fawzy Bachsin dijagokan PDIP.

Jika hanya empat pasangan calon ini yang pada akhirnya ditetapkan KPU Palangka Raya sebagai peserta pilkada, maka dapat dipastikan pertarungan memperebutkan kota berjuluk `Cantik` ini didominasi kader Partai Golkar dan PDIP.

Rusliansyah dan Fairid Naparin sama-sama kader Partai Golkar, sedangkan Tuti Dau dan Aries M Narang sama-sama kader PDIP.

Rusliansyah merupakan Ketua DPC Partai Golkar Palangka Raya yang terpaksa harus mundur karena maju dari jalur perseorang, dan Fairid Naparin merupakan Bendahara DPD Partai Golkar Kalteng, sekaligus putra tunggal Abdul Razak yang pernah menjabat Ketua Golkar Kalteng dua periode.

Sementara Tuti pernah menjadi anggota DPRD Kalteng periode 2009-2014 dari PDIP, bahkan diusung partai berlambang banteng ini pada Pilkada Palangka Raya tahun 2013. Dan, Aries M Narang sampai sekarang ini pengurus DPD PDIP Kalteng, yang merupakan putra sulung Renhard Atu Narang selaku Ketua DPD PDIP Kalteng sekaligus Ketua DPRD Kalteng.

"Perkiraan saya, Pilkada Kota Palangka Raya tahun 2018 hanya diikuti empat pasangan calon dan akan berlangsung sangat kompetitif. Komposisi perolehan suaranya pun akan sangat ketat," kata Wakil Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Palangka Raya, Dr Jhon Aprisandi.


Peta Kekuatan Pasangan

Rusliansyah-Rogas Usup memang maju dari jalur perseorangan, namun pasangan ini memiliki kekuatan karena mempunyai hubungan atau kedekatan dengan Riban Satia selaku Wali Kota Palangka Raya dua periode dan baru akan berakhir Oktober 2018, sekaligus gabungan Muslim-Kristen dan Banjar-Dayak.

"Kita tidak menyatakan bahwa Wali Kota sekarang ini melakukan kecurangan. Tidak. Dalam konteks analisis, tidak mungkin, tidak ada keberpihakan politik," kata Wakil Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Palangka Raya, Dr Jhon Aprisandi.

Pasangan Fairid Naparin-Umi Mastika memiliki kekuatan jaringan di tingkat provinsi Kalteng. Mulai dari Gubernur Kalteng Sugianto Sabran dan Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng Agustiar Sabran, dan tokoh berpengaruh sekaligus Pengusaha sukses Kaleng, Abdul Rasid memiliki hubungan kekeluargaan dengan Fairid Naparin.

Menariknya, pasangan ini menampilkan muslim-muslim dan Dayak-Jawa, sehingga konsentrasi basis akan fokus kepada pemilih muslim yang memang lebih banyak di Kota Palangka Raya.

"Saya melihat Rusliansyah-Rogas Usup dan Fairid-Umi sama-sama pasangan calon kuat yang patut diperhitungkan," kata Jhon.

Meski begitu, pasangan Tuti Dau-Rahmadi MN juga perlu diperhitungkan karena memiliki pengalaman mengikuti Pilkada Kota Palangka Raya tahun 2013 menghadapi Petahana, Riban Satia, dengan selisih suara yang tidak terlalu jauh. Pengalaman ini tentunya menjadi modal penting karena pasti telah memiliki pendukung fanatik.

Hanya, permasalahan sekaligus tantangannya bagi Tuti Dau merajut kembali para pendukung fanatik tersebut. Ditambah lagi, mengoptimalkan peran Rahmadi MN yang notabene beragama Islam dan suku Banjar serta berlatarbelakang Birokrat.

Sementara pasangan Aries M Narang-Akhmad Fauzi Bachsin yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) memiliki kekuatan `mesin partai`. Di mana Kota Palangka Raya merupakan basis PDIP untuk wilayah Kalimantan Tengah.

Keunggulan lain pasangan ini pernah menduduki jabatan strategis di Kota Palangka Raya termasuk Kalteng. Selain itu, Akhmad Fawzy Bachsin merupakan Ketua Pimpinan Wilayah Nahdatul Ulama (PWNU) Kalteng.

"Sekarang ini tinggal bagaimana adu stategi sewaktu berkampanye meyakinkan pemilih, dan pengamanan suara. Pengamana suara itu pun penting diperhatikan," kata Jhon.


Jangan Politisasi SARA

Ketua DPRD Kota Palangka Raya, Sigit K Yunianto mengingatkan sekaligus meminta agar tim pemenanganan dan para peserta Pilkada 2018 tidak memolitisasi sentimen suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).

"Biarkan masyarakat nanti memilih dengan bebas, rahasia dan tertutup. Kami harap seluruh kandidat tak gunakan politik praktis yang bernuansakan SARA dalam proses pilkada," kata Sigit.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kalteng, Abdul Razak mengingatkan suhu politik menjelang pemilihan Kepala Daerah di 11 Kabupaten/kota boleh memanas, namun jangan sampai hati ikut panas karena akan berdampak pada persatuan dan kesatuan.

Dia mengatakan semua calon yang maju pada Pilkada tentunya warga negara Indonesia yang ingin mengabdikan hidupnya melayani masyarakat, sehingga dalam menentukan pilihan tidak perlu melihat latarbelakang SARA.

"Kita ini kan satu, jadi rasa kebersamaan harus tetap dipupuk. Jangan karena pilkada terjadi hal-hal yang tentunya tidak ingin kita rasakan terjadi. Suhu politik naik itu wajar, di daerah manapun itu. Tapi hati jangan ikutan panas," kata Razak mengingatkan.