Warga Kotim bersimbah darah usai ditusuk preman SPBU

id korban ditusuk,bersimbah darah,Warga Kotim bersimbah darah usai ditusuk preman SPBU,Pelangsian,Kecamatan Mentawa Baru Ketapang

Warga Kotim bersimbah darah usai ditusuk preman SPBU

Ilustrasi. (ANTARANews/Ardika)

Keributan akibat antrean BBM di SPBU di HM Arsyad Desa Pelangsian itu sudah sering terjadi, namun tidak pernah ada penindakan dari aparat penegak hukum
Sampit (Antaranews Kalteng) - Tamriani (43) warga Desa Eka Pelangsian, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalteng bersimbah darah karena ditusuk oknum preman Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Km 8 Jalan HM Arsyad, Sampit.

Tamriani korban penusukan mengatakan, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 14.30 WIB, ketika dirinya sedang mengantri untuk membeli BBM subsidi jenis premium.

"Premiun itu rencananya akan saya jual lagi. Dan untuk mendapatkannya saya harus mengantri. Saat bersamaan ada pengendara yang juga akan membeli premiun, namun untuk keperluan pribadi dan saya persilahkan langsung masuk antrian ke SPBU," katanya di Sampit, Rabu saat mendapat perawan di RSUD dr Murjani Sampit.

Preman yang juga bertugas mengatur antrian di SPBU tersinggung dan marah, kemudian menusuk pinggang korban dengan sebilah pisau.

"Pelaku penusukan itu bernama Udi, dan dia  biasa mengatur antrean pelangsir di SPBU tersebut," terangnya.

Tamriani mengatakan, pelaku sempat beberapa kali menusuk pisaunya, namun sempat ditepis dan hanya mengenai baju korban.

"Namun tusukan yang ketiga rupanya mengenai pinggang saya sebelah kiri. Warga yang melihat kejadian tersebut langsung melerai dan membawa saya ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan pertolongan," ucapnya.

Setelah kejadian itu korban langsung ke Polsek Ketapang untuk melaporkan kejadian tersebut. Sementara itu, Kepala Desa Pelangsian, Darmansyah membenarkan kejadian tersebut dan kasus telah ditangani oleh aparat kepolisian.

"Keributan akibat antrean BBM di SPBU di HM Arsyad Desa Pelangsian itu sudah sering terjadi, namun tidak pernah ada penindakan dari aparat penegak hukum," ungkapnya.

Menurutnya, beberapa kali terjadi pertumpahan darah akibat antrean BBM. Pihaknya juga sudah melapor ke instansi terkait baik itu ke Pertamina maupun pada aparat kepolisian.

"Mungkin ini sudah yang keempat kalinya terjadi peristiwa penusukan ini di dekat SPBU tersebut. Memang selama ini korbannya hanya luka, belum ada yang meninggal. Namun tetap saja ini meresahkan bagi kami yang tinggal di desa itu," jelas Darmansyah.

Apalagi, terang Darmansyah, pihak SPBU juga belum pernah silaturahmi dengan pihak desa. 

"Bukan apa-apa, karena mereka ini kan berusaha di desa kami setidaknya kan permisi atau silaturahmi dulu, namun selama ini kan tidak pernah," keluhnya.