Penjualan mobil di Eropa alami penurunan

id Penjualan mobil di Eropa alami penurunan,penjualan mobil eropa,mobil eropa

Penjualan mobil di Eropa alami penurunan

Mercedes-Benz G-Class. (Reuters)

Jakarta (Antaranews Kalteng) - Penjualan mobil Eropa pada Januari 2019 turun 4,6 persen jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu, menurut pengumuman Badan Industri Eropa, yang mencemaskan adanya perlambatan ekonomi.

"Namun demikian, dengan hampir 1,2 juta unit (mobil baru) yang didaftarkan, ini merupakan volume tertinggi kedua pada Januari yang tercatat sejak 2009," kata Asosiasi Produsen Mobil Eropa (EAMA), dilansir AFP, Jumat.

EAMA memperkirakan penjualan mobil secara keseluruhan pada tahun ini akan stabil di angka 15 juta unit kendaraan.

Baca juga: Mobilio dan Brio Satya Jadi Tulang Punggung Penjualan Mobil Honda

Kendati demikian, mereka memperingatkan kondisi Brexit yang bisa mempengaruhi bagi industri mobil di Eropa.

Data ekonomi baru-baru ini menunjukkan adanya perlambatan ekonomi di Eropa, misalnya Jerman, sebagai negara industri otomotif di Benua Biru itu.

Pabrikan mobil menjadi salah satu alasan lesunya perekonomian Jerman, karena pabrikan otomotif kesulitan memenuhi standar uji emisi metode baru yang mulai berlaku pada September.

Produsen mobil Jerman, Volkswagen Group mengalami penurunan 6,5 persen, meliputi dua merek mewah di bawah naungan grup itu yakni Porsche dan Audi.

BMW mengalami penurunan 2,7 persen dan Daimler sebagai produsen Mercedes Benz juga turun 1,3 persen.

Baca juga: Penurunan BBNKB Dorong Peningkatan Penjualan di Kalteng

Baca juga: 2019 penjualan Ford Series 1 Mustang RTR dibatasi hanya 500 mobil


Pabrikan Prancis PSA (Peugeot, Citroen dan Opel) serta Renault mengalami penurunan masing-masing sebesar 1,9 dan 0,7 persen.

Adapun penjualan produsen mobil Italia-Amerika yang bernaung di dalam grup FCA meliputi merek Fiat dan Jeep, merosot 14,9 persen.

EAMA mengatakan permintaan mobil baru turun hampir di seluruh negara Uni Eropa, termasuk lima pasar utama. Spanyol dan Italia mencatat penurunan terkuat, masing-masing turun 8,0 dan 7,5 persen.

Inggris mengalami penurunan 1,6 persen, Jerman 1,4 persen dan Prancis 1,1 persen, demikian AFP.

Penerjemah: Alviansyah Pasaribu