Akreditasi RSUD Murjani Sampit jangan dianggap beban

id Akreditasi RSUD Murjani Sampit jangan dianggap beban,Akreditasi,Pasien,Kesehatan,Wakil Bupati,Sampit,SNARS,KARS

Akreditasi RSUD Murjani Sampit jangan dianggap beban

Wakil Bupati HM Taufiq Mukri berfoto bersama manajemen RSUD dr Murjani Sampit dan tim dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit saat pembukaan survei simulasi SNARS, Selasa (19/3/2019). (Foto Antara Kalteng/Norjani)

Sampit (ANTARA) - Manajemen dan seluruh pegawai RSUD dr Murjani Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, diminta meningkatkan profesionalisme dalam melayani masyarakat, apalagi rumah sakit ini menuju penilaian akreditasi.

"Jangan sampai ada pihak yang menganggap bahwa akreditasi akan menjadi beban dan menambah-nambah pekerjaan karena harus bekerja sesuai standar-standar akreditasi," kata Wakil Bupati HM Taufiq Mukri di Sampit, Selasa.

Pesan itu disampaikan Taufiq saat membuka kegiatan survei simulasi Standar Nasional Rumah Sakit (SNARS) edisi I RSUD dr Murjani Sampit. Kegiatan ini dihadiri puluhan manajemen dan pegawai rumah sakit serta pejabat terkait.

Menurut Taufiq, akreditasi menjadi keharusan sebagai acuan standar pelayanan. Bagi rumah sakit, ini sangat penting, apalagi pelayanan yang diberikan menyangkut keselamatan nyawa pasien sehingga setiap orang harus mengikuti standar pelayanan yang telah ditetapkan.

Sejatinya, standar-standar yang dijadikan dalam penilaian komponen akreditasi adalah prosedur yang harus dipenuhi dan diimplementasikan jangka panjang, bukan hanya saat survei akreditasi. Makanya, semua harus dilakukan dengan sebenar-benarnya dan setulus-tulusnya.

"Khususnya agar tidak ada kesalahan medik dalam penanganan pasien. Pemerintah daerah sangat berharap perbaikan mutu peningkatan kinerja dan penerapan manajamen risiko mewujudkan kabupaten sehat. Ini juga menyangkut kepercayaan masyarakat terhadap rumah sakit. Saya yakin dengan kebersamaan maka akan terwujud," ujar Taufiq.

Direktur RSUD dr Murjani Sampit dr Denny Muda Perdana mengatakan, kegiatan ini merupakan survei simulasi, namun ini menjadi modal dalam menghadapi penilaian akreditasi yang rencananya dilaksanakan pada akhir April atau awal Mei.

"Tim ini yang memotret sejauh mana kesiapan kita dan mana yang harus dibenahi sehingga saat penilaian, semua sudah bagus sesuai harapan. Kami juga berharap bantuan pemerintah daerah selalu pemilik rumah sakit untuk selalu mendukung," ujar Denny.

Sementara itu, tim dari Komisi Akreditas Rumah Sakit (KARS) yang hadir ada empat orang, yaitu dr Dyah Silviaty, dr Djaenah Karim, dr Hendryk Kwandang dan Suparlan. Selama empat hari, mereka akan melihat kesiapan RSUD dr Murjani Sampit menghadapi penilaian akreditasi.

Dyah Silviaty selaku ketua tim menjelaskan, Undang-Undang tentang Rumah Sakit memerintahkan seluruh rumah sakit di Indonesia harus melakukan akreditasi. Saat ini institusi yang ditunjuk satu-satunya untuk melakukan penilaian akreditasi adalah Komisi Akreditas Rumah Sakit atau KARS. KARS merupakan institusi independen dan sudah bertaraf internasional sehingga setara dengan lembaga akreditasi rumah sakit di seluruh dunia.

"Paradigma rumah sakit saat ini adalah keselamatan pasien. Survei simulasi ini ibarat miniatur sebelum penilaian riil nanti. Jangan tegang. Akreditasi itu mudah dan menyenangkan, tapi tetap serius. Jangan takut karena ini semua tentang pekerjaan yang kita juga," demikian Dyah.