Ternyata ini alasan Deddy Corbuzier masuk Islam

id Deddy corbuzier, masuk islam,mualaf,alasan deddy mualaf

Ternyata ini alasan Deddy Corbuzier masuk Islam

Tangkapan layar akun Instagram (@mastercorbuzier)

Jakarta (ANTARA) - Di tengah anggapan Deddy Corbuzier masuk Islam karena akan menikah dengan kekasihnya yang beragama Islam, pembawa acara itu menegaskan bahwa dirinya masuk Islam murni karena mendapat hidayah dari Allah.

"Saya masuk Islam tidak ada yang menyuruh, tidak karena satu tujuan, banyak yang tanya apa karena mau nikah? Enggak, saya pindah karena hidayah," kata Deddy saat ditemui usai mengunjungi Kyai Ma'ruf Amien di Jakarta Pusat pada Jumat.

Deddy sebelumnya sudah belajar agama Islam selama hampir satu tahun dan menurutnya semua agama baik.

"Semua agama baik tidak ada yang jelek, tidak ada yang jahat, tidak ada yang negatif. Saya belajar agama Islam sendiri sudah hampir setahun, sudah delapan bulan lebih lah dengan Gus Miftah dan beberapa teman di sana. Kenapa saya pindah itu biar saya dan Allah saja yang tahu karena kalau nanti saya bilang saya nyaman, artinya agama yang sebelumnya saya tidak nyaman nanti jadi salah lagi saya," kata Deddy.

Baca juga: Felix Siauw apresiasi Gus Miftah pandu Deddy Corbuzier masuk Islam

Deddy mengaku tertarik belajar Islam dengan bimbingan Gus Miftah dari Pondok Pesantren Ora Aji, Kalasan, Sleman, Yogyakarta karena merasa nyaman dengan cara Gus Miftah mengenalkannya pada Islam.

"Ketika saya belajar dengan Gus Miftah yang diajarkan sama beliau bukan isi Al Quran gitu, tapi apa itu Islam dan menurut saya itu yang membuat saya tertarik dan saya enggak ditakut-takuti. Gus enggak ada kata-kata ‘masuk Islam yuk’ enggak ada sama sekali," katanya.

"Pas lagi puasa kemarin, Gus datang ke rumah saya bawain saya makanan. Nah itu kan indah ya," ujar dia.

Menanggapi hal itu Gus Miftah yang mendampingi Deddy mengatakan Deddy adalah tipe orang yang kritis dalam belajar.

"Saya selalu bilang sama dia, agama itu untuk diamalkan bukan untuk diperdebatkan. Dia punya banyak pertanyaan yang sifatnya sangat-sangat rasional," kata Gus Miftah.

"Pada suatu saat, beliau tanya ‘Gus kenapa tidak semua ajaran itu bisa diterima oleh akal’ contohnya perintah Nabi Ibrahim yang menyembelih anaknya Ismail. Jawaban saya ‘karena jika semua agama bisa diterima oleh akal, berarti enggak ada perbedaan antara agama sama ilmu pengetahuan. Orang akan enggak butuh agama, cuma sekolah saja’, menurut beliau itu rasional dan pemikiran-pemikiran seperti itu yang kemudian membuat beliau nyaman," kata Gus Miftah.