Palangka Raya (ANTARA) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kalimantan Tengah juga turut memberikan perhatian terhadap rencana pemindahan ibu kota negara ke lokasi yang baru, yakni segitiga emas antara Kabupaten Gunung Mas dan Katingan serta Kota Palangka Raya.
"MUI sebagai pengawal dan benteng umat, akan mengkaji berbagai dampak yang disebabkan rencana pemindahan itu, melalui dialog pagi," kata Sekretaris MUI Kalteng Bulkani di Palangka Raya, Kamis.
Seperti yang diketahui semua pihak, rencana pemindahan ibu kota negara hanya tinggal menunggu keputusan akhir presiden. Saat ini telah dipastikan pemindahan akan dilakukan ke Kalimantan dan Kalteng menjadi salah satu kandidat terkuat.
Bulkani menyebut, dialog itu rencananya akan digelar pada Sabtu (3/8), di Masjid Raya Darusalam, Palangka Raya. Pihaknya akan menghadirkan narasumber yang kompeten di bidangnya, baik dari akademisi maupun ulama.
Rencananya MUI bakal menghadirkan dua narasumber dalam kegiatan tersebut, yakni Ketua Dewan Riset Kalteng Prof Dr Sulmin Gumiri dan Rektor IAIN Palangka Raya Dr Khairil Anwar.
"Pemindahan ibu kota tentu akan membawa dampak positif dan negatif kepada umat. Untuk itu sudah seharusnya kami melaksanakan kegiatan ini sebagai pengawal dan benteng umat," jelasnya.
Dialog nantinya, tentu akan menghasilkan berbagai pandangan atau sejumlah poin strategis yang dijadikan bahan masukan kepada pengambil kebijakan tentang upaya pengawalan umat, terkait pemindahan ibu kota tersebut.
MUI memiliki kewajiban mengawal dan merawat akhlak umat. Untuk itu, lanjut Bulkani, pihaknya dianggap perlu melakukan dialog guna memberikan masukan yang tepat sebagai upaya membentengi umat dari berbagai dampak negatif yang berpotensi ditimbulkan.
"MUI rencananya akan melaksanakan kegiatan ini secara berkelanjutan, dengan mengangkat berbagai isu aktual. Setidaknya dua bulan sekali kami akan lakukan," terangnya.