Palangka Raya (ANTARA) - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Cabang Palangka Raya, Kalimantan Barat menyasar kalangan mahasiswa untuk menjadi peserta aktif program Jaminan Kesehatan Nasional kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).
Kepala BPJS Kesehatan Cabang Palangka Raya Muhammad Masrur Ridwan, Rabu mengatakan salah satu upayanya dengan melakukan kerja sama dan penandatanganan nota kesepahaman dengan Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Palangka Raya
"Kami mengucapkan banyak terima kasih atas kerja sama dan dukungan yang telah diberikan oleh STMIK Palangka Raya dalam upaya perluasan kepesertaan program JKN-KIS," kata Masrur.
Dia mengatakan, program JKN-KIS adalah program bersama selaku masyarakat Indonesia. Pemerintah telah menyediakan sistem jaminan sosial kesehatan dan BPJS Kesehatan yang ditugaskan untuk mengelola program jaminan kesehatan itu.
Sedangkan masyarakat juga merupakan pihak yang memiliki peran sangat penting dalam suksesnya penyelenggaraan program jaminan kesehatan.
Untuk itu seluruh elemen masyarakat diminta aktif mulai dari menjadi peserta JKN-KIS dan membayar iurannya secara rutin setiap bulan untuk bersama-sama, bergotong royong, bahu membahu menjaga keberlangsungan program tersebut.
"Sekali lagi kami ucapkan terima kasih banyak atas dukungan dari STMIK Palangka Raya terhadap pelaksanaan program JKN-KIS melalui MoU yang telah ditandatangani. Semoga ini menjadi langkah awal untuk menjaga program JKN-KIS ke depannya," kata Masrur.
Penandatanganan MoU tersebut dilakukan langsung oleh Kepala BPJS Kesehatan Cabang Palangka Raya Muhammad Masrur Ridwan dengan Ketua STMIK Palangka Raya Suparno.
Ketua STMIK Palangka Raya Suparno juga menyambut baik kerja sama yang secara resmi ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman pada acara puncak Orientasi Mahasiswa Baru (OMB) Sabtu malam (17/08) di Aula Kampus STMIK Palangka Raya itu.
Pihaknya pun mengaku mendukung program yang dikeluarkan oleh pemerintah itu. Apalagi ini merupakan program yang sangat baik untuk diikuti agar masyarakat mempunyai jaminan kesehatan.
"Walaupun masyarakat sudah mempunyai jaminan kesehatan, mudah-mudahan tidak akan menggunakannya karena selalu sehat. Kalaupun sakit, mereka sudah punya jaminan," kata Suparno.***3***