Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan suku bunga kredit perbankan seharusnya lebih cepat menurun setelah Bank Sentral memangkas suku bunga acuan 7-Day Reverse Repo Rate hingga 0,5 persen menjadi 5,5 persen dalam dua bulan terakhir.
"Karena suku bunga kebijakan yang turun, seharusnya arah yang lain juga menurun," kata Darmin di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat.
Menurut Darmin, sebenarnya dua regulator, Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bisa menerapkan langkah lanjutan untuk memastikan transmisi suku bunga kebijakan dapat bergerak lebih cepat ke suku bunga perbankan. Namun, dia memastikan pemerintah juga tidak akan tinggal diam. Pemerintah akan turut mengevaluasi pergerakkan suku bunga perbankan setelah stimulus dari kebijakan suku bunga.
"Regulator itu ada di BI dan OJK. Tetapi pemerintah juga tentu punya peran. Pemerintah memiliki dana banyak (di pasar keuangan). Ekonomi itu saling terkait," ujar dia.
Dampak lain terhadap sektor riil dari pelonggaran suku bunga itu, ujar Darmin, adalah peningkatan investasi untuk sektor riil dan juga investasi portofolio di pasar keuangan.
Mantan Gubernur BI itu tidak khawatir penurunan suku bunga acuan akan membuat imbal hasil instrumen keuangan domestik tidak menarik dibanding negara-negara sepadan. Pasalnya, negara-negara maju dan negara sepadan (peers) juga sedang menerapkan rezim penurunan suku bunga.
Dengan begitu, dia masih optimistis dengan potensi arus modal asing masuk yang akan digunakan untuk menambal pembiayaan defisit transaksi berjalan.
"Jadi jangan langsung melihatnya oh bagaimana dampak ke 'capital inflow' (arus modal masuk). Karena negara lain juga sedang mengarah (suku bunga) turun," ujar dia.
Investasi akan meningkat, kata Darmin, karena ekspetasi semakin murahnya pendanaan akan memacu kinerja dunia usaha dari sektor produksi dan ekspor. Hal itu diharapkan menjadi penggerak konsumsi dan investasi di semester II 2019.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menuturkan pemerintah akan mensinkronkan kebijakan fiskal dengan pelonggaran kebijakan moneter yang sudah dilakukan Bank Sentral. Dia menyambut baik langkah pelonggaran suku bunga acuan itu sebagai stimulus untuk memanfaatkan momentum pertumbuhan ekonomi. Adapun di kuartal II 2019, pertumbuhan ekonomi baru mencapai 5,05 persen secara tahunan (yoy).
"Jadi 'policy' (kebijakan) yang sudah dilakukan oleh Bank Indonesia akan kita sinkronkan dengan pemerintah, baik fiskal ke depan maupun yang sekarang," ujar Ani, sapaan akrab Sri Mulyani.
Tentang kondisi korban, dia mengatakan kondisi korban secara moral dan mental baik.
"Kami akan terus mendampingi sehingga dia kuat menghadapi proses hukum," katanya.
Berita Terkait
Darmin Nasution ditunjuk jadi Plt Menko PMK gantikan Puan Maharani
Rabu, 2 Oktober 2019 2:56 Wib
Mahalnya harga tiket penerbangan bisa dicegah
Kamis, 6 Juni 2019 12:35 Wib
Tarif tiket pesawat mahal segera dikaji pemerintah
Selasa, 7 Mei 2019 11:08 Wib
Wacana pemindahan ibu kota, ini tanggapan Menko Perekonomian
Kamis, 2 Mei 2019 18:56 Wib
Tahun Ini Inflasi Indonesia Bisa di Bawah 3 Persen?
Selasa, 1 November 2016 15:54 Wib
Tim Ekonomi Kabinet Sekarang Lebih Kuat, Ini Kata Menko Perekonomian
Kamis, 28 Juli 2016 15:05 Wib
Jokowi : Masa Depan Bangsa Ada Di Laut
Rabu, 15 Juni 2016 14:21 Wib
Darmin: BUMN Bisa Ringankan Tugas Bulog Distribusi Pangan
Rabu, 10 Februari 2016 15:12 Wib