Tara Basro 'malas' sendirian di lokasi syuting 'Perempuan Tanah Jahanam'

id Tara Basro ,Perempuan Tanah Jahanam,Tara Basro 'malas' sendirian di lokasi syuting 'Perempuan Tanah Jahanam',Joko Anwar

Tara Basro 'malas' sendirian di lokasi syuting 'Perempuan Tanah Jahanam'

Tara Basro di peluncuran trailer dan poster film "Perempuan Tanah Jahanam", Jakarta, Senin (16/9/2019). ANTARA/HO/Poplicist/pri (HO/Poplicist)

Jakarta (ANTARA) - Lokasi pengambilan gambar film horor "Perempuan Tanah Jahanam" karya Joko Anwar bertempat di daerah yang selama ini terisolasi dan sulit diakses.

"Banyak set yang belum pernah dipakai sama sekali sehingga kru harus membuka jalan untuk sampai ke sana," tutur aktris Tara Basro, pemeran Maya, di konferensi pers peluncuran poster dan trailer "Perempuan Tanah Jahanam", Jakarta, Senin (16//9).

Pengambilan gambar berlangsung di desa-desa sekitar Malang, Gempol, Lumbang, Bromo, Lumajang, Ijen, dan Banyuwangi.

Meski apa yang digambarkan dalam trailer memperlihatkan tempat yang mencekam, Tara bisa melawan rasa takut di lokasi syuting karena ia tidak sendirian.

"Minta temenin orang, untung selalu ramai-ramai di set. Kalau sendiri... malas!" kata aktris 29 tahun itu.

Terlibat dalam film yang tayang 17 Oktober 2019 ini membuatnya harus menjaga stamina dan berolahraga karena banyak adegan-adegan yang menguras tenaga.

Dengan stamina maksimal, ia juga bisa bekerja secara optimal saat harus terjaga meski malam larut.

"Makin sehat, makin kuat, karena banyak begadang."

Ini bukan proyek pertamanya bersama Joko Anwar, Tara terlibat dalam film "A Copy of My Mind", film horor "Pengabdi Setan" yang meraih banyak penghargaan juga "Gundala" yang diangkat dari karakter komik buatan mendiang Hasmi.

Bekerjasama beberapa kali dengan Joko Anwar tak pernah membosankan, ujar Tara.

"Bang Joko selalu punya ide baru yang diceritakan. Enggak pernah sama dan boring, menantang buat pemain," ungkap dia.

"Perempuan Tanah Jahanam" mengisahkan Maya (Tara Basro), gadis yang mengalami nasib buruk. Setelah mendapat serangan mendadak, Maya dapat informasi ada kemungkinan ia mendapat harta warisan di desa leluhurnya. Bersama temannya, Dini (Marissa Anita), Maya kembali ke kampung halaman.

Namun ia tidak menyadari masyarakat sudah berusaha mencari dan menghabisinya karena sebuah alasan.