Sampit (ANTARA) - Bupati Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah H Supian Hadi bertekad memulai pembangunan Jembatan Mentaya pada 2021 atau di tahun terakhir periode kedua dirinya memimpin kabupaten ini.
"Tahun 2021 diupayakan dana Rp50 miliar karena saat itu anggaran kita sudah lebih longgar dibanding 2020 ini. Saya berharap ini juga didukung DPRD. Kita mulai saja dulu. Saya yakin nanti pemerintah pusat dan pemerintah provinsi akan membantu penyelesaiannya," kata Supian di Sampit, Senin.
Jembatan Mentaya rencananya dibangun menghubungkan Kecamatan Seranau dengan Kecamatan Baamang atau kawasan pusat Kota Sampit. Pembangunan jembatan ini akan membuka keterisolasian jalur darat yang selama ini dialami masyarakat Kecamatan Seranau dan Kecamatan Pulau Hanaut yang juga berada di kawasan seberang terpisah Sungai Mentaya.
Keterisolasian jalur darat tersebut membuat pembangunan di dua kecamatan ini lebih lambat dibanding kecamatan lainnya. Biaya kebutuhan juga lebih tinggi karena mahalnya biaya angkut melalui sungai dan dilanjutkan angkutan darat menuju ke lokasi.
Jembatan yang akan dibangun dengan lebar 14 meter dan bentang 970 meter itu diperkirakan akan menghabiskan dana sedikitnya Rp1,050 triliun. Besarnya dana yang dibutuhkan tidak mungkin ditanggung sendiri oleh pemerintah kabupaten, tetapi diharapkan dibantu pemerintah provinsi dan pusat.
"Misalnya nanti diawali dengan dana kabupaten Rp50 miliar, provinsi Rp100 miliar dan dibantu dari pemerintah pusat. Gubernur juga sudah berjanji siap membantu dana. Intinya, kita mulai saja. Saya sangat yakin nanti pemerintah pusat akan membantu penyelesaiannya," kata Supian Hadi.
Pembangunan Jembatan Mentaya diharapkan mempercepat kemajuan dan pertumbuhan ekonomi di Kecamatan Seranau dan Pulau Hanaut. Apalagi saat ini pemerintah daerah sedang membangun jalan dari Kecamatan Cempaga menuju dua kecamatan tersebut, sehingga nantinya diharapkan bisa terkoneksi dengan kawasan pusat Kota Sampit jika jembatan itu terwujud.
Terkait pembangunan Jembatan Mentaya, masyarakat juga berharap Presiden Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi merealisasikan janjinya membangun Jembatan Mentaya sesuai janji yang pernah diucapkannya.
Baca juga: HUT Kotim serentak dilaksanakan di tiga lokasi
Persetujuan dan janji pembangunan Jembatan Mentaya disampaikan Presiden Joko Widodo saat melakukan video conference dengan Bupati H Supian Hadi pada 29 April 2015 dalam acara pencanangan Program Sejuta Rumah untuk Rakyat. Saat itu Kotawaringin Timur adalah salah satu dari sedikit kabupaten di Indonesia yang diberi kesempatan melakukan sambungan video jarak jauh dengan presiden, disaksikan ratusan undangan.
Kesempatan itu tidak disia-siakan Supian Hadi. Selain melaporkan kesiapan Program Sejuta Rumah untuk Rakyat, Supian juga berkeluh kesah tentang adanya dua kecamatan yang masih terisolasi jalan darat, yakni Seranau dan Pulau Hanaut, padahal letaknya di seberang pusat kota dan hanya terpisah Sungai Mentaya.
Saat itu keluhan tersebut langsung direspons Presiden Joko Widodo. Selain menyetujui usulan pembangunan itu, saat itu presiden langsung memerintahkan Kementerian Pekerjaan Umum mengirim tim teknis untuk melakukan kajian lapangan dan membantu persiapannya.
Sayangnya hingga saat ini, rencana pembangunan tersebut belum ada kepastian. Sangat sulit bagi pemerintah daerah membangun jembatan itu dengan anggaran sendiri karena diperkirakan memerlukan biaya lebih dari Rp1 triliun.
Baca juga: DPRD Kotim minta pemerintah pusat merevisi aturan pengadaan blangko KTP
Baca juga: Kotim kini miliki Perda Wajib Diniyah