Pengembangan objek wisata Pasuha di Bartim tiru Taman Nasional Tanjung Puting

id Pengembangan objek wisata Pasuha di Bartim tiru Taman Nasional Tanjung Puting,Barito timur,Ampera AY Mebas

Pengembangan objek wisata Pasuha di Bartim tiru Taman Nasional Tanjung Puting

Bupati Barito Timur Ampera AY Mebas. ANTARA/Habibullah

Tamiang Layang  (ANTARA) - Bupati Barito Timur Kalimantan Tengah Ampera AY Mebas menginginkan pengembangan objek wisata Patai Suku Hawa atau Pasuha di Desa Pulau Patau Kecamatan Dusun Timur bisa seperti Taman Nasional Tanjung Puting di Kotawaringin Barat.

"Saya sudah meminta instansi teknis untuk berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam terkait orangutan," kata Ampera AY Mebas di Tamiang Layang, Minggu.

Menurutnya, saat ini kawasan yang dihibahkan Pemerintah Desa Pulau Patai berkisar 40 hektare. Luasan ini diharapkan bisa diperbesar lagi sehingga penanganannya bisa menjadi kawasan konservasi.

Salah satu anak perusahaan tambang terbesar di Kalsel berencana ikut membantu dan mendukung pengembangan Pasuha. Ampera sendiri berharap ada perluasan Sungai Patai dan pembangunan kanal yang mengitari wilayah konservasi tersebut.

"Sehingga bisa dijadikan wisata susur sungai mengelilingi objek konservasi dan melihat wisata alami dan kehidupan orangutan," kata Ampera.

Bupati dua periode ini mengakui, langkah yang diambil dalam pengelolaan wisata objek konservasi memerlukan kajian-kajian hukum dan teknis agar orangutan bisa berada atau masuk  di wilayah konservasi Pulau Patai. Selama itu, perlu pengelolaan teknis lingkungan agar tersedianya makanan untuk orangutan tersebut.

Saat ini Pasuha mulai ramai dikunjungi wisatawan lokal karena kondisinya masih alami. Muda-mudi yang suka berburu wisata mungunjungi Pasuha untuk mandi hingga susur sungai menggunakan perahu dayung.

Di Pulau Patai, juga terdapat populasi kerbau rawa yang bisa dilihat ketika menyusuri Sungai Patai. Dinas Pertanian Bartim menilai, Pulau Patai memiliki potensi dalam pengembangan kerbau rawa karena kondisi alam dan ketersediaan pakan kerbau rawa itu sendiri.

Juni 2019 lalu, Festival Nariuk juga digelar di Desa Pulau Patai yang bisa ditempuh jalur darat lebih kurang 20 menit dari Tamiang Layang. Festival Nariuk merupakan festival berburu menombak ikan sebagai pelestarian budaya Dayak yang dapat terjaga dan bisa ditularkan pada generasi selanjutnya.

"Kalau ada lokasi wisata seperti di Tanjung Puting, maka warga Bartim maupun tetangga dari Kalsel atau lainnya bisa berkunjung ke Desa Pulau Patai," demikian Ampera.