PSSI dan cabor ajukan nama sebagai prioritas penerima vaksin
Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Kemenpora Gatot S. Dewa Broto mengatakan bahwa PSSI telah mengajukan 178 nama untuk menjadi prioritas penerima vaksin COVID-19 dari pemerintah.
"Tidak hanya atlet, yang ada dalam daftar juga pelatih dan tenaga pendukung," ujar Gatot kepada ANTARA di Jakarta, Senin.
Gatot melanjutkan, sebanyak 178 nama itu terdiri dari para pemain, pelatih dan ofisial tim nasional U-16, U-19, U-23 serta senior.
Rinciannya, dari timnas U-16, PSSI mendaftarkan nama 30 atlet, empat pelatih dan sembilan anggota tim pendukung.
Kemudian dari timnas U-19 ada 27 atlet, lima pelatih dan 18 anggota tim pendukung. Di sini termasuk pelatih asal Korea Selatan Shin Tae-yong.
Lalu, ada 36 atlet dan 10 tenaga pendukung untuk timnas U-23. Terakhir, ada 29 atlet dan 10 anggota tim pendukung dari timnas senior.
Dari daftar nama tersebut, Gatot memastikan tidak ada sosok Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan.
"Pak Ketua Umum PSSI tidak masuk dalam daftar karena memang harus adil, sama dengan yang lain," tutur dia.
Dengan masuknya permohonan PSSI untuk vaksin COVID-19, Kemenpora memastikan sudah ada 18 federasi cabang olahraga yang mengajukan atlet, pelatih serta ofisialnya untuk menjadi prioritas penerima vaksin.
Sebanyak 17 federasi tersebut adalah PBSI (bulu tangkis), PABBSI (angkat besi), Perpani (panahan), PRSI (renang), IPSI (pencak silat), Pelti (tenis), FORKI (karate), TI (taekwondo), PJSI (judo), PBWI (wushu), PBVSI (voli), Perbakin (menembak), Persani (senam), Percasi (catur), PODSI (dayung), PBI (boling) dan PSOI (selancar ombak).
Total ada 1.500 nama yang masuk dalam permohonan dari 17 federasi cabang olahraga tersebut.
Gatot menyatakan, ada satu hal yang menjadi syarat utama permohonan prioritas vaksin untuk insan olahraga yaitu akan tampil di turnamen internasional.
"Yang menjadi prioritas adalah atlet, pelatih dan ofisial yang akan dikirimkan ke turnamen internasional. Jika tidak, mereka akan menunggu vaksinasi yang sudah diprogramkan pemerintah," tutur dia.
Vaksinasi COVID-19 di Indonesia dimulai sejak 13 Januari 2021. Pemerintah menegaskan bahwa prioritas utama vaksinasi adalah para tenaga kesehatan yang menjadi garda terdepan melawan pandemi.
"Tidak hanya atlet, yang ada dalam daftar juga pelatih dan tenaga pendukung," ujar Gatot kepada ANTARA di Jakarta, Senin.
Gatot melanjutkan, sebanyak 178 nama itu terdiri dari para pemain, pelatih dan ofisial tim nasional U-16, U-19, U-23 serta senior.
Rinciannya, dari timnas U-16, PSSI mendaftarkan nama 30 atlet, empat pelatih dan sembilan anggota tim pendukung.
Kemudian dari timnas U-19 ada 27 atlet, lima pelatih dan 18 anggota tim pendukung. Di sini termasuk pelatih asal Korea Selatan Shin Tae-yong.
Lalu, ada 36 atlet dan 10 tenaga pendukung untuk timnas U-23. Terakhir, ada 29 atlet dan 10 anggota tim pendukung dari timnas senior.
Dari daftar nama tersebut, Gatot memastikan tidak ada sosok Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan.
"Pak Ketua Umum PSSI tidak masuk dalam daftar karena memang harus adil, sama dengan yang lain," tutur dia.
Dengan masuknya permohonan PSSI untuk vaksin COVID-19, Kemenpora memastikan sudah ada 18 federasi cabang olahraga yang mengajukan atlet, pelatih serta ofisialnya untuk menjadi prioritas penerima vaksin.
Sebanyak 17 federasi tersebut adalah PBSI (bulu tangkis), PABBSI (angkat besi), Perpani (panahan), PRSI (renang), IPSI (pencak silat), Pelti (tenis), FORKI (karate), TI (taekwondo), PJSI (judo), PBWI (wushu), PBVSI (voli), Perbakin (menembak), Persani (senam), Percasi (catur), PODSI (dayung), PBI (boling) dan PSOI (selancar ombak).
Total ada 1.500 nama yang masuk dalam permohonan dari 17 federasi cabang olahraga tersebut.
Gatot menyatakan, ada satu hal yang menjadi syarat utama permohonan prioritas vaksin untuk insan olahraga yaitu akan tampil di turnamen internasional.
"Yang menjadi prioritas adalah atlet, pelatih dan ofisial yang akan dikirimkan ke turnamen internasional. Jika tidak, mereka akan menunggu vaksinasi yang sudah diprogramkan pemerintah," tutur dia.
Vaksinasi COVID-19 di Indonesia dimulai sejak 13 Januari 2021. Pemerintah menegaskan bahwa prioritas utama vaksinasi adalah para tenaga kesehatan yang menjadi garda terdepan melawan pandemi.