Jakarta (ANTARA) - Menyiasati masalah suhu udara dan kelembapan yang tinggi di negara tropis membuat produsen pakaian lokal snugg. memproduksi pakaian yang mengadopsi teknologi khusus sehingga tiap helai menjadi anti bau, anti bakteri, dan anti air. Berbahan jersey yang 100 persen terbuat dari katun, seri Jersey Tech keluaran snugg. berfokus memberikan kenyamanan bagi para pemakai.
Snugg. didirikan oleh Elisabeth Kurniawan dan Catherine Halim. Keduanya memiliki latar belakang dalam bidang consumer brands, retail, dan teknologi.
Keringat pada dasarnya tidak berbau, tetapi perpaduan keringat dan bakteri pada kulit bisa menyebabkan bau badan.
“Kami ingin menciptakan sebuah pakaian yang mampu memberikan kenyamanan bagi tiap pemakai. Suhu udara di Indonesia cenderung tinggi, tetapi hujan yang turun tanpa henti juga membuat masyarakat membutuhkan pakaian hangat yang bisa membuat mereka merasa nyaman saat beraktivitas. Namun kami paham bahwa pakaian hangat seringkali memicu keringat berlebih, yang ketika berpadu dengan bakteri pada kulit bisa menimbulkan bau badan,” kata Elisabeth dalam keterangannya, Senin.
Baca juga: Adidas hadirkan busana olahraga untuk ibu hamil
Berkeringat adalah hal yang lazim terjadi di negara tropis, tetapi saat bau badan dan bakteri timbul, maka hal tersebut akan mengganggu kesehatan pemakai dan kenyamanan orang di sekitarnya.
“Oleh karenanya kami menggunakan bahan jersey yang 100 persen terbuat dari katun, serta memiliki keunggulan nyaman dipakai, mudah menyerap keringat, dan cepat kering, sehingga membuat pakaian menjadi anti bau. Dipadu dengan teknologi anti air yang mencegah percikan air menempel pada pakaian, serta anti bakteri untuk mengurangi risiko penularan penyakit di masa pandemi, kami berharap agar ketiga teknologi ini bisa membantu meningkatkan tingkat kenyamanan pemakai,” tambah Elisabeth.
Berangkat dari pengalaman kerja di bidang consumer tech dan retail selama lebih dari 13 tahun, Elisabeth telah mendirikan jaringan belanja eksklusif The Shonet serta mendapatkan sembilan juta user dan 11.500 jejaring di industri fesyen dan kecantikan. Dia juga turut membangun media daring gaya hidup perempuan Popbela.com serta berkarier di berbagai merek ternama seperti Saint Laurent, Van Cleef & Arpels, dan Cartier.
Sementara itu, Catherine, yang mendirikan bisnis kedai kopi Kisaku bersama teman-temannya, ahli di bidang manajemen dan pemasaran. Dia pernah bergabung bersama Ride Jakarta dan Bank HSBC, pun sering memberikan pelatihan bisnis dan pemasaran, berkolaborasi dengan perusahaan lokal dan internasional.
Semua pengalaman kerja tersebut memicu keinginan Elisabeth dan Catherine untuk membuat sebuah produk fesyen berbasis teknologi.
“Kami sadar bahwa menciptakan sebuah produk fesyen berkualitas premium tidak hanya membutuhkan desain apik, tapi juga pemahaman intensif terkait bisnis, produk, dan tentunya kanal teknologi yang akan membantu meningkatkan pemasaran,” imbuh Elisabeth.
Baca juga: Haruskah membuka baju anak saat berjemur di bawah sinar matahari?
Baca juga: Mitos atau fakta, pakai baju berwarna putih bisa tangkal gerah?
Baca juga: Daniel Mananta bagikan tips memilih pakaian olahraga
Berita Terkait
Wuling raih predikat 'Best EV Car Brand' dari Technologue Award 2024
Selasa, 27 Agustus 2024 12:27 Wib
Artis Korea jadi daya tarik untuk promosi produk kecantikan
Kamis, 8 Agustus 2024 11:49 Wib
Peningkatan transaksi 7 kali lipat di Shopee 11.11 Big Sale
Selasa, 14 November 2023 14:39 Wib
American Tourister bagikan strategi jadi populer di ranah digital
Senin, 11 September 2023 12:46 Wib
Aice raih Top Brand Award & Top Brand for Kids lima tahun beruntun
Rabu, 28 Juni 2023 14:54 Wib
Brand Tisha merilis lip cream dan liptint
Jumat, 7 April 2023 10:59 Wib
Menu baru Popeyes untuk konsumen Indonesia
Jumat, 23 Desember 2022 18:09 Wib
TECNO CAMON 19 Pro unggulkan kamera yang mumpuni
Jumat, 9 Desember 2022 11:04 Wib