COVID-19 buat penduduk miskin di Kalteng bertambah 10,54 ribu orang
Sedangkan tiga komoditi non makanan yang berpengaruh paling besar terhadap pembentukan garis kemiskinan yakni perumahan, listrik, dan bensin,
Palangka Raya (ANTARA) - Badan Pusat Statistik mencatat jumlah penduduk miskin di Provinsi Kalimantan Tengah pada September 2020 mencapai 141,78 ribu orang, atau 10,54 ribu orang (8,03 persen) dibandingkan dengan penduduk miskin pada September 2019 yang berjumlah 131,24 orang
Komponen tertinggi pembentuk Garis Kemiskinan (GK) di provinsi ini yakni makanan dengan tingkat andil mencapai 78,74 persen yang terdiri dari beras dan rokok kretek filter serta daging ayam ras, kata Kepala BPS Kalteng Eko Marsoro melalui rilis di Palangka Raya, Senin.
"Sedangkan tiga komoditi non makanan yang berpengaruh paling besar terhadap pembentukan garis kemiskinan yakni perumahan, listrik, dan bensin," tambahnya.
Ditinjau secara berurutan sepuluh komoditi makanan yang memberikan sumbangan terbesar di perkotaan maka
urutannya adalah beras, rokok kretek flter, daging ayam ras, telur ayam ras, mie instan, kue basah, gula pasir, cabai rawit, kopi bubuk & kopi instan (sachet) dan susu bubuk.
"Di pedesaan urutannya terdiri dari beras, rokok kretek flter, daging ayam ras, gula pasir, telur ayam ras, kue basah, mie instan, bawang merah, cabe rawit, dan roti," beber Eko.
Sementara komoditi bukan makanan yang memberikan sumbangan terbesar untuk GK adalah perumahan (8,43 persen di perkotaan dan 8,5 persen di perdesaan). Kemudian jika dilihat secara berurutan, lima komoditi bukan makanan yang memberikan sumbangan terbesar di perkotaan berturut-turut adalah perumahan, listrik, bensin, pendidikan, dan perlengkapan mandi.
"Kalau di pedesaan, urutannya terdiri dari perumahan, bensin, listrik, pendidikan, dan perlengkapan mandi," ucapnya.
Baca juga: Nilai tukar petani di Kalteng alami kenaikan selama Januari 2021
Berdasarkan klasifikasi daerah tempat tinggal, dalam periode September 2019 – September 2020, jumlah penduduk miskin di wilayah perkotaan bertambah 7,3 ribu orang (15,6 persen) dari 47,00 ribu pada September 2019 menjadi 54,34 ribu pada September 2020. Penduduk miskin di perdesaan bertambah 3,2 ribu orang (3,8 persen) dari 84,24 ribu di September 2019 menjadi 87,45 ribu pada September 2020.
"Kenaikan jumlah orang miskin baik di pedesaan maupun di perkotaan dalam periode September 2019 – September 2020, terjadi karena adanya pandemic COVID-19 selama tahun 2020 yang berimbas ke banyak sektor," kata Kepala BPS Kalteng itu.
Meskipun mengalami peningkatan dari September 2019 ke September 2020, namun kemiskinan di provinsi berjuluk Bumi Tambun Bungai-Bumi Pancasila itu secara umum, dalam periode Maret 2014 ke September 2020, tetap menunjukkan tren penurunan baik dari sisi jumlah maupun persentase.
"Jumlah penduduk miskin Kalteng menurun dari 146,32 ribu orang di Maret 2014, menjadi 141,78 ribu orang pada September 2020. Penurunan persentase kemiskinan terjadi dari 6,03 persen menjadi 5,26 persen," demikian Eko.
Baca juga: Cabai dan rokok kretek filter jadi penyumbang inflasi di Kalteng
Baca juga: Penduduk Kalteng bertambah 0,46 juta jiwa per September 2020
Komponen tertinggi pembentuk Garis Kemiskinan (GK) di provinsi ini yakni makanan dengan tingkat andil mencapai 78,74 persen yang terdiri dari beras dan rokok kretek filter serta daging ayam ras, kata Kepala BPS Kalteng Eko Marsoro melalui rilis di Palangka Raya, Senin.
"Sedangkan tiga komoditi non makanan yang berpengaruh paling besar terhadap pembentukan garis kemiskinan yakni perumahan, listrik, dan bensin," tambahnya.
Ditinjau secara berurutan sepuluh komoditi makanan yang memberikan sumbangan terbesar di perkotaan maka
urutannya adalah beras, rokok kretek flter, daging ayam ras, telur ayam ras, mie instan, kue basah, gula pasir, cabai rawit, kopi bubuk & kopi instan (sachet) dan susu bubuk.
"Di pedesaan urutannya terdiri dari beras, rokok kretek flter, daging ayam ras, gula pasir, telur ayam ras, kue basah, mie instan, bawang merah, cabe rawit, dan roti," beber Eko.
Sementara komoditi bukan makanan yang memberikan sumbangan terbesar untuk GK adalah perumahan (8,43 persen di perkotaan dan 8,5 persen di perdesaan). Kemudian jika dilihat secara berurutan, lima komoditi bukan makanan yang memberikan sumbangan terbesar di perkotaan berturut-turut adalah perumahan, listrik, bensin, pendidikan, dan perlengkapan mandi.
"Kalau di pedesaan, urutannya terdiri dari perumahan, bensin, listrik, pendidikan, dan perlengkapan mandi," ucapnya.
Baca juga: Nilai tukar petani di Kalteng alami kenaikan selama Januari 2021
Berdasarkan klasifikasi daerah tempat tinggal, dalam periode September 2019 – September 2020, jumlah penduduk miskin di wilayah perkotaan bertambah 7,3 ribu orang (15,6 persen) dari 47,00 ribu pada September 2019 menjadi 54,34 ribu pada September 2020. Penduduk miskin di perdesaan bertambah 3,2 ribu orang (3,8 persen) dari 84,24 ribu di September 2019 menjadi 87,45 ribu pada September 2020.
"Kenaikan jumlah orang miskin baik di pedesaan maupun di perkotaan dalam periode September 2019 – September 2020, terjadi karena adanya pandemic COVID-19 selama tahun 2020 yang berimbas ke banyak sektor," kata Kepala BPS Kalteng itu.
Meskipun mengalami peningkatan dari September 2019 ke September 2020, namun kemiskinan di provinsi berjuluk Bumi Tambun Bungai-Bumi Pancasila itu secara umum, dalam periode Maret 2014 ke September 2020, tetap menunjukkan tren penurunan baik dari sisi jumlah maupun persentase.
"Jumlah penduduk miskin Kalteng menurun dari 146,32 ribu orang di Maret 2014, menjadi 141,78 ribu orang pada September 2020. Penurunan persentase kemiskinan terjadi dari 6,03 persen menjadi 5,26 persen," demikian Eko.
Baca juga: Cabai dan rokok kretek filter jadi penyumbang inflasi di Kalteng
Baca juga: Penduduk Kalteng bertambah 0,46 juta jiwa per September 2020