Penyerapan gabah perdana di Kotim capai 14,3 ton

id Penyerapan gabah perdana di Kotim capai 14,3 ton, kalteng, Sampit, kotim, Kotawaringin Timur, pemkab kotim

Penyerapan gabah perdana di Kotim capai 14,3 ton

Kepala DPKP Kotawaringin Timur Sepnita, Pimpinan Perum Bulog KC Kotim, Muhammad Azwar Fuad dan pejabat lainnya saat penyerapan gabah perdana di Desa Lampuyang, Kecamatan Teluk Sampit, Senin (10/3/2025). ANTARA/HO-DPKP Kotim

Sampit (ANTARA) - Hasil panen petani di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah mulai diserap oleh pemerintah dengan jumlah gabah yang diserap perdana sebanyak 14,3 ton dengan harga yang lebih baik dibanding sebelumnya.

"Dengan harga yang lebih baik, petani semakin bersemangat untuk mengolah kembali lahannya dan meningkatkan produksi gabah berkualitas. Ini upaya kita dalam mewujudkan ketahanan pangan di Kotim,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kotawaringin Timur, Sepnita di Sampit, Rabu.

Program Serapan Gabah perdana di Kotawaringin Timur dimulai di Desa Lampuyang, Kecamatan Teluk Sampit, Senin (10/3). Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Kotawaringin Timur bersama Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Kantor Cabang (KC) Kotawaringin Timur.

Dalam serapan perdana ini dilakukan terhadap panen seluas 3,5 hektare dengan hasil sebanyak 14.300 kilogram gabah kering panen (GKP). Sesuai aturan, hasil panen diserap Bulog dengan harga Rp6.500 per kilogram dengan total transaksi yang dilakukan mencapai Rp92.950.000.

Gabah tersebut berasal dari dua kelompok tani, yakni Brigade Pangan Bedidih Bersatu sebanyak 7.300 kg dan Brigade Pangan Gemuk Sari Mandiri sebanyak 7.000 kg.

Serapan ini disambut gembira petani. Harga pembelian pemerintah (HPP) terbaru ini yakni Rp6.500 per kilogram, dinilai cukup menguntungkan petani karena harga GKP di wilayah Teluk Sampit saat panen raya sebelumnya hanya berkisar Rp4.500–Rp5.500 per kilogram.

"Kegiatan ini menjadi momen penting bagi petani setempat, yang selama ini menghadapi tantangan fluktuasi harga gabah," ujar Sepnita.

Baca juga: SDN 3 MB Hulu gelar Ramadhan Camp optimalkan kegiatan keagamaan

Dijelaskannya, program Sergab bertujuan untuk menstabilkan harga gabah di tingkat petani serta mengurangi ketergantungan mereka pada tengkulak. Dengan adanya kepastian harga dari Bulog, petani tidak lagi terjebak dalam permainan harga yang sering kali merugikan mereka.

Program Sergab ini memberikan keuntungan bagi petani, salah satunya adalah mekanisme pembayaran yang lebih cepat dan transparan. Begitu panen selesai, Bulog langsung melakukan pembayaran di tempat, tanpa harus menunggu lama seperti yang biasa terjadi jika menjual ke tengkulak.

Dengan kepastian harga dan pembayaran yang langsung diterima petani, semangat untuk kembali mengolah lahan semakin meningkat. Program ini juga menjadi upaya pemerintah untuk meningkatkan produksi gabah berkualitas, yang pada akhirnya memperkuat ketahanan pangan di Kabupaten Kotim.

"Langsung pihak Bulog dihubungi Kepala BPP setempat kapan panen, dan bayar di tempat oleh Bulog," tambah Sepnita.

Sementara itu, Pimpinan Perum Bulog KC Kotim, Muhammad Azwar Fuad, menjelaskan bahwa penyerapan gabah dilakukan dengan memberlakukan harga pembelian pemerintah (HPP) yang baru, sesuai dengan Surat Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional. Harga GKP di tingkat petani naik dari Rp6.000 menjadi Rp6.500 per kilogram.

“Langkah ini menunjukkan dukungan kami terhadap program Asta Cita Presiden RI dalam mewujudkan swasembada pangan. Kami berkomitmen untuk menyerap sebanyak-banyaknya hasil panen petani lokal, baik di Kotawaringin Timur maupun Katingan,” demikian Azwar.

Baca juga: Ketua DPRD Kotim dukung penertiban lahan perkebunan

Baca juga: Pemkab Kotim diminta biayai layanan kesehatan yang tidak ditanggung BPJS

Baca juga: Penduduk Kotim bertambah 4.821 jiwa