Cabai dan rokok kretek filter jadi penyumbang inflasi di Kalteng
Palangka Raya (ANTARA) - Badan Pusat Statistik Kalimantan Tengah mencatat cabai rawit, rokok kretek filter dan cabai merah, menjadi lima tertinggi komoditas utama bahan pangan yang menjadi penyumbang inflasi di provinsi setempat selama Januari 2021.
Selama Januari 2021 provinsi ini mengalami inflasi sebesar 0,09 persen yang merupakan gabungan Kota Palangka Raya dan Sampit menjadi acuan perhitungan Indeks Harga Konsumen (IHK), kata Kepala BPS Kalteng Eko Marsoro melalui rilis di Palangka Raya, Senin.
"Angka inflasi di Palangka Raya dan Sampit sama-sama 0,09 persen. Peringkat Palangka Raya untuk kota-kota di yang mengalami inflasi di tingkat nasional berada di 67 dan Sampit ke-66," ucapnya.
Berdasarkan data BPS Kalteng, terjadinya inflasi di Kota Palangka Raya 0,09 persen akibat kenaikan indeks harga yang mencapai 105,22 persen selama Januari 2021 dibandingkan Desember 2020. Kenaikan itu dipengaruhi indeks harga pada kelompok pakaian dan alas kaki dengan kisaran 0,85 persen, kelompok makanan dan minuman serta tembakau 0,76 persen, maupun kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,39 persen.
Eko mengatakan komponen energi selama Januari 2021 di Provinsi Kalimantan Tengah relatif tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
sebagian besar perubahan tingkat harga kebutuhan bahan pokok. Hal ini terlihat dari rendahnya indeks harga komponen energi di Palangka Raya (96,31), bahkan menjadi penyumbang deflasi 0,85 persen.
"Kalau untuk komoditas utama bahan pokok yang memberikan andil inflasi di Palangka Raya yakni Cabai Rawit, kacang panjang, rokok kretek filter, ketimun, cabai merah, tarif kendaraan travel, semangka, minyak goreng, tomat dan daging sapi," beber dia.
Baca juga: Penduduk Kalteng bertambah 0,46 juta jiwa per September 2020
Sementara untuk Kota Sampit, terjadinya inflasi 0,09 persen akibat indeks harga selama Januari 2021 yang mencapai 150,60 naik dari 105,50 pada Desember 2020. Inflasi itu dipengaruhi oleh peningkatan indeks harga kelompok penyedia makanan dan minuman/restoran (0,34 persen), kelompok makanan, minuman, dan tembakau (0,33 persen), serta kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga (0,32 persen).
Kepala BPS Kalteng mengatakan komponen energi d Sampit juga sama seperti di Kota Palangka Raya, tidak begitu berpengaruh secara signifikan terhadap sebagian besar perubahan tingkat harga kebutuhan bahan pokok. Di mana komponen energi di Sampit sekitar 97,76 persen, dan menjadi salah satu penyumbang deflasi yang berkisar 0,36 persen.
"Komoditas utama bahan pokok yang menjadi penyumbang inflasi di Sampit selama Januari 2021 yakni, Cabai Rawit, Ikan Tongkol, Rokok Kretek Filter, Cabai Merah, Tomat, Udang Basah, Mangga, Upah Asisten Rumah Tangga, Martabak, dan baju kaor tanpa kerah atau T-shirt Pria," demikian Eko.
Baca juga: BPS catat NTP Gabungan Kalteng selama Desember 2020 naik 2,03 persen
Selama Januari 2021 provinsi ini mengalami inflasi sebesar 0,09 persen yang merupakan gabungan Kota Palangka Raya dan Sampit menjadi acuan perhitungan Indeks Harga Konsumen (IHK), kata Kepala BPS Kalteng Eko Marsoro melalui rilis di Palangka Raya, Senin.
"Angka inflasi di Palangka Raya dan Sampit sama-sama 0,09 persen. Peringkat Palangka Raya untuk kota-kota di yang mengalami inflasi di tingkat nasional berada di 67 dan Sampit ke-66," ucapnya.
Berdasarkan data BPS Kalteng, terjadinya inflasi di Kota Palangka Raya 0,09 persen akibat kenaikan indeks harga yang mencapai 105,22 persen selama Januari 2021 dibandingkan Desember 2020. Kenaikan itu dipengaruhi indeks harga pada kelompok pakaian dan alas kaki dengan kisaran 0,85 persen, kelompok makanan dan minuman serta tembakau 0,76 persen, maupun kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,39 persen.
Eko mengatakan komponen energi selama Januari 2021 di Provinsi Kalimantan Tengah relatif tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
sebagian besar perubahan tingkat harga kebutuhan bahan pokok. Hal ini terlihat dari rendahnya indeks harga komponen energi di Palangka Raya (96,31), bahkan menjadi penyumbang deflasi 0,85 persen.
"Kalau untuk komoditas utama bahan pokok yang memberikan andil inflasi di Palangka Raya yakni Cabai Rawit, kacang panjang, rokok kretek filter, ketimun, cabai merah, tarif kendaraan travel, semangka, minyak goreng, tomat dan daging sapi," beber dia.
Baca juga: Penduduk Kalteng bertambah 0,46 juta jiwa per September 2020
Sementara untuk Kota Sampit, terjadinya inflasi 0,09 persen akibat indeks harga selama Januari 2021 yang mencapai 150,60 naik dari 105,50 pada Desember 2020. Inflasi itu dipengaruhi oleh peningkatan indeks harga kelompok penyedia makanan dan minuman/restoran (0,34 persen), kelompok makanan, minuman, dan tembakau (0,33 persen), serta kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga (0,32 persen).
Kepala BPS Kalteng mengatakan komponen energi d Sampit juga sama seperti di Kota Palangka Raya, tidak begitu berpengaruh secara signifikan terhadap sebagian besar perubahan tingkat harga kebutuhan bahan pokok. Di mana komponen energi di Sampit sekitar 97,76 persen, dan menjadi salah satu penyumbang deflasi yang berkisar 0,36 persen.
"Komoditas utama bahan pokok yang menjadi penyumbang inflasi di Sampit selama Januari 2021 yakni, Cabai Rawit, Ikan Tongkol, Rokok Kretek Filter, Cabai Merah, Tomat, Udang Basah, Mangga, Upah Asisten Rumah Tangga, Martabak, dan baju kaor tanpa kerah atau T-shirt Pria," demikian Eko.
Baca juga: BPS catat NTP Gabungan Kalteng selama Desember 2020 naik 2,03 persen