Pemerintah segera vaksinasi COVID bagi 38 juta lansia dan pekerja publik

id Vaksin covid lansia,Lansia,Pekerja publik,Vaksinasi COVID-19

Pemerintah segera vaksinasi COVID bagi 38 juta lansia dan pekerja publik

Petugas menyuntikkan vaksin COVID-19 produksi Sinovac kepada tenaga kesehatan lanjut usia (lansia) saat kegiatan vaksinasi massal dosis pertama di Rumah Sakit Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta, Senin (8/2/2021). Kementerian Kesehatan memulai vaksinasi tenaga kesehatan di atas 60 tahun setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengeluarkan izin penggunaan vaksin tersebut untuk lansia. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj.

Jakarta (ANTARA) - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah segera melakukan vaksinasi COVID-19 bagi 38 juta warga lanjut usia dan tenaga kerja publik dalam tahan kedua pelaksanaan vaksinasi.



"Alhamdulillah kalau dari sisi vaksinasi, minggu ini kami masuk ke tahap kedua yaitu tahap lansia dan tenaga kerja publik yang nanti akan segera kita mulai vaksinasi 38 juta peserta," kata Menkes Budi dalam konferensi pers Satuan Tugas Penanganan COVID-19 secara virtual di Jakarta, Sabtu.



Menkes mengatakan vaksinasi tahap kedua bagi lansia dan tenaga kerja publik itu akan dilakukan sampai akhir Juni 2021. Untuk melaksanakan tahapan vaksinasi tersebut, pemerintah membutuhkan 76 juta dosis vaksin yang akan diberikan kepada sasaran vaksinasi tahap kedua tersebut.



Sementara itu, selain menyampaikan tahapan vaksinasi COVID-19 tahap kedua, Menkes Budi juga menjelaskan upaya Kemenkes untuk menahan laju kasus COVID-19 dari sisi diagnostik. Untuk penanggulangan COVID-19 dari sisi diagnostik, fokus penanganan akan diupayakan pada testing atau tes, tracing atau penelusuran kontak dan isolasi.



Dalam upaya testing, sistem pemeriksaan dengan rapid antigen, kata Menkes, sudah siap dan sudah bisa berjalan. Alat tes juga sudah didistribusikan dan diharapkan tes dengan rapid antigen dapat dilakukan pada akhir pekan ini.



"Kemudian, training-training ke Puskesmas juga sudah dilakukan agar semua Puskesmas yang memiliki rapid antigen bisa kemudian melakukan testing dari suspek dan kontak erat dan diharapkan lebih banyak yang bisa kita identifikasi dini untuk mengurangi laju penularan dan juga menurunkan positif rate," kata Menkes.



Sementara itu, dalam upaya penelusuran kontak, Kemenkes juga berupaya untuk meningkatkan kuantitas tracing.



"Kami berterima kasih sudah bekerja sama dengan Kapolri dan Panglima TNI untuk bisa menggerakkan seluruh Babinsa dan Bhabinkamtibmas di seluruh Puskesmas, desa dan kelurahan. Insya Allah di Senin nanti sudah lebih dari 5 ribu TNI dan Polri yang sudah kita train untuk menjadi tracer melengkapi atau menambahkan sekitar 5 ribu tracer yang sudah dipersiapkan BNPB," kata Menkes.