Jangan hanya andalkan satu intervensi kesehatan dalam menghadapi pandemi
Palangka Raya (ANTARA) - Tim Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kalimantan Tengah menegaskan, dalam menghadapi pandemi seperti saat ini, masyarakat diminta tidak hanya mengandalkan satu intervensi kesehatan saja.
Seperti hanya mengandalkan vaksin saja agar tidak tertular virus COVID-19, menerapkan disiplin protokol kesehatan yang ketat adalah upaya melengkapi intervensi kesehatan, kata Gubernur Kalteng Sugianto Sabran yang juga menjabat Ketua Satgas, melalui Kepala Bagian Kehumasan Satgas Agus Siswadi dalam rilisnya, Senin.
"Penting diingat, bukan hanya tingkat efektivitas suatu intervensi, namun juga sangat bergantung dengan lapisan proteksi majemuk," katanya.
Sebagai contoh, jika terdapat dua orang memakai masker dan hanya salah satu yang memakai masker tiga lapisan dan tepat menutup hidung dan mulut, maka sudah bisa ditebak mana yang lebih berisiko terpapar COVID-19.
Untuk itu selama belum tercapai kekebalan komunitas atau herd immunity, maka pencegahan paling efektif adalah kepatuhan protokol kesehatan oleh seluruh individu.
"Upaya edukasi dan komunikasi kepada masyarakat harus dilakukan seimbang antara vaksinasi dan protokol kesehatan," jelasnya.
Dijabarkannya, langkah penanganan pandemi COVID-19 tidak bisa dilakukan secara tunggal, tetapi harus komprehensif dengan melibatkan protokol kesehatan yang ketat.
Protokol kesehatan dimaksud, seperti memakai masker, mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, menjaga jarak, serta menghindari kerumunan.
Dalam waktu bersamaan, upaya ini harus didukung pelayanan kesehatan yang berkualitas, sehingga mereka yang sakit semakin sedikit, serta mendongkrak angka kesembuhan. Hal ini akan menjadi sempurna jika vaksinasi dilakukan untuk mengurangi kerentanan terinfeksi.
"Upaya vaksinasi yang dilakukan saat ini, tidak semata-mata menjadi satu-satunya upaya melindungi masyarakat dari penularan COVID-19. Vaksinasi tidak akan berhasil apabila tidak diimbangi dengan protokol kesehatan," terangnya.
Sementara itu, secara kumulatif positif COVID-19 Kalteng pada hari ini mencapai 15.309 kasus, terdiri dari 13.476 sembuh, 1.435 dalam perawatan dan 398 meninggal.
Seperti hanya mengandalkan vaksin saja agar tidak tertular virus COVID-19, menerapkan disiplin protokol kesehatan yang ketat adalah upaya melengkapi intervensi kesehatan, kata Gubernur Kalteng Sugianto Sabran yang juga menjabat Ketua Satgas, melalui Kepala Bagian Kehumasan Satgas Agus Siswadi dalam rilisnya, Senin.
"Penting diingat, bukan hanya tingkat efektivitas suatu intervensi, namun juga sangat bergantung dengan lapisan proteksi majemuk," katanya.
Sebagai contoh, jika terdapat dua orang memakai masker dan hanya salah satu yang memakai masker tiga lapisan dan tepat menutup hidung dan mulut, maka sudah bisa ditebak mana yang lebih berisiko terpapar COVID-19.
Untuk itu selama belum tercapai kekebalan komunitas atau herd immunity, maka pencegahan paling efektif adalah kepatuhan protokol kesehatan oleh seluruh individu.
"Upaya edukasi dan komunikasi kepada masyarakat harus dilakukan seimbang antara vaksinasi dan protokol kesehatan," jelasnya.
Dijabarkannya, langkah penanganan pandemi COVID-19 tidak bisa dilakukan secara tunggal, tetapi harus komprehensif dengan melibatkan protokol kesehatan yang ketat.
Protokol kesehatan dimaksud, seperti memakai masker, mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, menjaga jarak, serta menghindari kerumunan.
Dalam waktu bersamaan, upaya ini harus didukung pelayanan kesehatan yang berkualitas, sehingga mereka yang sakit semakin sedikit, serta mendongkrak angka kesembuhan. Hal ini akan menjadi sempurna jika vaksinasi dilakukan untuk mengurangi kerentanan terinfeksi.
"Upaya vaksinasi yang dilakukan saat ini, tidak semata-mata menjadi satu-satunya upaya melindungi masyarakat dari penularan COVID-19. Vaksinasi tidak akan berhasil apabila tidak diimbangi dengan protokol kesehatan," terangnya.
Sementara itu, secara kumulatif positif COVID-19 Kalteng pada hari ini mencapai 15.309 kasus, terdiri dari 13.476 sembuh, 1.435 dalam perawatan dan 398 meninggal.