Peternak babi di Gumas diminta lakukan 'biosecurity'

id Pemkab gumas, biosecurity, kuala kurun, babi mati gumas, demam babi gumas, asf, african swine fever, kalteng

Peternak babi di Gumas diminta lakukan 'biosecurity'

Tim dari Balai Veteriner Banjarbaru didampingi DTPHP Kalteng dan Distan Gumas mengambil sampel di Kelurahan Kampuri, Kecamatan Mihing Raya, Kamis, (7/10/2021). (ANTARA/HO-Distan Gumas)

Kuala Kurun (ANTARA) - Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah Letus Guntur meminta para peternak babi di wilayah setempat agar melakukan ‘biosecurity’, guna mencegah penularan dan pencegahan penyakit.



“Dalam budidaya ternak, biosecurity merupakan rangkaian kegiatan yang dirancang untuk mencegah penyakit masuk ke dalam peternakan ataupun menyebar ke luar peternakan,” ucapnya saat dihubungi dari Kuala Kurun, Sabtu.



Dikatakan olehnya, selama beberapa minggu terakhir, sudah banyak babi milik peternak yang mati karena sakit. Hingga 7 Oktober 2021, Distan Gumas telah menerima laporan ada 286 ekor babi yang sakit dan yang mati 127 ekor.



Secara umum, ternak babi yang sakit memiliki gejala demam dan kurang nafsu makan. Ada juga yang disertai badan gemetar, bintik-bintik kemerahan di badan dan kelemahan umum sehingga tidak bisa berdiri.



Letus yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Gumas ini menyebut, ternak babi yang mati tersebut diduga tertular penyakit demam babi Afrika atau 'african swine fever' (ASF).



“Namun untuk pastinya kita tunggu hasil pemeriksaan. Pengambilan sampel sudah dilakukan oleh Balai Veteriner Banjarbaru didampingi Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan Kalteng serta Distan Gumas,” papar dia.



Dia menjelaskan, pengambilan sampel dilakukan baik itu di wilayah dengan asumsi aman atau tidak ada laporan kematian ternak babi dan juga ke daerah terjangkit atau ada laporan ternak babi sakit.



Pengambilan sampel, kata dia, dilakukan pada 7-8 Oktober 2021. Untuk pengambilan sampel daerah aman/ tidak ada laporan kejadian penyakit ternak babi yakni di Desa Tumbang Empas dan Tuyun, Kecamatan Mihing Raya.



Sedangkan pengambilan sampel daerah terjangkit yakni di Kelurahan Kuala Kurun dan Desa Tumbang Hakau, Kecamatan Kurun, serta di Kelurahan Kampuri dan Desa Dahian Tambuk di Kecamatan Mihing Raya.



Terpisah, Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Yuliana Elisabet menjelaskan, biosecurity bisa dilakukan oleh peternak, dengan menyemprotkan desinfektan, terutama di kandang dan lingkungan sekitar kadang.



Desinfektan dijual bebas di toko bahan dan alat pertanian atau bisa juga dibuat sendiri dengan detergen atau mencampur bayclin dengan air untuk penyemprotan lantai dan dinding kandang.



“Selain itu diharapkan untuk tidak membuang bangkai babi yang mati ke lingkungan sekitar atau sungai. Sebaiknya dikubur untuk mencegah meluasnya penyebaran penyakit,” demikian Yuliana Elisabet.