Palangka Raya (ANTARA) - Dampak dari pandemi COVID-19 turut mempengaruhi semua sektor kehidupan baik kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan lainnya. Dalam dunia pendidikan misalnya pandemi COVID-19 mempengaruhi proses belajar mengajar dan kegiatan pendukung lainnya.
Sehingga upaya terobosan terus dilakukan dan diantaranya menerapkan metode luring maupun daring. Termasuk dalam proses pendidikan nonformal yang ada dimasyarakat saat ini.
Oleh karena itu perlu adanya upaya bersama dalam proses pengendalian COVID-19 dan adaptasi berbagai kegiatan termasuk proses pada pendidikan nonformal tersebut. Diantara upaya pengendalian COVID-19 adalah melibatkan peran masyarakat dan pemberdayaan masyarakat sebagai garda terdepan.
Sebagaimana diungkapkan oleh Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr Daeng Mohammad Faqih mengatakan masyarakat harus tetap menjadi garda terdepan dalam perang melawan pandemi COVID-19 (Antaranews, 2020).
Pengendalian COVID-19 dengan melibatkan masyarakat akan sangat membantu semua pihak, termasuk pemerintah dalam rangka upaya pencegahan dan meminimalisir terjadinya penularan COVID-19. Meskipun pada kondisi saat ini telah mengalami penurunan baik mereka yang terkonfirmasi, dalam perawatan maupun meninggal dunia akibat COVID-19.
Berdasarkan data dari Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kalimantan Tengah, Rabu (8/12) pukul 16.00 WIB, terkonfirmasi 0, dan meninggal 0. Namun bukan berarti kita tidak melakukan upaya pencegahan dan antisipasi.
Dari data Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah pada bulan Juli 2021 menunjukan data kenaikan terkonfirmasi COVID-19 hingga masuk gelombang kedua, meskipun sebelumnya mengalami penurunan.
Kepala Dinas Kesehatan, Suyuti Syamsul, Rabu (07/07/2021) mengungkapkan, berdasarkan data yang dimiliki Dinas Kesehatan, Provinsi Kalteng kini masuk gelombang kedua serangan COVID-19, (RRI, 2021).
Karena itu penting bagi kita, untuk melakukan upaya bersama dalam rangka pengendalian COVID-19 diantaranya dengan pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat yang secara langsung terhubung dengan masyarakat melalui media komunikasi.
Diantara media komunikasi harian yang saat ini menjadi tren digunakan masyarakat yaitu WhatsApp. Melalui pemanfaatan WhatsApp sebagai sarana edukasi dan pemberdayaan masyarakat dalam rangka pengendalian COVID-19.
Apabila edukasi dan pemberdayaan masyarakat ini dilakukan secara terencana, sistematis dan langsung kepada masyarakat maka akan memberikan pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat yang lebih baik serta meminimalisir informasi yang tidak berdasar dan merugikan.
Lantas bagaimana polanya agar upaya pemberdayaan masyarakat dalam pengendalian COVID-19 melalui WhatsApp dilakukan secara efektif. Yaitu melalui lima tahapan, pertama dengan membuat grup WhatsApp yang terdiri dari 10 - 30 orang. Kemudian diberi nama grup tersebut untuk memudahkan proses dan evaluasinya.
Kedua, menyiapkan dan melakukan pretest sebelum menyampaikan edukasi dan posttest setelah mendapatkan edukasi dengan menggunakan kuesioner online melalui WhatsApp.
Ketiga, menyiapkan materi edukasi dan pemberdayaan masyarakat dalam pengendalian COVID-19 yang menjelaskan pengertian COVID-19, gejala, penularan, faktor risiko, perawatan dan pencegahan dengan tulisan dan gambar.
Keempat, membuat jadwal edukasi beserta menentukan waktu untuk disampaikan dengan tulisan dan gambar melalui grup WhatsApp yang sudah dibuat.
Kelima, melakukan evaluasi, apakah masyarakat yang ada di grup WhatsApp tersebut telah membaca secara keseluruhan materi edukasi dan pemberdayaan. Apabila ada yang belum membacanya, maka dilakukan edukasi secara langsung melalui WhatsApp kepada nama tersebut.
Dengan lima tahapan edukasi melalui WhatsApp tersebut akan membantu meningkatkan pengetahuan, tindakan dan sikap masyarakat untuk turut berdaya secara aktif dalam upaya pengendalian COVID-19.
Harapannya peran masyarakat turut membantu dalam upaya pengendalian COVID-19 bagi diri dan keluarga serta melakukan edukasi mandiri kepada masyarakat sekitarnya.
Apabila edukasi ini dilakukan dengan pola pemberdayaan masyarakat maka upaya pencegahan akan meminimalisir terjadinya penularan COVID-19 di masyarakat. Masyarakat menjadi bagian garda terdepan dalam upaya pengendalian COVID-19.
Pemberdayaan masyarakat ini dapat dilakukan secara terpadu dengan keberadaan rukun tetangga (RT) ditengah masyarakat dan akses internet yang tersedia sehingga memudahkan proses edukasi tersebut. Terutama agar masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan dan turut dalam program vaksinasi.
Harapannya dengan upaya pemberdayaan masyarakat dalam pengendalian COVID-19 melalui WhatsApp ini dapat membantu Pemerintah meminimalisir terjadinya penularan COVID-19 berbasis digital yang langsung kepada masyarakat secara efektif.
Ini juga untuk mengantisipasi potensi terjadinya gelombang ketiga menghadapi liburan pada bulan Desember 2021 dan Januari 2022. Sehingga masyarakat semakin berdaya dalam menghadapi situasi pandemi COVID-19 dan adaptif dalam berbagai kegiatan pendidikan nonformal dan lainnya di masyarakat.
Untuk pengembangan upaya pemberdayaan masyarakat dalam pengendalian COVID-19 melalui WhatsApp perlu dilakukan secara terpadu dan komprehensif sehingga mampu lebih optimal manfaatnya.
Bagi masyarakat, upaya ini menjadi bagian alternatif solusi dan keterlibatan aktif masyarakat sehingga kesadaran, pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat akan membantu upaya pengendalian COVID-19. Termasuk dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan dan mengikuti program vaksinasi. Semoga bermanfaat.
Oleh Heru Hidayat
Baca juga: Telaah - Humas Pemerintah mesti mawas diri di era medsos