Bangun pabrik es krim terbesar di Indonesia dengan investasi Rp1,9 triliun
Jakarta (ANTARA) - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengapresiasi investor es krim terbesar PT Yili Indonesia Dairy yang telah berinvestasi mencapai Rp1,9 triliun dari rencana totalnya sebesar Rp2,5 triliun, di mana perusahaan ini membangun pabrik es krim terbesar di Indonesia.
“Kami memandang kehadiran PT Yili Indonesia Dairy dalam memproduksi es krim Joyday adalah suatu strategi bisnis yang tepat untuk memenuhi peningkatan kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap produk susu olahan, khususnya es krim yang berkualitas,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada Peresmian Pabrik Es Krim PT Yili Indonesia Dairy di Bekasi, Jumat.
PT Yili Indonesia Dairy merupakan anak usaha dari Yili Group asal Tiongkok. Yili Group selaku perusahaan pengolahan susu terbesar di Asia dan lima besar di dunia.
PT Yili Indonesia Dairy memiliki kapasitas produksi sebesar 159 ton per hari, dengan proyeksi menghasilkan 4 juta es krim per hari setelah realisasi investasi tahap dua.
“Ekspansi ini dibutuhkan Indonesia. Tidak hanya menambah nilai ekonomi, tetapi juga menambah serapan tenaga kerja. Kami berharap, dari tenaga kerja yang sudah terserap sebanyak 270 orang ini akan terus bertambah sesuai dengan targetnya yang akan mencapai 5.000 orang,” ujar Agus.
Komisaris Yili Group, Pan Gang menyampaikan, ke depannya, Yili Group akan terus meningkatkan inovasi produk serta menciptakan lebih banyak lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia. “Yili Group juga akan berpartisipasi secara aktif ke dalam pengembangan ekonomi lokal dan bekerja sama dengan mitra untuk memberi manfaat bagi lebih banyak orang di Indonesia,” tuturnya.
Selain memenuhi kebutuhan pasar domestik yang besar, pabrik yang berdiri di atas lahan seluas 17 hektare ini juga akan membidik pasar ekspor ke wilayah Asia Tenggara, yang diawali ke Thailand pada pertengahan Desember 2021. Perusahaan telah memiliki sertifikasi ISO 22000:2018 Sistem Manajemen Keamanan Pangan.
Menperin meyakini, penanaman modal PT Yili di Indonesia menjadi gerbang pembuka bagi investasi perusahaan selanjutnya di masa depan. “Mengutip pepatah kuno dari Lao Tzu, perjalanan seribu mil harus dimulai dengan satu langkah,” tuturnya.
Di samping itu, investasi PT Yili juga akan memacu kontribusi industri makanan dan minuman (mamin) terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Apalagi, industri makanan dan minuman merupakan salah satu sektor yang mendapatkan prioritas pengembangan sesuai dengan peta jalan Making Indonesia 4.0.
“Industri makanan dan minuman juga sebagai motor utama kepada pertumbuhan industri pengolahan nonmigas karena didukung oleh sumber daya alam yang berlimpah dan permintaan domestik yang terus meningkat,” jelas Agus.
Walaupun terkena dampak pandemi COVID-19, PDB industri mamin masih mampu tumbuh sebesar 3,49 persen pada triwulan III Tahun 2021, sejalan dengan pertumbuhan PDB nasional sebesar 3,51 persen.
"Pada periode yang sama, industri makanan dan minuman berkontribusi sebesar 38,91 persen terhadap PDB industri pengolahan non-migas, sehingga menjadikannya subsektor dengan kontribusi PDB terbesar,” sebutnya.
Pada periode Januari-Oktober 2021, ekspor dari industri mamin mencapai 36,9 miliar dolar AS, naik 52 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2020 sebesar 24,2 miliar dolar AS.
Bahkan, industri mamin mampu menarik investasi sebesar Rp48,5 triliun sampai dengan triwulan III tahun 2021, dan secara keseluruhan menyerap tenaga kerja sebanyak 1,1 juta orang.
Menperin juga menyambut baik dan berterima kasih atas kontribusi PT Yili untuk turut serta membantu pemerintah menanggulangi pandemi COVID-19 melalui program vaksinasi bagi anak sekolah usia 12 – 17 tahun di Kabupaten Bekasi.
“Indonesia dinilai berhasil menjadi salah satu negara yang mampu mengendalikan penyebaran pandemi COVID-19 hingga level 1. Ekonomi Indonesia, termasuk sektor industri telah mulai pada tahap pemulihan,” jelasnya.
“Kami memandang kehadiran PT Yili Indonesia Dairy dalam memproduksi es krim Joyday adalah suatu strategi bisnis yang tepat untuk memenuhi peningkatan kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap produk susu olahan, khususnya es krim yang berkualitas,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada Peresmian Pabrik Es Krim PT Yili Indonesia Dairy di Bekasi, Jumat.
PT Yili Indonesia Dairy merupakan anak usaha dari Yili Group asal Tiongkok. Yili Group selaku perusahaan pengolahan susu terbesar di Asia dan lima besar di dunia.
PT Yili Indonesia Dairy memiliki kapasitas produksi sebesar 159 ton per hari, dengan proyeksi menghasilkan 4 juta es krim per hari setelah realisasi investasi tahap dua.
“Ekspansi ini dibutuhkan Indonesia. Tidak hanya menambah nilai ekonomi, tetapi juga menambah serapan tenaga kerja. Kami berharap, dari tenaga kerja yang sudah terserap sebanyak 270 orang ini akan terus bertambah sesuai dengan targetnya yang akan mencapai 5.000 orang,” ujar Agus.
Komisaris Yili Group, Pan Gang menyampaikan, ke depannya, Yili Group akan terus meningkatkan inovasi produk serta menciptakan lebih banyak lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia. “Yili Group juga akan berpartisipasi secara aktif ke dalam pengembangan ekonomi lokal dan bekerja sama dengan mitra untuk memberi manfaat bagi lebih banyak orang di Indonesia,” tuturnya.
Selain memenuhi kebutuhan pasar domestik yang besar, pabrik yang berdiri di atas lahan seluas 17 hektare ini juga akan membidik pasar ekspor ke wilayah Asia Tenggara, yang diawali ke Thailand pada pertengahan Desember 2021. Perusahaan telah memiliki sertifikasi ISO 22000:2018 Sistem Manajemen Keamanan Pangan.
Menperin meyakini, penanaman modal PT Yili di Indonesia menjadi gerbang pembuka bagi investasi perusahaan selanjutnya di masa depan. “Mengutip pepatah kuno dari Lao Tzu, perjalanan seribu mil harus dimulai dengan satu langkah,” tuturnya.
Di samping itu, investasi PT Yili juga akan memacu kontribusi industri makanan dan minuman (mamin) terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Apalagi, industri makanan dan minuman merupakan salah satu sektor yang mendapatkan prioritas pengembangan sesuai dengan peta jalan Making Indonesia 4.0.
“Industri makanan dan minuman juga sebagai motor utama kepada pertumbuhan industri pengolahan nonmigas karena didukung oleh sumber daya alam yang berlimpah dan permintaan domestik yang terus meningkat,” jelas Agus.
Walaupun terkena dampak pandemi COVID-19, PDB industri mamin masih mampu tumbuh sebesar 3,49 persen pada triwulan III Tahun 2021, sejalan dengan pertumbuhan PDB nasional sebesar 3,51 persen.
"Pada periode yang sama, industri makanan dan minuman berkontribusi sebesar 38,91 persen terhadap PDB industri pengolahan non-migas, sehingga menjadikannya subsektor dengan kontribusi PDB terbesar,” sebutnya.
Pada periode Januari-Oktober 2021, ekspor dari industri mamin mencapai 36,9 miliar dolar AS, naik 52 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2020 sebesar 24,2 miliar dolar AS.
Bahkan, industri mamin mampu menarik investasi sebesar Rp48,5 triliun sampai dengan triwulan III tahun 2021, dan secara keseluruhan menyerap tenaga kerja sebanyak 1,1 juta orang.
Menperin juga menyambut baik dan berterima kasih atas kontribusi PT Yili untuk turut serta membantu pemerintah menanggulangi pandemi COVID-19 melalui program vaksinasi bagi anak sekolah usia 12 – 17 tahun di Kabupaten Bekasi.
“Indonesia dinilai berhasil menjadi salah satu negara yang mampu mengendalikan penyebaran pandemi COVID-19 hingga level 1. Ekonomi Indonesia, termasuk sektor industri telah mulai pada tahap pemulihan,” jelasnya.