Miliki komorbid, pasien COVID-19 di Palangka Raya dan Bartim meninggal

id Meninggal covid 19, komirbid, penyakit penyerta, pandemi, corona, vaksinasi, kalteng, kalimantan tengah

Miliki komorbid, pasien COVID-19 di Palangka Raya dan Bartim meninggal

Ketua Harian Satgas Penanganan COVID-19 Kota Palangka Raya Emi Abriyani. (kiri) dan Ketua Bidang Penanganan pada Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Barito Timur, dr Jimmi WS Hutagalung. (ANTARA/Adi Wibowo/Habibullah)

Palangka Raya (ANTARA) - Ketua Harian Tim Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah Emi Abriyani mengatakan, kasus meninggal dunia akibat COVID-19 mengalami penambahan.

"Dari hasil rekapitulasi data kami per 3 Maret 2022 ada satu kasus meninggal karena yang bersangkutan memiliki penyakit bawaan atau komorbid," katanya di Palangka Raya, Jumat.

Emi menuturkan, sebelumnya di 2022 ini salah satu warga Palangka Raya juga dinyatakan meninggal usai menjalani perawatan di rumah sakit, lantaran memiliki komorbid.

Sehingga di tahun ini sudah ada dua kasus pasien COVID-19 meninggal karena yang bersangkutan komorbid. Dengan demikian, akumulasi kasus meninggal akibat COVID-19 di 'Kota Cantik', dari hasil data tim satgas sebanyak 523 kasus.

"Pasien yang meninggal terkonfirmasi positif COVID-19 ini rata-rata memiliki komorbid," ucapnya.

Kemudian itu, sambung Emi yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Penanggulangan Daerah Palangka Raya itu, pasien yang dirawat saat ini kondisinya beragam.

Diantaranya pasien belum menerima vaksin COVID-19, hingga pasien yang dirawat sudah menerima vaksin akan tetapi memiliki komorbid.

"Rata-rata yang saat ini dirawat ada yang belum vaksin, ada yang sudah vaksin tapi komorbid, jadi catatannya dalam kasus ini akibat komorbid," ungkapnya.

Sebelumnya Ketua Bidang Penanganan Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Barito Timur, Jimmi WS Hutagalung membenarkan adanya seorang wanita meninggal akibat terpapar COVID-19.

“Benar. Yang meninggal berinisial nyonya A (42) memiliki komorbid hipertensi serta belum pernah mengikuti vaksinasi COVID-19,” kata Jimmi di Tamiang Layang, Kamis.

Ia menjelaskan, mendiang dimakamkan sesuai dengan protokol kesehatan oleh Tim Pemulasaran dan Pemakaman COVID-19 Kabupaten Barito Timur, Rabu (2/3) sekitar pukul 13.00 WIB.

Dijelaskan Jimmi, faktor utama penyebab kematian COVID-19 pada umumnya biasanya adalah usia, komorbid dan status vaksinasi. Nyonya A, kata Jimmi, memiliki komorbid dan belum pernah divaksin.

Seseorang atau warga yang belum pernah mengikuti vaksinasi akan memiliki risiko tinggi jika terpapar COVID-19, karena belum memiliki ketahanan tubuh, apalagi memiliki komorbid, baik hipertensi maupun lainnya.

Kasus COVID-19 di Barito Timur terus mengalami peningkatan selama dua bulan terakhir.