Jakarta (ANTARA) - Akademisi sekaligus dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya Dr. Abdulloh Hamid mengatakan pelaku teror (terorisme) tidak mempunyai agama karena setiap agama mengajarkan kebaikan.
"Semua agama mengajarkan terkait dengan kedamaian dan kebaikan," kata akademisi sekaligus dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya Dr. Abdulloh Hamid pada webinar "cegah terorisme" yang dipantau di Jakarta, Sabtu.
Oleh karena itu, ia menegaskan terorisme tidak bisa dikaitkan dengan agama manapun. Mengutip kalimat mantan Presiden RI Abdurrahman Wahid mengatakan bahwa agama mengajarkan pesan-pesan damai dan ekstremis memutarbalikkan nya.
Dari kalimat yang disampaikan Gus Dur tersebut dapat dimaknai bahwa setiap agama mengajarkan kedamaian dan kasih sayang. Namun, kelompok terorisme atau ekstremis memutarbalikkan nya dengan menyebarkan narasi agama tidak cinta damai.
Dalam paparannya, Hamid menyampaikan salah satu ciri terorisme, kelompok ekstremisme dan radikalisme ialah tidak menghormati tradisi kebudayaan yang ada di tengah masyarakat.
Ia menjelaskan dalam ajaran Islam secara tegas melarang tindakan ekstremisme. Hal itu dapat ditemui dalam Al Quran Surah An Nisa Ayat 171, Surah Al Maidah Ayat 77 dan Al Quran Surah Al Isra Ayat 110.
Selain Al Quran, beberapa hadis juga melarang ekstremisme di antaranya hadis Riwayat Ibnu Majah yang pada intinya mengajak masyarakat hidup sederhana dan moderat. Hadis Riwayat Bukhori mengatakan agama itu mudah dan jangan dipersulit.
Tidak hanya soal larangan, Al Quran juga mengajarkan mencegah tindakan ekstremisme. Hal itu dapat ditemui dalam Surah Al Baqarah Ayat 143 yang menjelaskan tentang moderasi beragama atau beragama secara wasathiyah.
Ia menambahkan dalam belajar agama seseorang juga harus mempunyai guru yang otoritatif dan paham agama. Sebab, belajar agama tanpa guru (otodidak) atau belajar dari internet akan berbahaya.
Terakhir, untuk mencegah ekstremisme berkembang di masyarakat, pemerintah melalui Kementerian Agama mengolah sembilan kata kunci yaitu kemanusiaan, kemaslahatan umum, adil, berimbang, taat konstitusi, dan komitmen kebangsaan. Selanjutnya toleransi, antikekerasan dan penghormatan kepada tradisi.
Berita Terkait
Rektor Universitas Islam Negeri ditetapkan sebagai tersangka penghinaan
Senin, 9 September 2024 15:03 Wib
Rektor: Peningkatan IAIN jadi UIN jadi prioritas Presiden Jokowi
Kamis, 27 Juni 2024 17:40 Wib
Anak sopir angkut jadi lulusan terbaik UIN Walisongo Semarang
Jumat, 10 November 2023 19:18 Wib
Hoaks dan Ujaran kebencian sangat menganggu kualitas pemilu
Rabu, 26 Juli 2023 15:00 Wib
Waspada politisasi SARA saat Pemilu 2024
Senin, 19 Desember 2022 18:24 Wib
Eks Rektor UIN Akhmad Mujahidin dituntut tiga tahun penjara
Jumat, 16 Desember 2022 23:30 Wib
Dua dosen UIN Semarang dijatuhi hukuman satu tahun penjara karena suap
Senin, 12 Desember 2022 19:47 Wib
Sebanyak 8 Kades Demak jadi tersangka penyuap dosen UIN Walisongo
Selasa, 22 November 2022 16:46 Wib