Akhir perjalanan pesawat legendaris Boeing 747 lebih dari lima dekade

id Boeing 747,Akhir perjalanan pesawat legendaris Boeing 747,kalteng

Akhir perjalanan pesawat legendaris Boeing 747 lebih dari lima dekade

FILE PHOTO: A windsurfer on Sydney's Botany Bay heads towards the Sydney Airport runway as a Qantas Boeing 747 plane takes-off November 24. When strong southerly winds blow, the area of water near the runway becomes one of the best and most popular windsurf spots in Sydney. 1998 (Reuters/Dok)

Jakarta (ANTARA) - Jet jumbo Boeing 747, yang bisa dibilang pesawat paling estetis dan telah merajai langit selama lebih dari lima dekade, kini harus mengakhiri produksi menyusul kehadiran pesawat twinjet yang lebih efisien.

Boeing jumbo komersial terakhir akan dikirim ke Atlas Air dalam versi kargo yang masih bertahan, pada Selasa, atau 53 tahun setelah pesawat dengan siluet punuk yang langsung dapat dikenali dan menarik perhatian global ini sebagai jet penumpang Pan Am.

"Saat di darat pesawat itu megah, mengesankan," kata Bruce Dickinson, penyanyi utama Iron Maiden yang mengemudikan 747 dengan corak khusus yang dijuluki "Ed Force One" selama tur band heavy metal Inggris itu pada 2016.

"Dan ketika di udara ternyata sangat gesit. Bahkan untuk pesawat besar ini, anda benar-benar dapat melemparnya jika perlu," katanya sebagaimana dilaporkan Reuters, Selasa WIB.

Dirancang pada akhir 1960-an untuk memenuhi permintaan perjalanan massal, hidung pesawat jet berbadan lebar lorong ganda pertama di dunia dan dek atas menjadi klub paling mewah di dunia di atas awan.

"Ini adalah pesawat yang memperkenalkan penerbangan untuk kelas menengah di AS," kata CEO Air France-KLM Ben Smith.

"Sebelum 747, rata-rata keluarga anda tidak dapat terbang dari AS ke Eropa dengan biaya terjangkau," kata Smith kepada Reuters.

Pesawat jumbo itu juga menandai urusan global, menyimbolkan perang dan perdamaian, dari pos komando nuklir "Pesawat Kiamat" Amerika hingga kunjungan kepausan dengan pesawat carteran 747 yang dijuluki Shepherd One.

Sekarang, dua 747 yang dikirim sebelumnya sedang dipasang untuk menggantikan jet kepresidenan AS yang dikenal secara global sebagai Air Force One.

Sebagai pramugari Pan Am, Linda Freier melayani penumpang mulai dari Michael Jackson hingga Bunda Teresa.

"Itu adalah keragaman penumpang yang luar biasa. Ada orang berpakaian bagus, ada pula orang bersahaja yang menghabiskan apa yang mereka miliki untuk tiket pesawat itu," kata Freier.

Dengan segala cerita yang menyertai penerbangannya, bagaimanapun pengiriman terakhir 747 minggu ini menimbulkan pertanyaan tentang masa depan raksasa produsen pesawat itu.

Atas alasan usia ekonomi dan gelombang inovasi, Boeing 747 yang menjadi tampak usang memang sudah waktunya pensiun.

Namun demikian, Chief Executive Dave Calhoun mengatakan bahwa Boeing mungkin tidak akan merancang pesawat baru setidaknya selama satu dekade.

Sementara Boeing 777X, yang ditetapkan untuk menggantikan 747 di puncak pasar jet, tidak akan siap setidaknya hingga tahun 2025.