Jakarta (ANTARA) - Lion Air mengakhiri pengoperasian Boeing 747-400 registrasi pesawat PK-LHG yang memiliki 12 kursi kelas bisnis dan 492 kelas ekonomi setelah 19 tahun dipergunakan oleh maskapai tersebut.
"Pesawat kategori berbadan lebar (wide body) ini merupakan satu-satunya armada yang dimiliki Lion Air berkonfigurasi dua kabin (double deck) dan dioperasikan oleh perusahaan sejak 23 April 2009 oleh Lion Air," kata Corporate Communications Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantoro dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.
Boeing 747-400 telah menunjukkan kehandalannya dengan menggabungkan beberapa keunggulan, antara lain aerodinamis, teknologi dan struktural yang membuat lebih efisien, dapat terbang jarak jauh (long range non-stop) berkecepatan tinggi, serta mampu membawa lebih banyak tingkat isian (payload) penumpang dan kargo.
Lion Air sangat bangga mengoperasikan pesawat berjuluk "Queen of the Skies" dalam kurun waktu 10 tahun guna melayani penerbangan komersial di domestik seperti Soekarno-Hatta Tangerang, Medan Kualanamu, Batam, Surabaya, Denpasar dan Makassar, serta tujuan internasional ke Jeddah dan Madinah.
Pesawat Boeing 747-400 berperan sangat penting dalam perjalanan Lion Air karena memberikan kontribusi positif. Untuk itu, Lion Air memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas berakhirnya masa kerja Boeing 747-400 melalui acara spesial yang mengangkat tema momen terakhir dan bersiap menyambut pesawat baru "Last Moment Boeing 747-400 & Welcoming Airbus 330-900NEO".
Momentum terbaik ini sekaligus menegaskan bahwa Lion Air mengedepankan dari program revitalisasi atau peremajaan armada. Langkah strategis ini menjawab dinamika pasar, permintaan tren perjalanan serta senantiasa menawarkan kenyamanan dan pengalaman mengesankan di setiap perjalanan udara dengan mengoperasikan pesawat generasi baru.
Ganti Airbus
Selanjutnya, pesawat berbadan lebar Airbus 330-900NEO akan dikirimkan secara bertahap sesuai jadwal dan direncanakan tiba di Indonesia pada Mei 2019. Pada tahun ini, Lion Air akan menerima dua pesawat.
Perusahaan pada 2018 telah memesan sepuluh (10) unit Airbus 330-900NEO dan memiliki opsi memperoleh empat pesawat sejenis. Kesepuluh pesawat dijadwalkan untuk pengiriman ke Lion Air Group pada 2019 dan 2020.
Lion Air sudah mempersiapkan dengan optimal yang berkaitan pengoperasian Airbus 330-900NEO, seperti sumber daya manusia (pilot, awak kabin, teknisi), layanan di darat (ground handling), pusat pelatihan dan hal-hal lain yang terkait.
Dikatakan, pihaknya sangat senang menambah Airbus 330NEO ke jajaran armada sejalan pengembangan bisnis penerbangan jarak jauh dengan biaya efisien. Pesawat ini dikenal karena menawarkan lebih hemat bahan bakar dan jangkauan terbang lebih panjang.
Kehadiran Airbus 330NEO untuk memperluas jaringan atau rute Lion Air, memperkuat armada serta melengkapi wide body yang sudah dioperasikan Lion Air yaitu tiga Airbus A330-300 (440 kelas ekonomi).
Pengoperasian Airbus 330NEO akan memberikan nilai tambah kepada pelanggan dengan hadirnya terbang langsung, antara lain penerbangan umrah non-stop dari Makassar ke Madinah, Balikpapan ke Jeddah, Surabaya ke Madinah, Solo tujuan Jeddah. Selain itu, Lion Air mempersiapkan ekspansi pasar wisata ke Asia Selatan, salah satunya di India.
Berita Terkait
Air pasang rendam jalan dan rumah warga di Kapuas
Senin, 16 Desember 2024 13:49 Wib
Ini alasan seduh kopi lebih baik pakai air mineral yang dididihkan
Minggu, 15 Desember 2024 18:57 Wib
iPhone 17 Air mulai perjalanannya menuju produksi massal
Minggu, 15 Desember 2024 18:51 Wib
Warga Palangka Raya diminta waspadai banjir
Kamis, 5 Desember 2024 6:21 Wib
Ternyata kandungan logam pada air minum berisiko sebabkan kanker
Rabu, 4 Desember 2024 19:03 Wib
Awas! Kandungan logam pada air minum berisiko sebabkan kanker
Rabu, 4 Desember 2024 9:11 Wib
Beberapa sekolah di Palangka Raya terendam banjir akibat luapan air sungai
Senin, 2 Desember 2024 16:44 Wib
Pemkab Sukamara kaji potensi budi daya perikanan air tawar
Jumat, 29 November 2024 14:20 Wib