Begini penjelasan Disdik Kapuas terkait kondisi bangunan SD Swasta Antang memprihatinkan
Kuala Kapuas (ANTARA) - Dinas Pendidikan Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, menindaklanjuti adanya laporan kondisi bangunan SD Swasta Antang yang sangat memprihatinkan yakni di Kelurahan Murung Keramat, Kecamatan Selat.
“Terkait kondisi SD Antang sudah kita tindak lanjuti dan cek ke lapangan, kepala bidang dan korwil Kecamatan Selat, termasuk kepala sekolahnya sudah kita panggil,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kapuas, Aswan di Kuala Kapuas, Senin.
Mengenai kondisi bangunan maupun sarana prasarana yang ada di sekolah tersebut, pihaknya akan berupaya sesegera mungkin membantu sekolah, walaupun terkendala mengenai aturan dan persyaratan yang harus dipenuhi. Mengingat, sekolah yang dibangun sejak 1996 tersebut masih berstatus swasta dan bukan negeri.
“SD ini kan sekolah swasta yang didirikan perusahaan Antang melalui CSR, yang saat ini statusnya masih di bawah yayasan. Untuk rehab ini memang harus sekolah negeri, apabila sekolah swasta itu nanti akan dihibahkan. Tapi nanti kita lihat regulasinya,” terangnya.
Namun terkait hal itu, pihaknya tidak akan tinggal diam untuk membantu sekolah yang berada di sebarang Kota Kuala Kapuas tersebut, karena kondisi bangunan dan sarana prasarana yang ada di sekolah itu saat ini memprihatinkan.
“Artinya kita tetap akan menindaklanjutinya, sesuai dengan regulasi yang ada,” tambahnya.
Baca juga: Polisi tangkap pelaku pencurian dengan kekerasan asal Katingan
Saat ini SD Swasta Antang tampak memprihatinkan. Bangunan yang berkonstruksi kayu sudah lapuk dan banyak dinding kayu hingga plafon yang terlepas maupun atap bocor. Selain bangunan, kondisi sarana prasarana berupa meja kursi dan perlengkapan kelas lainnya juga banyak yang sudah tidak layak digunakan.
Kepala Sekolah SD Antang, Supiani mengatakan, sudah beberapa kali mengusulkan perbaikan sekolahnya ke Dinas Pendidikan Kapuas, namun sampai sekarang belum ada ditindaklanjuti.
"Untuk itu kami sangat berharap pemerintah dapat membangunkan untuk sekolah baru kami. Karena bangunan yang ada ini kami anggap sudah tidak layak pakai," terang Supiani.
Jumlah siswa di SD Antang ada sebanyak 33 orang dengan jumlah ruang kelas yang dapat digunakan hanya empat ruang. Empat ruangan itu juga sebenarnya tidak layak pakai, namun tetap dipaksakan agar anak-anak bisa belajar.
Baca juga: Jam belajar dikurangi selama Ramadhan
“Terkait kondisi SD Antang sudah kita tindak lanjuti dan cek ke lapangan, kepala bidang dan korwil Kecamatan Selat, termasuk kepala sekolahnya sudah kita panggil,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kapuas, Aswan di Kuala Kapuas, Senin.
Mengenai kondisi bangunan maupun sarana prasarana yang ada di sekolah tersebut, pihaknya akan berupaya sesegera mungkin membantu sekolah, walaupun terkendala mengenai aturan dan persyaratan yang harus dipenuhi. Mengingat, sekolah yang dibangun sejak 1996 tersebut masih berstatus swasta dan bukan negeri.
“SD ini kan sekolah swasta yang didirikan perusahaan Antang melalui CSR, yang saat ini statusnya masih di bawah yayasan. Untuk rehab ini memang harus sekolah negeri, apabila sekolah swasta itu nanti akan dihibahkan. Tapi nanti kita lihat regulasinya,” terangnya.
Namun terkait hal itu, pihaknya tidak akan tinggal diam untuk membantu sekolah yang berada di sebarang Kota Kuala Kapuas tersebut, karena kondisi bangunan dan sarana prasarana yang ada di sekolah itu saat ini memprihatinkan.
“Artinya kita tetap akan menindaklanjutinya, sesuai dengan regulasi yang ada,” tambahnya.
Baca juga: Polisi tangkap pelaku pencurian dengan kekerasan asal Katingan
Saat ini SD Swasta Antang tampak memprihatinkan. Bangunan yang berkonstruksi kayu sudah lapuk dan banyak dinding kayu hingga plafon yang terlepas maupun atap bocor. Selain bangunan, kondisi sarana prasarana berupa meja kursi dan perlengkapan kelas lainnya juga banyak yang sudah tidak layak digunakan.
Kepala Sekolah SD Antang, Supiani mengatakan, sudah beberapa kali mengusulkan perbaikan sekolahnya ke Dinas Pendidikan Kapuas, namun sampai sekarang belum ada ditindaklanjuti.
"Untuk itu kami sangat berharap pemerintah dapat membangunkan untuk sekolah baru kami. Karena bangunan yang ada ini kami anggap sudah tidak layak pakai," terang Supiani.
Jumlah siswa di SD Antang ada sebanyak 33 orang dengan jumlah ruang kelas yang dapat digunakan hanya empat ruang. Empat ruangan itu juga sebenarnya tidak layak pakai, namun tetap dipaksakan agar anak-anak bisa belajar.
Baca juga: Jam belajar dikurangi selama Ramadhan