Strategi jitu PPP gaet suara anak muda di Pemilu 2024
Jakarta (ANTARA) - Ketua DPP Bidang Data dan Digital PPP Rendhika Harsono mengaku bahwa partainya memiliki strategi jitu dalam menjaring suara kaum muda dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
"PPP sendiri, merancang baru kebijakan dan implementasinya di setiap provinsi dan kabupaten/kota," kata Rendhika dalam acara Gerakan Cerdas Memilih di Auditorium Abdul Rahman Saleh LPP RRI Jakarta, Rabu.
Untuk itu, PPP telah menciptakan pola untuk meraup suara tersebut yang akan diterapkan di kota-kota besar di mana banyak generasi milenial dan Gen Z. Bahkan, program hingga kegiatannya sudah dipersiapkan PPP untuk menarik minat kalangan muda tersebut.
"Kami mau membuka mata mereka, bahwa partai politik merupakan perpanjangan tangan mereka," ucapnya.
Ketua Umum Angkatan Muda Ka'bah ini menegaskan PPP akan rutin menggelar diskusi dengan generasi milenial dan Z. Sebab, sebanyak 438 bakal calon anggota legislatif (caleg) PPP dipersiapkan untuk memenangkan kontestasi Pileg 2024.
"Insya Allah, banyak, kami se-Indonesia memiliki anggota 438 bakal caleg. Kami siapkan administrasinya untuk masuk dalam bagian dari caleg-caleg PPP," ujar Rendhika.
Sebelumnya, KPU RI memproyeksikan ada sekitar 110 juta penduduk atau 55-60 persen yang berusia 20-44 tahun yang diperkirakan berpartisipasi dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
"Jadi pemilih muda itu yang berusia 17 tahun, usia pemilih awal sampai 40 tahun itu proporsinya 54-60 persen," ujar anggota KPU RI August Mellaz dalam Webteen Literasi Digital "Jadilah Pemilih Pemula Cerdas", Sabtu (1/4).
Ia menyebutkan potensi pemilih tersebut merujuk pada dua sumber data, yakni pertama, berdasarkan data penduduk potensial pemilih pemilu dalam negeri, yang bersumber dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu).
Menurut dia, berdasarkan data penduduk potensial pemilih pemilu jumlah keseluruhannya mencapai 206 juta, namun KPU masih akan memutakhirkan data tersebut untuk menyaring masyarakat yang memenuhi syarat.
Apabila terdapat warga negara Indonesia (WNI) yang belum berusia 17 tahun, akan tetapi pada saat 14 Februari 2024 mendatang sudah berusia 17 tahun maka akan didata.
"Pemutakhiran daftar pemilih itu gunanya untuk sampai nanti ditetapkan dalam bentuk daftar pemilu. Sementara itu sambil menunggu ada masukan lagi untuk kemudian ditetapkan sampai daftar pemilu tetap dan itu akan kita gunakan sebagai basis untuk menghitung kegiatan lainnya, misalnya data logistik dalam bentuk surat suara dan sebagainya," katanya.
Menurut dia, Pemilu 2024 akan menjadi suatu momentum yang tidak saja penting dan strategis dalam konteks kebangsaan. namun juga konteks generasi karena Indonesia di masa mendatang banyak menentukan bagaimana masyarakat untuk memilih anggota DPR, DPD, DPRD, presiden dan wakil presiden serta pelaksanaan pemilihan kepala daerah (pilkada) gubernur, wakil gubernur, bupati, wakil bupati, wali kota dan wakil wali kota.
"Akan ditentukan oleh aspirasi yang kemudian mampu tidak para peserta pemilu itu merumuskan harapan, tuntutan, aspirasi dari pemilih yang faktanya 60 persen isinya orang muda. Ini menarik dan menjadi tantangan ke depan," tutur dia.
August juga menampik hasil survei dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) mengungkapkan partisipasi pemilih muda 2014 ke pemilu 2019 mengalami peningkatan dari 80 persen menjadi 90 persen.
Ia menilai pemilih muda termasuk orang-orang yang memiliki antusias tinggi terhadap proses kehidupan kebangsaan dan kenegaraan dan juga Pemilu 2024. Hal ini menjadi penting terutama bagi KPU sebagai penyelenggara untuk membuka ruang bagi saluran informasi terkait Pemilu 2024.
"PPP sendiri, merancang baru kebijakan dan implementasinya di setiap provinsi dan kabupaten/kota," kata Rendhika dalam acara Gerakan Cerdas Memilih di Auditorium Abdul Rahman Saleh LPP RRI Jakarta, Rabu.
Untuk itu, PPP telah menciptakan pola untuk meraup suara tersebut yang akan diterapkan di kota-kota besar di mana banyak generasi milenial dan Gen Z. Bahkan, program hingga kegiatannya sudah dipersiapkan PPP untuk menarik minat kalangan muda tersebut.
"Kami mau membuka mata mereka, bahwa partai politik merupakan perpanjangan tangan mereka," ucapnya.
Ketua Umum Angkatan Muda Ka'bah ini menegaskan PPP akan rutin menggelar diskusi dengan generasi milenial dan Z. Sebab, sebanyak 438 bakal calon anggota legislatif (caleg) PPP dipersiapkan untuk memenangkan kontestasi Pileg 2024.
"Insya Allah, banyak, kami se-Indonesia memiliki anggota 438 bakal caleg. Kami siapkan administrasinya untuk masuk dalam bagian dari caleg-caleg PPP," ujar Rendhika.
Sebelumnya, KPU RI memproyeksikan ada sekitar 110 juta penduduk atau 55-60 persen yang berusia 20-44 tahun yang diperkirakan berpartisipasi dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
"Jadi pemilih muda itu yang berusia 17 tahun, usia pemilih awal sampai 40 tahun itu proporsinya 54-60 persen," ujar anggota KPU RI August Mellaz dalam Webteen Literasi Digital "Jadilah Pemilih Pemula Cerdas", Sabtu (1/4).
Ia menyebutkan potensi pemilih tersebut merujuk pada dua sumber data, yakni pertama, berdasarkan data penduduk potensial pemilih pemilu dalam negeri, yang bersumber dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu).
Menurut dia, berdasarkan data penduduk potensial pemilih pemilu jumlah keseluruhannya mencapai 206 juta, namun KPU masih akan memutakhirkan data tersebut untuk menyaring masyarakat yang memenuhi syarat.
Apabila terdapat warga negara Indonesia (WNI) yang belum berusia 17 tahun, akan tetapi pada saat 14 Februari 2024 mendatang sudah berusia 17 tahun maka akan didata.
"Pemutakhiran daftar pemilih itu gunanya untuk sampai nanti ditetapkan dalam bentuk daftar pemilu. Sementara itu sambil menunggu ada masukan lagi untuk kemudian ditetapkan sampai daftar pemilu tetap dan itu akan kita gunakan sebagai basis untuk menghitung kegiatan lainnya, misalnya data logistik dalam bentuk surat suara dan sebagainya," katanya.
Menurut dia, Pemilu 2024 akan menjadi suatu momentum yang tidak saja penting dan strategis dalam konteks kebangsaan. namun juga konteks generasi karena Indonesia di masa mendatang banyak menentukan bagaimana masyarakat untuk memilih anggota DPR, DPD, DPRD, presiden dan wakil presiden serta pelaksanaan pemilihan kepala daerah (pilkada) gubernur, wakil gubernur, bupati, wakil bupati, wali kota dan wakil wali kota.
"Akan ditentukan oleh aspirasi yang kemudian mampu tidak para peserta pemilu itu merumuskan harapan, tuntutan, aspirasi dari pemilih yang faktanya 60 persen isinya orang muda. Ini menarik dan menjadi tantangan ke depan," tutur dia.
August juga menampik hasil survei dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) mengungkapkan partisipasi pemilih muda 2014 ke pemilu 2019 mengalami peningkatan dari 80 persen menjadi 90 persen.
Ia menilai pemilih muda termasuk orang-orang yang memiliki antusias tinggi terhadap proses kehidupan kebangsaan dan kenegaraan dan juga Pemilu 2024. Hal ini menjadi penting terutama bagi KPU sebagai penyelenggara untuk membuka ruang bagi saluran informasi terkait Pemilu 2024.