Palangka Raya (ANTARA) - Badan Pusat Statistik mencatat komoditas ekspor Kalteng selama April 2023 keseluruhan berupa non migas, dengan nilai mencapai US$560,81 juta atau mengalami peningkatan 19,76 persen dibanding Maret 2023 yang berkisar US$468,29 juta.
Total volume ekspor provinsi ini selama April 2023 juga mengalami peningkatan hingga 10,62 persen dibanding Maret 2023, kata Kepala BPS Kalteng Eko Marsoro di Palangka Raya, Jumat.
"Komoditas hasil tambang memiliki kontribusi paling besar yakni mencapai 84,77 persen terhadap keseluruhan ekspor Kalteng pada April 2023," tambahnya.
Adapun kelompok ekspor di Kalteng terdiri dari tambang dan industri pengolahan. Untuk komoditas hasil tambang terdiri dari, batu bara, lignit, bijih zirkonium, bijih seng, dan bijih timbal. Sementara komoditas hasil industri pengolahan yakni, minyak kelapa sawit, emas bongkahan, karet alam, kayu log, dan asam distilat kelapa sawit.
Eko mengatakan, secara kumulatif nilai ekspor Kalteng alami peningkatan sebesar 10,15 persen, dari US$1.843,22 juta pada Januari hingga April 2022, menjadi US$2.030,31 juta selama Januari hingga April 2023. Komoditas utama ekspor Kalteng di tahun 2023 yakni, batu bara, minyak kelapa sawit, emas bongkahan, bijih zirkonium, dan kayu log.
"Secara kumulatif, komoditas ekspor Kalteng pada tahun 2023 hampir sama dengan tahun 2022," ucapnya.
Baca juga: Harga dibayar naik, NTP Gabungan Kalteng turun 3,5 persen per Mei 2023
Dikatakan, negara tujuan utama ekspor Kalteng selama April 2023 yakni Jepang, India, dan Tiongkok. Di mana nilai ekspor ke Jepang mencapai US$248,11 juta atau 44,24 persen, India US$ 82,01 juta atau 14,62 persen, dan Tiongkok sebesar US$47,01 juta atau 8,38 persen.
"Dibanding bulan sebelumnya, terjadi peningkatan nilai ekspor ke sejumlah negara tujuan, kecuali Tiongkok, Guinea (Afrika), dan beberapa negara lainnya," beber Kepala BPS Kalteng ini.
Ekspor ke Jepang mengalami peningkatan nilai terbesar, yakni US$73,74 juta (naik 42,29 persen), terutama disebabkan oleh meningkatnya nilai ekspor bahan bakar mineral berupa batu bara dan briket.
"Ekspor ke Tiongkok alami penurunan terbesar, yakni sekitar US$65,36 juta atau 58,16 persen. Itu didorong oleh turunnya nilai ekspor batu bara dan bijih zirkonium," demikian Eko.
Baca juga: Frekuensi penerbangan dari dan ke Kalteng meningkat 8,43 persen
Baca juga: BPS: Kalteng alami inflasi 0,28 persen pada Mei 2023
Baca juga: Hasil tambang masih berkontribusi besar terhadap ekspor Kalteng
Berita Terkait
Empat atlet sukses raih gelar sarjana dari beasiswa KONI
Jumat, 29 November 2024 21:22 Wib
DPRD sarankan Pusat Perbelanjaan Seruyan dimanfaatkan untuk MPP
Rabu, 27 November 2024 22:49 Wib
Disdik Kotim tegaskan program Makan Bergizi Gratis tunggu petunjuk pusat
Minggu, 24 November 2024 22:16 Wib
Selaraskan pembangunan, Koyem-SHD komitmen jalin sinergi pemerintah pusat dan daerah
Kamis, 21 November 2024 14:05 Wib
Koyem-SHD wujudkan percepatan pembangunan Kalteng dengan sinergi pusat
Kamis, 21 November 2024 8:17 Wib
Agustiar-Edy selaraskan program dengan pemerintah pusat demi kemajuan Kalteng
Kamis, 21 November 2024 0:07 Wib
Debat terakhir Pilkada Kalteng fokus sinkronisasi pembangunan pusat dan daerah
Rabu, 20 November 2024 16:37 Wib
Pusat dan daerah harus berkoordinasi selesaikan tantangan pangan dari hulu ke hilir
Kamis, 14 November 2024 17:18 Wib