Aplikasi 'Cat Pain Detector' untuk deteksi kucing sakit atau sehat
Jakarta (ANTARA) - Sebuah perusahaan teknologi dan universitas di Tokyo, Jepang, telah bekerja sama untuk menghasilkan aplikasi yang menganalisa ribuan foto kucing yang menurut mereka dapat memberi tahu saat kucing mengalami kesakitan.
Mengutip Gadgets360 pada Kamis (29/6), Kepala Pengembang Carelogy Go Sakioka menyampaikan bahwa aplikasi “Cat Pain Detector" telah digunakan 43.000 pengguna sejak dirilis bulan lalu, sebagian besar di Jepang tetapi juga di Eropa dan Amerika Selatan.
Aplikasi ini adalah bagian dari rangkaian teknologi yang berkembang untuk pemilik hewan peliharaan yang peduli dengan kesejahteraan teman berbulu mereka, termasuk suasana hati dan pelacak rasa sakit serupa yang dibuat di Kanada dan Israel.
Baca juga: Kucing juga rentan sakit di musim pancaroba
Carelogy bekerjasama dengan College of Bioresource Sciences Nihon University mengumpulkan 6.000 foto kucing, di mana mereka dengan cermat mempelajari posisi telinga, hidung, kumis, dan kelopak mata hewan tersebut.
Mereka kemudian menggunakan sistem penilaian yang dirancang oleh University of Montreal untuk mengukur perbedaan kecil antara kucing sehat dan kucing yang menderita sakit karena penyakit yang sulit dikenali.
Selanjutnya, pengembang aplikasi memasukkan informasi ke dalam sistem deteksi AI, yang semakin menyempurnakan keterampilannya berkat sekitar 600.000 foto yang diunggah oleh pengguna, kata Sakioka.
Ia mengklaim aplikasi tersebut memiliki tingkat akurasi lebih dari 90 persen.
Baca juga: Tak sekadar tekan populasi, steril kucing baik untuk kesehatan
Menurut Japan Pet Food Association, 60 persen pemilik membawa kucingnya ke dokter hewan paling banyak setahun sekali.
"Kami ingin membantu pemilik kucing menilai dengan lebih mudah di rumah apakah akan menemui dokter hewan atau tidak," kata Sakioka.
"Cat Pain Detector" sudah digunakan oleh beberapa dokter hewan di Jepang yang sering disebut negeri Hello Kitty, di mana para turis berduyun-duyun ke kafe kucing dan beberapa pulau kecil dikuasai oleh kucing liar.
“Tapi sistem AI masih harus lebih tepat sebelum digunakan sebagai alat standar,” ujar Sakioka.
Mengutip Gadgets360 pada Kamis (29/6), Kepala Pengembang Carelogy Go Sakioka menyampaikan bahwa aplikasi “Cat Pain Detector" telah digunakan 43.000 pengguna sejak dirilis bulan lalu, sebagian besar di Jepang tetapi juga di Eropa dan Amerika Selatan.
Aplikasi ini adalah bagian dari rangkaian teknologi yang berkembang untuk pemilik hewan peliharaan yang peduli dengan kesejahteraan teman berbulu mereka, termasuk suasana hati dan pelacak rasa sakit serupa yang dibuat di Kanada dan Israel.
Baca juga: Kucing juga rentan sakit di musim pancaroba
Carelogy bekerjasama dengan College of Bioresource Sciences Nihon University mengumpulkan 6.000 foto kucing, di mana mereka dengan cermat mempelajari posisi telinga, hidung, kumis, dan kelopak mata hewan tersebut.
Mereka kemudian menggunakan sistem penilaian yang dirancang oleh University of Montreal untuk mengukur perbedaan kecil antara kucing sehat dan kucing yang menderita sakit karena penyakit yang sulit dikenali.
Selanjutnya, pengembang aplikasi memasukkan informasi ke dalam sistem deteksi AI, yang semakin menyempurnakan keterampilannya berkat sekitar 600.000 foto yang diunggah oleh pengguna, kata Sakioka.
Ia mengklaim aplikasi tersebut memiliki tingkat akurasi lebih dari 90 persen.
Baca juga: Tak sekadar tekan populasi, steril kucing baik untuk kesehatan
Menurut Japan Pet Food Association, 60 persen pemilik membawa kucingnya ke dokter hewan paling banyak setahun sekali.
"Kami ingin membantu pemilik kucing menilai dengan lebih mudah di rumah apakah akan menemui dokter hewan atau tidak," kata Sakioka.
"Cat Pain Detector" sudah digunakan oleh beberapa dokter hewan di Jepang yang sering disebut negeri Hello Kitty, di mana para turis berduyun-duyun ke kafe kucing dan beberapa pulau kecil dikuasai oleh kucing liar.
“Tapi sistem AI masih harus lebih tepat sebelum digunakan sebagai alat standar,” ujar Sakioka.