Program tol sungai harapan percepatan lonjakan perekonomian Kotim
Sampit (ANTARA) - Bupati Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah Halikinnor berharap program Tol Sungai Mentaya yang digagas pemerintahannya bisa terwujud karena diyakini akan membawa peningkatan signifikan pada perekonomian daerah dan masyarakat setempat.
"Saat ini saja daerah kita menjadi barometer pertumbuhan ekonomi dan pintu gerbang ekonomi Kalimantan Tengah, padahal pemanfaatan sungai masih terbatas. Kalau tol sungai terwujud, maka dampaknya akan sangat besar terhadap peningkatan perekonomian di daerah kita," kata Halikinnor di Sampit, Senin.
Sektor kepelabuhan berkontribusi cukup besar terhadap kegiatan ekonomi di Kotawaringin Timur. Barang dan jasa sangat tergantung pada transportasi sungai dan laut.
Kendala saat ini adalah pendangkalan di beberapa titik alur Sungai Mentaya. Akibatnya, lalu lintas kapal menuju dan bertolak dari Pelabuhan Sampit dan Pelabuhan Bagendang masih terbatas, yaitu hanya sekitar tujuh sampai delapan jam saat air sungai sedang pasang.
Kondisi ini diakui menjadi hambatan untuk pengembangan ekonomi di sektor kepelabuhan. Antrean kapal menyebabkan biaya tinggi, bahkan memicu lonjakan biaya jika terjadi penundaan keberangkatan kapal akibat terjebak alur sungai sedang surut.
Solusinya adalah pengerukan alur Mentaya supaya alur bisa dilewati 24 jam penuh. Dia berharap pengerukan bisa dilakukan tahun ini dan berharap dukungan Kementerian Perhubungan untuk mewujudkan program tol sungai ini.
"Kalau tol sungai berjalan, kita berharap jadi bisa mengekspor langsung. Saat ini ke Dumai dulu. Produk kita terbanyak di Kalteng. Kami berharap dunia usaha bersinergi dengan pemerintah daerah untuk mendukung ini sehingga perekonomian maju semakin pesat," kata Halikinnor.
Baca juga: Pemkab Kotim berharap perpanjangan landasan bandara Sampit terwujud tahun ini
Untuk merealisasikan program tol sungai ini, beberapa waktu lalu Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur menggandeng PT Kawan Selaras Sejahtera untuk mewujudkan program tol sungai dengan mengeruk alur baru di Sungai Mentaya yang diperkirakan menghabiskan dana sekitar Rp260 miliar.
Penandatanganan kerja sama sudah dilakukan oleh Bupati Halikinnor dengan Direktur Utama PT Kawan Selaras Sejahtera, Rudi Urip Santoso Basuki. Dalam kerja sama ini, pemerintah daerah diwakili PT Alur Mentaya Sejahtera yang merupakan anak perusahaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Habaring Hurung.
Kerja sama antara PT Kawan Selaras Sejahtera dengan pemerintah daerah ini yaitu untuk membuat alur baru sehingga tidak mengganggu alur lama. Bagi kapal kecil tetap bisa menggunakan alur lama.
Jika alur baru sudah dikeruk maka bisa digunakan penuh selama 24 jam dalam sehari. Selain itu kondisinya akan terus diawasi dan dilakukan pemeliharaan dengan langsung dikeruk jika terjadi pendangkalan.
Pengerukan alur Mentaya ini diharapkan akan membuat perekonomian Kabupaten Kotawaringin Timur semakin meningkat dengan signifikan. Distribusi barang maupun jasa akan semakin lancar dan biaya akan turun, sehingga harga kebutuhan pokok yang didatangkan dari Pulau Jawa menjadi lebih murah.
Selain itu, pemerintah daerah juga akan mendapat pemasukan dari kerja sama ini nantinya.
Direktur Utama PT Kawan Selaras Sejahtera, Rudi Urip Santoso Basuki mengatakan, pihaknya akan mengeruk alur baru dengan panjang 19 mil atau sekitar 27 kilometer. Jika sudah dikeruk maka alur baru tersebut bisa dilewati selama 24 jam penuh dalam sehari sehingga diharapkan dapat meningkatkan perekonomian.
Nilai investasi atau besar biaya yang dibutuhkan akan diketahui secara jelas melalui hasil "feasibility study" atau studi kelayakan. Namun pihak investor memperkirakan pengerukan tersebut akan menghabiskan biaya sekitar Rp260 miliar.
Baca juga: Bupati Kotim optimistis kinerja ekonomi 2024 lebih baik
Baca juga: Kotim kembali rebut puncak klasemen sementara Porprov XII Kalteng
Baca juga: Bupati Kotim perintahkan jajarannya pastikan warga gratis berobat
"Saat ini saja daerah kita menjadi barometer pertumbuhan ekonomi dan pintu gerbang ekonomi Kalimantan Tengah, padahal pemanfaatan sungai masih terbatas. Kalau tol sungai terwujud, maka dampaknya akan sangat besar terhadap peningkatan perekonomian di daerah kita," kata Halikinnor di Sampit, Senin.
Sektor kepelabuhan berkontribusi cukup besar terhadap kegiatan ekonomi di Kotawaringin Timur. Barang dan jasa sangat tergantung pada transportasi sungai dan laut.
Kendala saat ini adalah pendangkalan di beberapa titik alur Sungai Mentaya. Akibatnya, lalu lintas kapal menuju dan bertolak dari Pelabuhan Sampit dan Pelabuhan Bagendang masih terbatas, yaitu hanya sekitar tujuh sampai delapan jam saat air sungai sedang pasang.
Kondisi ini diakui menjadi hambatan untuk pengembangan ekonomi di sektor kepelabuhan. Antrean kapal menyebabkan biaya tinggi, bahkan memicu lonjakan biaya jika terjadi penundaan keberangkatan kapal akibat terjebak alur sungai sedang surut.
Solusinya adalah pengerukan alur Mentaya supaya alur bisa dilewati 24 jam penuh. Dia berharap pengerukan bisa dilakukan tahun ini dan berharap dukungan Kementerian Perhubungan untuk mewujudkan program tol sungai ini.
"Kalau tol sungai berjalan, kita berharap jadi bisa mengekspor langsung. Saat ini ke Dumai dulu. Produk kita terbanyak di Kalteng. Kami berharap dunia usaha bersinergi dengan pemerintah daerah untuk mendukung ini sehingga perekonomian maju semakin pesat," kata Halikinnor.
Baca juga: Pemkab Kotim berharap perpanjangan landasan bandara Sampit terwujud tahun ini
Untuk merealisasikan program tol sungai ini, beberapa waktu lalu Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur menggandeng PT Kawan Selaras Sejahtera untuk mewujudkan program tol sungai dengan mengeruk alur baru di Sungai Mentaya yang diperkirakan menghabiskan dana sekitar Rp260 miliar.
Penandatanganan kerja sama sudah dilakukan oleh Bupati Halikinnor dengan Direktur Utama PT Kawan Selaras Sejahtera, Rudi Urip Santoso Basuki. Dalam kerja sama ini, pemerintah daerah diwakili PT Alur Mentaya Sejahtera yang merupakan anak perusahaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Habaring Hurung.
Kerja sama antara PT Kawan Selaras Sejahtera dengan pemerintah daerah ini yaitu untuk membuat alur baru sehingga tidak mengganggu alur lama. Bagi kapal kecil tetap bisa menggunakan alur lama.
Jika alur baru sudah dikeruk maka bisa digunakan penuh selama 24 jam dalam sehari. Selain itu kondisinya akan terus diawasi dan dilakukan pemeliharaan dengan langsung dikeruk jika terjadi pendangkalan.
Pengerukan alur Mentaya ini diharapkan akan membuat perekonomian Kabupaten Kotawaringin Timur semakin meningkat dengan signifikan. Distribusi barang maupun jasa akan semakin lancar dan biaya akan turun, sehingga harga kebutuhan pokok yang didatangkan dari Pulau Jawa menjadi lebih murah.
Selain itu, pemerintah daerah juga akan mendapat pemasukan dari kerja sama ini nantinya.
Direktur Utama PT Kawan Selaras Sejahtera, Rudi Urip Santoso Basuki mengatakan, pihaknya akan mengeruk alur baru dengan panjang 19 mil atau sekitar 27 kilometer. Jika sudah dikeruk maka alur baru tersebut bisa dilewati selama 24 jam penuh dalam sehari sehingga diharapkan dapat meningkatkan perekonomian.
Nilai investasi atau besar biaya yang dibutuhkan akan diketahui secara jelas melalui hasil "feasibility study" atau studi kelayakan. Namun pihak investor memperkirakan pengerukan tersebut akan menghabiskan biaya sekitar Rp260 miliar.
Baca juga: Bupati Kotim optimistis kinerja ekonomi 2024 lebih baik
Baca juga: Kotim kembali rebut puncak klasemen sementara Porprov XII Kalteng
Baca juga: Bupati Kotim perintahkan jajarannya pastikan warga gratis berobat