Jakarta (ANTARA) - Volkswagen belum membuat keputusan terkait produksi mobil listrik seharga 20.000 euro (sekitar Rp336 juta), tetapi CEO Oliver Blume yakin bahwa perusahaan dapat mencapainya pada paruh kedua dekade ini, ucapnya dalam sebuah konferensi pada Rabu (15/11).
Blume menyatakan bahwa kunci utama untuk menurunkan harga mobil listrik adalah mengurangi biaya baterai, merujuk pada rencana perusahaan untuk memproduksi sel baterai yang seragam yang diklaim dapat mengurangi biaya baterai menjadi separuhnya.
Volkswagen merincikan detail pada bulan Maret mengenai mobil listrik dengan harga 25.000 euro (sekitar Rp421 juta) yang sedang dikembangkan, akan diluncurkan pada tahun 2025 dengan jangkauan 450 km dan pengisian baterai dari 10 persen hingga 80 persen dalam waktu sekitar 20 menit.
Baca juga: Volkswagen bermitra dengan Pon Holdings produksi sepeda listrik
Perusahaan saat itu menyebutkan bahwa mereka sedang mengerjakan kendaraan seharga 20.000 euro, tetapi tidak memberikan informasi lebih lanjut.
"Kami memiliki tanggung jawab untuk membawa produk yang tepat dengan harga yang tepat ke pasar," ujar Blume.
"Setelah pengguna awal dijangkau dengan mobil listrik, sekarang kita perlu meyakinkan konsumen terhadap teknologi ini, yang tidak memiliki kesempatan untuk menginstal stasiun pengisian di rumah," katanya.
Blume juga menyatakan bahwa tekanan inflasi, kurangnya infrastruktur pengisian, dan penghapusan subsidi juga menghambat permintaan mobil listrik. Demikian disiarkan Reuters, Rabu (15/11) waktu setempat.